Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Permintaan Listrik Naik 4 Kali Tahun 2050, Indonesia Butuh Penetrasi Energi Surya dan Angin

Kompas.com - 23/09/2024, 17:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Konsumsi energi listrik nasional pada 2030 diperkirakan meningkat sampai 1,4 kali lipat bila dibandingkan tahun 2022.

Di tahun-tahun mendatang, permintaan listrik juga akan terus meningkat hingga 3,2 lipat pada 2040 dan 4,5 lipat pada 2050.

Untuk mencukupi kebutuhan listrik, Indonesia didorong mengejar penetrasi energi surya dan angin sambil mempensiunkan pembangkit listrik dari bahan bakar fosil.

Baca juga: 15 Juta Mobil Listrik Ditarget Mengaspal Tahun 2030

Hal tersebut tertuang dalam laporan terbaru lembaga think tank Climate Analytics berjudul Setting 1.5°C compatible wind and solar targets: Guidance for key countries.

Dalam laporan tersebut, Indonesia dapat memaksimalkan energi surya dan angin karena potensinya yang sangat melimpah.

Agar Indonesia dapat memenuhi pertumbuhan permintaan listrik sambil beralih dari bahan bakar fosil, dibutuhkan 77 gigawatt (GW) pembangkit listrik tenaga surya dan 29 GW pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) pada 2030.

Pada tahun 2050, Indonesia juga dapat bergantung terhadap energi surya dan angin dengan proporsi dua per tiga dari bauran energi listrik yang ada.

Baca juga: Lazada Indonesia Mulai Manfaatkan PLTS untuk Suplai Listrik di Gudang Utama

Pemanfaatan PLTS dan PLTB tersebut diperlukan agar Indonesia sejalan dengan Perjainjain Paris untuk mencegah suhu Bumi naik 1,5 derajat celsius.

Di sisi lain, kapasitas terpasang PLTS dan PLTB di Indonesia pada 2022 masih sangat rendah.

Climate Analytics mencatat, Indonesia hanya memiliki 0,3 GW kapasitas terpasang PLTS dan 0,15 GW kapasitas terpasang PLTB.

Baca juga: Stasiun Pengisian Daya Kendaraan Listrik Berpotensi Tingkatkan Bisnis Lokal

Pada 2022, 80 persen produksi listrik Indonesia bersumber dari bahan bakar fosil.

Di bawah kemitraan Just Energy Transition Partnership (JETP), Indonesia menargetkan kapasitas terpasang pembangkit energi terbarukan mencapai 34 persen.

Selain itu, emisi dari pembangkit listrik ditarget mencapai puncaknya pada 2030 dengan keluaran 250 megaton karbon dioksida.

"Indonesia baru saja memulai transisi ke tenaga angin dan surya. Dukungan internasional akan sangat penting untuk mewujudkannya," tulis peneliti dalam laporan tersebut.

Baca juga: Akses Listrik ke Desa Kecil Diklaim Tidak Bisa Kurangi Kemiskinan

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Second NDC Indonesia Dinilai Tak Partisipatif, Lemah Substansi
Second NDC Indonesia Dinilai Tak Partisipatif, Lemah Substansi
LSM/Figur
Nyamuk Muncul di Islandia, Tanda Nyata Dampak Perubahan Iklim
Nyamuk Muncul di Islandia, Tanda Nyata Dampak Perubahan Iklim
Pemerintah
WMO: Peringatan Dini Bencana Hak Asasi Manusia, Tak Boleh Ada yang Mati Sia-sia
WMO: Peringatan Dini Bencana Hak Asasi Manusia, Tak Boleh Ada yang Mati Sia-sia
Pemerintah
Ketika Perempuan Petani di Kalbar Andalkan Gotong Royong untuk RIngankan Pekerjaan Keluarga...
Ketika Perempuan Petani di Kalbar Andalkan Gotong Royong untuk RIngankan Pekerjaan Keluarga...
LSM/Figur
DBS Ungkap 5 Tren yang Akan Bentuk Masa Depan Pembiayaan Berkelanjutan
DBS Ungkap 5 Tren yang Akan Bentuk Masa Depan Pembiayaan Berkelanjutan
Swasta
BRIN Jelaskan Bagaimana Bakar Sampah Bisa Datangkan Hujan Mikroplastik
BRIN Jelaskan Bagaimana Bakar Sampah Bisa Datangkan Hujan Mikroplastik
Pemerintah
Cuaca Panas Mereda, Kini BMKG Prediksi Peningkatan Curah Hujan
Cuaca Panas Mereda, Kini BMKG Prediksi Peningkatan Curah Hujan
Pemerintah
Citi Foundation Gandeng YCAB Kolaborasi Perkuat Akses Kerja bagi Anak Muda dan Disabilitas
Citi Foundation Gandeng YCAB Kolaborasi Perkuat Akses Kerja bagi Anak Muda dan Disabilitas
LSM/Figur
Satgas Relokasi 63 Orang yang Tinggal di Zona Merah Radiasi Cikande
Satgas Relokasi 63 Orang yang Tinggal di Zona Merah Radiasi Cikande
Pemerintah
Akademisi IPB Soroti Lemahnya Pengawasan Mutu dalam Kasus Udang Terpapar Cesium
Akademisi IPB Soroti Lemahnya Pengawasan Mutu dalam Kasus Udang Terpapar Cesium
Pemerintah
Kisah Desa Seraras, Dahulu Gelap Gulita Kini Bisa Rasakan Listrik Mengalir ke Rumah
Kisah Desa Seraras, Dahulu Gelap Gulita Kini Bisa Rasakan Listrik Mengalir ke Rumah
Pemerintah
Perkuat Vokasi Digital, Digiserve Salurkan 240 Perangkat Digital ke SMK Telkom
Perkuat Vokasi Digital, Digiserve Salurkan 240 Perangkat Digital ke SMK Telkom
BUMN
Emisi Metana: Yang Penting Bukan Datanya, Tapi Menghentikannya
Emisi Metana: Yang Penting Bukan Datanya, Tapi Menghentikannya
Pemerintah
UII dan UNJAYA Kembangkan Model Pertanian Kopi Berbasis Ekonomi Sirkular
UII dan UNJAYA Kembangkan Model Pertanian Kopi Berbasis Ekonomi Sirkular
LSM/Figur
Lahan Pertanian Global Diproyeksikan Meningkat Tiga Kali Lipat pada 2100
Lahan Pertanian Global Diproyeksikan Meningkat Tiga Kali Lipat pada 2100
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau