Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teknologi Pendinginan Bisa Cegah 2 Miliar Ton Emisi Akibat Food Loss

Kompas.com - 07/09/2024, 23:00 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Studi baru mengungkapkan pengaplikasian teknologi pendinginan saat makanan berpindah dari satu bagian rantai pasokan ke yang lainnya dapat memangkas hampir dua miliar ton emisi gas rumah kaca setiap tahun akibat food loss.

Food loss mengacu pada sampah makanan yang berasal dari bahan pangan termasuk sayuran yang membusuk di ladang sebelum dipetik, tanaman yang terserang penyakit, dan daging yang rusak selama di perjalanan.

Seperti dikutip dari Eco Business, Sabtu (7/9/2024) sekitar sepertiga dari semua makanan yang diproduksi tersebut pada akhirnya terbuang sia-sia. Dan saat makanan membusuk, itu berkontribusi dalam menghasilkan gas rumah kaca yang menghangatkan iklim.

Mirisnya, menurut penelitian yang dipublikasikan di Environment Research Letters, rantai pasokan makanan yang suhunya tidak terkontrol dengan baik dapat menyebabkan hingga 620 juta ton kehilangan makanan setiap tahun.

Baca juga: Taylor Swift Beli Kredit Karbon untuk Imbangi Emisi CO2 dari Jet Pribadinya

Hal tersebut kemudian dapat mengakibatkan lebih dari 1,8 miliar ton emisi setara CO2 (GtCO2e).

Namun, penelitian menyebutkan bahwa pemakaian teknologi pendingin makanan saat makanan diproses dan diangkut dapat mengurangi lebih dari separuh emisi akibat sampah makanan di Asia Selatan dan Tenggara.

Selain itu, penelitian tersebut menemukan bahwa memperpendek rantai pasokan makanan dapat secara signifikan mengurangi emisi dan food loss di seluruh dunia.

Di samping manfaat pemakaian teknologi pendinginan, studi ini menemukan pula memasok makanan secara lokal dapat mengurangi food loss.

Memperkirakan Food Loss

Dalam studi ini peneliti mengembangkan sebuah model untuk melihat apakah akses yang konsisten terhadap teknologi pendinginan makanan dapat memengaruhi food loss dan emisi gas rumah kaca.

Mereka menggunakan tujuh kelompok pangan, yaitu makanan laut, buah dan sayur; biji minyak dan kacang-kacangan, tanaman umbi-umbian, daging, susu dan sereal.

Studi ini hanya fokus pada food loss antara masa panen dan saat mencapai rak supermarket.

Hasilnya, peneliti melihat food loss bisa berkurang saat menggunakan pendingin makanan di seluruh rantai pasokan pangan.

Peneliti juga memaparkan food loss dan emisi gas rumah kaca bisa berkurang besar di Asia Selatan dan Tenggara jika memanfaatkan teknologi pendingin makanan.

Bahkan, teknologi pendinginan yang lebih baik dapat menghemat lebih dari 100 juta ton buah dan sayur setiap tahun di Asia Selatan dan Tenggara.

Baca juga: Model Community-Supported Agriculture, Solusi Food Loss and Waste

Hal tersebut juga dapat mengurangi food loss secara keseluruhan di wilayah tersebut hingga 45 persen dan lebih dari separuh emisi terkait.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Tonga Akui Paus sebagai Mahluk Berakal dan Punya Kehendak Bebas
Tonga Akui Paus sebagai Mahluk Berakal dan Punya Kehendak Bebas
Pemerintah
Bagaimana Agar Pabrik Tahu Tak Pakai Plastik untuk Bahan Bakar?
Bagaimana Agar Pabrik Tahu Tak Pakai Plastik untuk Bahan Bakar?
LSM/Figur
300 GW Energi Bersih Didapat jika Ubah Lahan Tambang Jadi PLTS, 59 GW dari Indonesia
300 GW Energi Bersih Didapat jika Ubah Lahan Tambang Jadi PLTS, 59 GW dari Indonesia
LSM/Figur
Ancaman Baru Krisis Iklim, Tingkatkan Gangguan Pernapasan Kala Tidur
Ancaman Baru Krisis Iklim, Tingkatkan Gangguan Pernapasan Kala Tidur
LSM/Figur
Menteri LH Desak Pembenahan Lingkungan di Kawasan Industri Pulogadung
Menteri LH Desak Pembenahan Lingkungan di Kawasan Industri Pulogadung
Pemerintah
Cabai Palurah dari IPB, Solusi Pedas Berkelanjutan untuk Dapur dan Industri
Cabai Palurah dari IPB, Solusi Pedas Berkelanjutan untuk Dapur dan Industri
LSM/Figur
Produksi Hidrogen Lepas Pantai Tingkatkan Suhu Lokal, Perlu Mitigasi
Produksi Hidrogen Lepas Pantai Tingkatkan Suhu Lokal, Perlu Mitigasi
Pemerintah
Tanam 1.035 Pohon, Kemenhut Kompensasi Jejak Karbon Institusi
Tanam 1.035 Pohon, Kemenhut Kompensasi Jejak Karbon Institusi
Pemerintah
Valuasi Ekonomi Tunjukkan Raja Ampat Lebih Kaya dari Hasil Tambangnya
Valuasi Ekonomi Tunjukkan Raja Ampat Lebih Kaya dari Hasil Tambangnya
LSM/Figur
Murah tapi Mematikan: Pembakaran Plastik Tanpa Kontrol Hasilkan Dioksin dan Furan
Murah tapi Mematikan: Pembakaran Plastik Tanpa Kontrol Hasilkan Dioksin dan Furan
Pemerintah
Driver Ojol Mitra UMKM Grab Akan Dapat Insentif BBM dan KUR
Driver Ojol Mitra UMKM Grab Akan Dapat Insentif BBM dan KUR
Pemerintah
Menhut: Target NDC Perlu Realistis, Ambisius tetapi Tak Tercapai Malah Rugikan Indonesia
Menhut: Target NDC Perlu Realistis, Ambisius tetapi Tak Tercapai Malah Rugikan Indonesia
Pemerintah
Populasi Penguin Kaisar Turun 22 Persen dalam 15 Tahun, Lebih Buruk dari Prediksi
Populasi Penguin Kaisar Turun 22 Persen dalam 15 Tahun, Lebih Buruk dari Prediksi
LSM/Figur
Pembukaan Lahan dan Pembangunan Sebabkan Buaya Muncul ke Permukiman
Pembukaan Lahan dan Pembangunan Sebabkan Buaya Muncul ke Permukiman
Pemerintah
Grab Rekrut Ribuan Driver Ojol untuk Sekaligus Jadi Mitra UMKM
Grab Rekrut Ribuan Driver Ojol untuk Sekaligus Jadi Mitra UMKM
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau