Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akses Listrik ke Desa Kecil Diklaim Tidak Bisa Kurangi Kemiskinan

Kompas.com - 12/09/2024, 20:33 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Hampir 800 juta orang di dunia tidak memiliki akses listrik komersial. Padahal akses terhadap listrik ini begitu krusial karena disebut dapat mengurangi kemiskinan dan meningkatkan taraf hidup.

Sebagai informasi, memperluas infrastruktur energi untuk semua orang di planet ini pada tahun 2030 merupakan salah satu dari 17 tujuan pembangunan berkelanjutan global yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Namun, studi mengenai akses listrik untuk masyarakat ini tidak selalu berkorelasi positif terhadap PDB yang lebih tinggi.

Baca juga: Meta Manfaatkan Panas Bumi untuk Suplai Listrik Pusat Data

Seperti dikutip dari Phys, Kamis (12/9/2024) studi yang dipublikasikan di Journal of Political Economy ini menyebut ukuran desa menentukan manfaat elektrifikasi.

Elektrifikasi akan memberikan manfaat pada desa-desa dengan populasi lebih dari 2.000 orang, tetapi tidak ada manfaat di desa-desa dengan populasi 300 orang atau kurang.

"Ini merupakan investasi yang sangat besar, miliaran dolar per tahun bagi pemerintah untuk terus membangun jaringan listrik. Pertanyaan yang kami ajukan dalam studi apakah investasi itu akan mengeluarkan orang dari kemiskinan? Sepertinya jawabannya adalah tidak, setidaknya di desa-desa kecil," kata Louis Preonas, ekonom energi dan lingkungan di Departemen Ekonomi Pertanian dan Sumber Daya di Universitas Maryland dan salah satu penulis studi tersebut.

Elektrifikasi di Perdesaan

Untuk memahami manfaat elektrifikasi di daerah perdesaan, Preonas memanfaatkan data dari program elektrifikasi nasional besar-besaran pemerintah India yang berjudul Rajiv Gandhi Grameen Vidyutikaran Yojana (RGGVY).

Program ini menghubungkan 17,5 juta rumah tangga, kira-kira 1 dari 5 rumah tangga pedesaan yang sebelumnya tidak memiliki listrik, antara tahun 2005 dan 2011.

Baca juga: Regulasi dan Pendanaan Jadi Tantangan Transisi Energi di Sektor Tenaga Listrik

Dengan menggunakan data konsumsi listrik rumah tangga sebelum dan sesudah elektrifikasi, Preonas dan rekannya, Fiona Burlig dari Universitas Chicago, memperkirakan dampak dari menghubungkan setiap rumah di pedesaan India ke jaringan listrik.

Mereka juga menganalisis data sensus dan data survei rumah tangga dari ribuan desa di ratusan distrik di seluruh India, membandingkan hal-hal seperti pengeluaran rumah tangga, kehadiran di sekolah, pekerjaan baru, dan pertumbuhan usaha mikro sebelum dan sesudah elektrifikasi.

"Ketika kami melihat data tersebut, yang juga menonjol adalah orang-orang memulai usaha mikro di desa-desa besar. Anda dapat membayangkan bahwa untuk dapat memulai usaha mikro, sangat bergantung pada ketersediaan listrik," kata Preonas.

Baca juga: Menengok Keberhasilan Norwegia Dorong Adopsi Kendaraan Listrik

Penting untuk dicatat bahwa di desa kecil seperti itu, orang-orang yang tidak memiliki akses ke jaringan listrik akan memperoleh daya yang terbatas melalui generator.

Ini bisa jadi alasan mengapa terhubung ke jaringan listrik tidak meningkatkan jumlah usaha mikro atau menghasilkan peningkatan pengeluaran rumah tangga.

Preonas menambahkan bahwa di desa-desa kecil, koneksi ke jaringan listrik dapat memberikan peningkatan kualitas hidup lain yang kurang mudah diukur dari sudut pandang penduduk desa.

"Namun sebagai strategi pengentasan kemiskinan, koneksi ke jaringan listrik tidak memberikan keuntungan atas investasi pemerintah yang sangat signifikan," tambahnya.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hutan Kota Bantu Kurangi Risiko Kesehatan akibat Panas Ekstrem

Hutan Kota Bantu Kurangi Risiko Kesehatan akibat Panas Ekstrem

Pemerintah
Kisah Mennatullah AbdelGawad yang Integrasikan Pembangunan Berkelanjutan ke Sektor Konstruksi

Kisah Mennatullah AbdelGawad yang Integrasikan Pembangunan Berkelanjutan ke Sektor Konstruksi

Swasta
Kemiskinan Naik di Daerah Tambang, Pertumbuhan Ekonomi Hanya di Atas Kertas

Kemiskinan Naik di Daerah Tambang, Pertumbuhan Ekonomi Hanya di Atas Kertas

LSM/Figur
Ilmuwan Temukan Cara Manfaatkan Ampas Kopi untuk Beton

Ilmuwan Temukan Cara Manfaatkan Ampas Kopi untuk Beton

LSM/Figur
Cegah Kerusakan Hutan Perlu Perlindungan Sosial Berbasis Masyarakat

Cegah Kerusakan Hutan Perlu Perlindungan Sosial Berbasis Masyarakat

LSM/Figur
Kabar Baik, WMO Prediksi Lapisan Ozon Bisa Pulih Sepenuhnya

Kabar Baik, WMO Prediksi Lapisan Ozon Bisa Pulih Sepenuhnya

LSM/Figur
Adaro Masuk Daftar TIME World’s Best Companies 2024, Apa Strateginya?

Adaro Masuk Daftar TIME World’s Best Companies 2024, Apa Strateginya?

Swasta
Konvensi Panas Bumi IIGCE Berpotensi Hadirkan Investasi Rp 57,02 Triliun

Konvensi Panas Bumi IIGCE Berpotensi Hadirkan Investasi Rp 57,02 Triliun

Swasta
AI Bisa Tekan Emisi Karbon dan Tingkatkan Keuntungan Perusahaan, Bagaimana Caranya?

AI Bisa Tekan Emisi Karbon dan Tingkatkan Keuntungan Perusahaan, Bagaimana Caranya?

Swasta
Indonesia Turunkan Perusak Ozon HCFC 55 Persen Tahun 2023

Indonesia Turunkan Perusak Ozon HCFC 55 Persen Tahun 2023

Pemerintah
Masuk 500 Besar Perusahaan Terbaik Versi TIME, Intip Strategi ESG Astra

Masuk 500 Besar Perusahaan Terbaik Versi TIME, Intip Strategi ESG Astra

Swasta
Wanagama Nusantara Jadi Pusat Edukasi dan Konservasi Lingkungan di IKN

Wanagama Nusantara Jadi Pusat Edukasi dan Konservasi Lingkungan di IKN

Pemerintah
20 Perusahaan Global Paling 'Sustain' Versi Majalah TIME, Siapa 20 Teratas?

20 Perusahaan Global Paling "Sustain" Versi Majalah TIME, Siapa 20 Teratas?

Swasta
Tanpa Turunnya Emisi, Populasi Dunia Hadapi Ancaman Cuaca Ekstrem

Tanpa Turunnya Emisi, Populasi Dunia Hadapi Ancaman Cuaca Ekstrem

LSM/Figur
Kerajinan Lontar Olahan Perempuan NTT Diakui di Kancah Global

Kerajinan Lontar Olahan Perempuan NTT Diakui di Kancah Global

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau