KOMPAS.com - Banyak pelajar sekolah mengaku membutuhkan green skills alias keahlian hijau untuk menyongsong green jobs alias pekerjaan hijau di masa mendatang.
Para siswa juga bersemangat melakukan sesuatu dan beraksi untuk mengatasi krisis iklim.
Akan tetapi, mereka merasa kesulitan mengakses pelatihan serta terbatas dalam hal pengetahuan dan keterampilan untuk bertindak melawan krisis iklim.
Baca juga: Kinerja Hijau dan Implementasi Green Leadership
Temuan tersebut mengemuka dalam laporan terbaru yang dirilis Bank Dunia yang menyurvei pelajar pelajar di 96 negara pada Rabu (4/9/2024).
Sekitar 65 persen siswa yang disurvei percaya, masa depan mereka dipertaruhkan jika mereka tidak mengembangkan keterampilan hijau.
Di sisi lain, 60 persen mengatakan mereka tidak mendapatkan cukup pembelajaran tentang perubahan iklim di sekolah.
Banyak pelajar, yakni 73 persen, juga percaya bahwa mereka tidak bisa mendapatkan pekerjaan ramah lingkungan tanpa keterampilan sains, teknologi, teknik, dan matematika atau science, technology, engineering, dan maths (STEM).
Baca juga: Konversi Motor Listrik Tingkatkan Pergerakan Ekonomi dan Green Jobs
Padahal, keterampilan hijau sangatlah luas dan tidak terbatas hanya pada STEM saja. Green skills juga mencakup keterampilan non-teknis, sosial-emosional, dan lintas sektor juga termasuk di dalamnya.
Bahkan, pekerjaan dan sektor apa pun dapat menjadi lebih ramah lingkungan dengan keterampilan yang tepat.
Keterampilan hijau tersebut juga tidak hanya untuk green jobs, tetapi juga untuk melengkapi pekerjaan yang sudah ada.
Analisis Bank Dunia juga menunjukkan keterampilan ramah lingkungan dibutuhkan di hampir semua tingkatan di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Baca juga: Maybank Indonesia Targetkan Penyaluran Green Financing Rp 3 Triliun
Bank Dunia menyebutkan, pendidikan mempunyai peran penting untuk menularkan keterampilan hijau dan menyadarkan generasi muda mengenai krisis iklim.
Dengan demikian, pendidikan dapat dapat memberdayakan kaum muda dengan keterampilan ramah lingkungan untuk pekerjaan baru.
Selain itu, pendidikan juga dapat menambah keterampilan untuk pekerjaan yang sudah ada.
Pemerintah dapat mengambil berbagai upaya untuk memanfaatkan sektor pendidikan dan pembelajaran untuk aksi iklim.
Contohnya meningkatkan keterampilan dasar dan STEM, mengarusutamakan pendidikan iklim, serta mengembangkan kapasitas guru.
Pemerintah juga dapat memprioritaskan keterampilan dan inovasi hijau dalam pendidikan tinggi untuk membantu mempercepat peralihan ke praktik yang lebih berkelanjutan.
Baca juga: Pendidikan Tinggi Bisa Bantu Jembatani Kesenjangan Green Jobs
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya