Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belahan Bumi Utara Alami Musim Panas Terpanas Sepanjang Sejarah

Kompas.com - 08/09/2024, 17:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Belahan Bumi utara mengalami musim panas paling panas sepanjang sejarah sejak pencatatan dilakukan menurut pengamantan terbaru layanan pemantau perubahan iklim bentukan Uni Eropa, Copernicus Climate Change Service (C3S).

Musim panas di belahan Bumi utara berlangsung selama tiga bulan, antara Juni hingga Agustus. Pada Juni, suhu rata-rata Bumi naik 1,5 derajat celsius dibandingkan masa praindustri.

Sedangkan pada Juli, suhu rata-ratanya lebih tinggi 1,48 derajat celsius daripada masa praindustri. Ketika Agustus, temperaturnya 1,51 derajat celsius lebih panas daripada rata-rata masa praindustri.

Baca juga: Badan Atmosfer AS: Bulan Lalu Jadi Juli Terpanas yang Pernah Tercatat

Selama musim panas kemarin, belahan Bumi utara mengalami serentetan kejadian ekstrem seperti panas ekstrem, kebakaran hebat, dan berbagai peristiwa ekstrem lainnya.

Dilansir dari Axios, Sabtu (7/9/2024), Eropa menjadi wilayah yang paling terdampak dari musim panas terpanas ini.

Berbagai peristiwa yang dipicu panas berulangkali memengarungi berbagai negara di Eropa seperti Yunani, Italia, dan Spanyol, bersama dengan kebakaran hutan.

Selama musim panas kemarin, kebakaran hutan beberapa kali melanda ibu kota Yunani, Athena, dan para turis tersiksa oleh panas yang menyengat.

Di Longyearbyen, Norwegia, Agustus menjadi terpanas yang pernah tercatat, memecahkan rekor sebelumnya, dengan suhu rata-rata 11 derajat celsius.

Baca juga: Pecahkan Rekor Lagi, Bumi Alami 3 Hari Terpanas Sepanjang Sejarah

Sementara itu, Jepang mengalami beberapa suhu terpanas yang pernah tercatat selama akhir musim panas. Meksiko juga mengalami gelombang panas yang memecahkan rekor dan berlangsung lama.

Wakil Direktur C3S Samantha Burgess mengatakan, selama tiga bulan terakhir, dunia mencatat bulan Juni dan Agustus terpanas sepanjang sejarah.

Selain itu, pada Juli dunia juga menyaksikan rekor suhu rata-rata dunia yang dipecahkan hanya dalam tiga hari.

Tiga hari terpanas secara berturut-turut jatuh pada Minggu, Senin, dan Selasa (21-23/7/2024), menurut data C3S.

Pada Minggu 21 Juli 2024, rata-rata suhu Bumi mencapai 17,09 derajat celsius. Pada Senin 22 Juli 2024, temperatur rata-rata Bumi tembus 17,16 derajat celsius alias menjadi yang terpanas.

Baca juga: Minggu 21 Juli 2024 Dinobatkan Jadi Hari Terpanas Sepanjang Sejarah

Sedangkan pada Selasa, suhu rata-rata Bumi sedikit lebih rendah dibandingkan hari sebelumnya yakni 17,15 derajat celsius.

Tingginya rata-rata suhu Bumi selama tiga hari tersebut melampaui rekor hari terpanas sebelumnya yakni pada 6 Juli 2023 dengan rata-rata suhu 17,09 derajat celsius.

"Peristiwa ekstrem terkait suhu yang terjadi pada musim panas ini akan semakin intens, dengan konsekuensi yang lebih dahsyat bagi manusia dan planet ini kecuali kita mengambil tindakan segera untuk mengurangi emisi gas rumah kaca," kata Burgess.

C3S kini memproyeksikan,  tahun 2024 akan melampaui tahun 2023 sebagai tahun terpanas di dunia yang pernah tercatat.

13 dari 14 bulan terakhir, dunia juga menyaksikan suhu permukaan rata-rata global yang melampaui 1,5 derajat celsius di atas masa praindustri.

Baca juga: 10 Kota Terpanas di Indonesia Hari Ini, Banda Aceh 36,3 Derajat Celsius

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Masuk 500 Besar Perusahaan Terbaik Versi TIME, Intip Strategi ESG Astra

Masuk 500 Besar Perusahaan Terbaik Versi TIME, Intip Strategi ESG Astra

Swasta
Wanagama Nusantara Jadi Pusat Edukasi dan Konservasi Lingkungan di IKN

Wanagama Nusantara Jadi Pusat Edukasi dan Konservasi Lingkungan di IKN

Pemerintah
20 Perusahaan Global Paling 'Sustain' Versi Majalah TIME, Siapa 20 Teratas?

20 Perusahaan Global Paling "Sustain" Versi Majalah TIME, Siapa 20 Teratas?

Swasta
Tanpa Turunnya Emisi, Populasi Dunia Hadapi Ancaman Cuaca Ekstrem

Tanpa Turunnya Emisi, Populasi Dunia Hadapi Ancaman Cuaca Ekstrem

LSM/Figur
Kerajinan Lontar Olahan Perempuan NTT Diakui di Kancah Global

Kerajinan Lontar Olahan Perempuan NTT Diakui di Kancah Global

LSM/Figur
Partisipasi dalam “Ayo Sehat Festival 2024”, Roche Indonesia Dorong Akses Pemeriksaan Diabetes Sejak Dini

Partisipasi dalam “Ayo Sehat Festival 2024”, Roche Indonesia Dorong Akses Pemeriksaan Diabetes Sejak Dini

Swasta
Penyaluran Pembiayaan Berkelanjutan Capai Rp 1.959 Triliun pada 2023

Penyaluran Pembiayaan Berkelanjutan Capai Rp 1.959 Triliun pada 2023

Pemerintah
Terobosan, Jet Tempur Inggris Pakai Bahan Bakar Berkelanjutan

Terobosan, Jet Tempur Inggris Pakai Bahan Bakar Berkelanjutan

Pemerintah
Pemenang SDG Pioneers 2024 dari Afrika: Kevin Getobai, Usung Peternakan Berkelanjutan

Pemenang SDG Pioneers 2024 dari Afrika: Kevin Getobai, Usung Peternakan Berkelanjutan

LSM/Figur
Den Haag Jadi Kota Pertama di Dunia yang Larang Iklan Energi Fosil

Den Haag Jadi Kota Pertama di Dunia yang Larang Iklan Energi Fosil

Pemerintah
 PUBG Mobile Ajak Jutaan Pemain Ikut Jaga Kelestarian Lingkungan lewat Kampanye Play For Green

PUBG Mobile Ajak Jutaan Pemain Ikut Jaga Kelestarian Lingkungan lewat Kampanye Play For Green

Swasta
Kontribusi Pembangunan Berkelanjutan, 12 Tokoh Bisnis Dunia Sabet SDG Pioneer 2024

Kontribusi Pembangunan Berkelanjutan, 12 Tokoh Bisnis Dunia Sabet SDG Pioneer 2024

Swasta
5 Perusahaan Indonesia Masuk 1.000 Terbaik Dunia Versi Majalah TIME, Ini Daftarnya

5 Perusahaan Indonesia Masuk 1.000 Terbaik Dunia Versi Majalah TIME, Ini Daftarnya

Swasta
Integrasi Kecerdasan Buatan, PLN NP Optimalkan Pembangkit EBT

Integrasi Kecerdasan Buatan, PLN NP Optimalkan Pembangkit EBT

BUMN
Separuh Penduduk Dunia Tak Punya Perlindungan Sosial di Tengah Krisis Iklim

Separuh Penduduk Dunia Tak Punya Perlindungan Sosial di Tengah Krisis Iklim

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau