Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesan Jaga Lingkungan untuk Para Anak Muda

Kompas.com - 20/09/2024, 16:55 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

DENPASAR, KOMPAS.com - Generasi muda punya peranan vital untuk menjaga lingkungan. Setiap langkah yang dilakukan meskipun kecil, pasti akan berdampak untuk keberlanjutan alam.

Populasi Indonesia saat ini didominasi oleh generasi Z. Data Badan Pusat Statistik mencatat Generasi Z yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012 mendominasi dengan jumlah sekitar 74,93 juta jiwa, atau 27,94 persen populasi.

Generasi ini masih berada dalam usia muda hingga remaja awal. Sementara itu, generasi milenial sebagai kelompok yang lahir antara tahun 1981 hingga 1996, menyusul dengan jumlah sekitar 69,38 juta jiwa. Milenial menjadi penduduk dominan urutan kedua dengan presentase 25,87 persen.

Dominasi usia muda pun menumbuhkan harapan yang lebih baik untuk Indonesia. Tak terkecuali untuk lingkungan.

Baca juga: Jalankan Program Pelestarian Lingkungan, Djarum Foundation Libatkan 10.500 Mahasiswa

Program Officer Bakti Lingkungan Djarum Foundation, Ira Ratnati mengatakan, pihaknya ingin generasi muda termasuk mahasiswa menjadi agen of change untuk pelestarian lingkungan. Menurutnya, para anak muda punya kelebihan yakni salah satunya tentang kesadaran tentang lingkungan.

"Semoga bisa tetap hidup yang bisa berdampingan dengan lingkungan. Dan sekecil apapun hal yang kita lakukan untuk lingkungan pasti berdampak," ujar Ira saat ditemui di sela-sela acara Kopi Sadar Lingkungan (Kopdarling) di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai, Denpasar, Bali pada Kamis (19/9/2024) siang.

Program Officer Bakti Lingkungan Djarum Foundation, Ira Ratnati saat ditemui di sela-sela acara Kopi Sadar Lingkungan (Kopdarling) di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai, Denpasar, Bali pada Kamis (19/9/2024).KOMPAS.com/WAHYU ADITYO PRODJO Program Officer Bakti Lingkungan Djarum Foundation, Ira Ratnati saat ditemui di sela-sela acara Kopi Sadar Lingkungan (Kopdarling) di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai, Denpasar, Bali pada Kamis (19/9/2024).
Menurutnya, banyak langkah pelestarian yang bisa dimulai anak muda seperti tak membuang sampah sembarangan. Ira menilai, gerakan tak membuang sampah sembarangan bisa digalakkan oleh anak-anak muda.

"Karena di kota besar, bahkan kayak di Jakarta saja orang masih buang sampah tuh kayak, yaudah itu bukan urusan gue. Ada tukang orang lain, ada dinas kebersihan. Padahal kan itu sebenernya tanggung jawab kita," tambah Ira.

Dari sana, anak-anak muda bisa mengajak keluarga, saudara, dan teman-temannya untuk menjaga lingkungan. Kesadaran untuk dekat dan menjaga lingkungan, lanjutnya, perlu ditingkatkan.

"Karena kan sebenarnya lingkungan itu harus dekat dengan kita. Apapun kemajuan, kalau lingkungannya rusak kita juga bisa apa. Kadang itu yang orang lupa," kata Ira.

Baca juga: 45 Tahun, Bakti Lingkungan Djarum Foundation Tanam 2,3 Juta Pohon

Di sisi lain, musisi band rock asal Pulau Dewata Bali, Navicula sekaligus aktivis lingkungan, Gede Robi Supriyanto alias Robi (45), mengatakan anak muda sebenarnya adalah generasi yang akan merasakan dampak kekacauan-kekacauan dan bencana-bencana dari generasi saat ini dan sebelumnya.

Generasi muda, lanjut Robi, nantinya akan merasakan situasi yang sulit jika lingkungan terus rusak.

"Jadi mau tidak mau, aku pikir seharusnya yang paling khawatir dan take action (jaga lingkungan) itu anak muda," ujar Robi saat ditemui di kesempatan yang sama.

Musisi band rock asal Pulau Dewata Bali, Navicula sekaligus aktivis lingkungan, Gede Robi Supriyanto alias Robi (45) saat ditemui di sela-sela acara Kopi Sadar Lingkungan (Kopdarling) di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai, Denpasar, Bali pada Kamis (19/9/2024).KOMPAS.com/WAHYU ADITYO PRODJO Musisi band rock asal Pulau Dewata Bali, Navicula sekaligus aktivis lingkungan, Gede Robi Supriyanto alias Robi (45) saat ditemui di sela-sela acara Kopi Sadar Lingkungan (Kopdarling) di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai, Denpasar, Bali pada Kamis (19/9/2024).
Anak-anak muda juga, lanjut Robi perlu meningkatkan melek politik seperti memilih pemimpin yang pro terhadap pelestarian lingkungan. Robi mengatakan, pengambil kebijakan yakni pemerintah itu yang seharusnya aktif menjaga lingkungan.

"Peran anak muda di sini yang secara tidak langsung menentukan adalah 55 persen pemilih pemerintah kita adalah anak muda. Seharusnya mereka memilih yang bisa melindungi masa depan mereka. Maksudnya, memilih pemimpin yang pro kepada lingkungan, tak merusak lingkungan," tambah Robi.

Baca juga: Konsisten Hijaukan Bumi, Djarum Tanam 47.845 Bibit Pohon di Lereng Gunung Muria

Selain itu, kata Robi, generasi muda perlu meningkatkan pemahaman tentang pelestarian lingkungan. Kemudian, kepedulian terhadap lingkungan juga perlu diasah.

"Kalau sudah jadi pintar dan peduli, pasti pilihan-pilihan hidup apapun yang mereka lakukan pasti yang akan jadi kondisi ideal. Mau jadi apapun tidak akan merusak lingkungan. Mencari kemakmuran, arah pertumbuhan ekonomi yang tak merusak lingkungan. Kalau mau jadi pengusaha, pengusaha yang tak merusak lingkungan," kata Robi.

"Kalau mereka mau jadi pemerintah, pemerintah yang tak membabat hutan dan tak mengotori lautan," pungkas Robi.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

China Berencana Bangun PLTS di Luar Angkasa, Bisa Terus Panen Energi Matahari

China Berencana Bangun PLTS di Luar Angkasa, Bisa Terus Panen Energi Matahari

Pemerintah
AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

Pemerintah
LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

Pemerintah
Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Pemerintah
Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

LSM/Figur
Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

LSM/Figur
Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

LSM/Figur
Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Pemerintah
Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

LSM/Figur
Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

LSM/Figur
3 Akibat dari Perayaan Lebaran yang Tidak Ramah Lingkungan

3 Akibat dari Perayaan Lebaran yang Tidak Ramah Lingkungan

LSM/Figur
1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

LSM/Figur
Semakin Ditunda, Ongkos Atasi Krisis Iklim Semakin Besar

Semakin Ditunda, Ongkos Atasi Krisis Iklim Semakin Besar

LSM/Figur
Harus 'Segmented', Kunci Bisnis Sewa Pakaian untuk Dukung Lingkungan

Harus "Segmented", Kunci Bisnis Sewa Pakaian untuk Dukung Lingkungan

Swasta
ING Jadi Bank Global Pertama dengan Target Iklim yang Divalidasi SBTi

ING Jadi Bank Global Pertama dengan Target Iklim yang Divalidasi SBTi

Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau