Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lazada Indonesia Mulai Manfaatkan PLTS untuk Suplai Listrik di Gudang Utama

Kompas.com, 19 September 2024, 12:45 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Platform eCommerce di Indonesia, Lazada Indonesia (Lazada) memasang panel surya di gudang utama Lazada di Cimanggis, Depok, Jawa Barat sebagai upaya menerapkan praktik bisnis berkelanjutan. 

Vice President Government Affairs Lazada Indonesia, Budi Primawan mengatakan, hal ini menjadikan Lazada sebagai pelopor gudang logistik eCommerce yang didukung panel surya.

"Penggunaan panel surya di gudang utama logistik kami merupakan salah satu langkah kami dalam menjalankan operasional bisnis yang lebih efisien sekaligus mendukung penerapan prinsip ekonomi hijau yang sejalan dengan kebijakan pemerintah Indonesia, mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan," ujar Budi dalam keterangannya, Rabu (18/9/2024). 

Baca juga: Pemanfaatan Waduk Diperluas, Potensi PLTS Terapung Tambah 14 GW

Lebih lanjut, pihaknya menyadari pertumbuhan eCommerce yang pesat tak hanya memberikan peluang ekonomi, tapi juga memiliki dampak pada lingkungan hidup.

"Oleh karena itu, pertumbuhan ini perlu diimbangi dengan solusi logistik yang efisien dan berkelanjutan," imbuhnya. 

Budi juga menjelaskan bahwa unsur ‘hijau’ dan operasional berkelanjutan turut menjadi fokus utama Lazada, sesuai dengan komitmen pemerintah dalam mencapai net zero emissions pada 2060.

Sementara itu, Direktur Sumber Daya Energi, Mineral dan Pertambangan, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Nizhar Marizi mengapresiasi inisiatif Lazada. 

”Pemerintah Indonesia terus berupaya untuk mencapai target net zero emissions pada tahun 2060 mendatang. Akan tetapi, tantangan iklim menuntut aksi nyata dari semua pihak. Inisiatif yang dilakukan oleh Lazada ini adalah langkah yang perlu diapresiasi dalam upaya menciptakan ekonomi hijau di Indonesia," tuturnya. 

Baca juga: Ada 21.122 Unit PJU Tenaga Surya Sudah Terpasang di Indonesia

Ia menjelaskan, Kementerian PPN/Bappenas juga telah mempersiapkan strategi Pembangunan Rendah Karbon (PRK) untuk mendukung implementasi ekonomi hijau yang meliputi kebijakan net zero emissions, stimulus hijau, dan implementasi kebijakan PRK.

Bisnis Logistik

Sebagai informasi, Lazada telah memulai pemanfaatan energi surya di fasilitas logistiknya sejak 2023, melalui pemasangan panel surya di fasilitas logistik Lazada di Bali dan Bandung. Inisiatif ini menghasilkan output energi yang signifikan setiap tahunnya.

Hal tersebut mendorong Lazada untuk memperluas inisiatif ini ke fasilitas logistik terbesarnya di Jawa Barat.

Fasilitas panel surya di Cimanggis diharapkan mampu menghasilkan ratusan ribu kWh energi surya setiap tahunnya, yang dapat membantu memenuhi sebagian kebutuhan listrik gudang.

“Penggunaan panel surya di gudang logistik Lazada di Cimanggis ini merupakan salah satu dari banyak inisiatif berkelanjutan yang telah dan akan terus kami lakukan,” ujar Budi.

Baca juga: Cetak Sejarah, 50 Persen Listrik Eropa Dipasok Energi Terbarukan

Ia menjelaskan, komitmen Lazada terhadap keberlanjutan juga ditunjukkan dari berbagai inisiatif yang telah dilakukan.

Mulai dari penggunaan lampu LED dengan sistem pencahayaan otomatis di fasilitas logistik Lazada, penggunaan armada berbasis listrik dan sepeda #BlueVehicle, serta aplikasi teknologi smart routing dan internet of things (IoT) untuk mempercepat pengiriman barang.

Ada juga penggunaan kemasan karton ramah lingkungan bersertifikat Forest Stewardship Council (FSC) dan penggunaan kertas serut daur ulang sebagai pengganti plastik.

Selain itu, di tingkat regional, Lazada Group juga menunjukkan penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 40 persen, seperti tertera pada laporan dampak Lingkungan Hidup, Sosial, dan Tata Kelola (ESG) tahun 2024.

Baca juga: TotalEnergies dan RGE Pasok Listrik dari Pembangkit Tenaga Surya ke Singapura

"Lazada berkomitmen untuk terus berinovasi dan berkolaborasi untuk menciptakan industri eCommerce yang tidak hanya inklusif dan menawarkan manfaat ekonomi bagi setiap orang di dalam ekosistem kami, namun juga sekaligus berdampak positif terhadap lingkungan," pungkasnya. 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Studi Sebut Bahasa Iklim PBB Kikis Kepercayaan Publik terhadap Sains
Studi Sebut Bahasa Iklim PBB Kikis Kepercayaan Publik terhadap Sains
Pemerintah
Lahan Pertanian Bisa Jadi Kunci Melawan Perubahan Iklim
Lahan Pertanian Bisa Jadi Kunci Melawan Perubahan Iklim
Pemerintah
494 Karton Udang PT Bahari Makmur Sejati Dimusnahkan Usai Terkontaminasi Cs-137
494 Karton Udang PT Bahari Makmur Sejati Dimusnahkan Usai Terkontaminasi Cs-137
Pemerintah
Pertamina Salurkan Bantuan untukUrban Farming dan Pengelolaan Sampah Senilai Rp 6,5 Miliar
Pertamina Salurkan Bantuan untukUrban Farming dan Pengelolaan Sampah Senilai Rp 6,5 Miliar
BUMN
Pengunjung Taman Mini Kini Bisa Tabung Kemasan Botol Sekali Pakai
Pengunjung Taman Mini Kini Bisa Tabung Kemasan Botol Sekali Pakai
Swasta
Studi Sebut Teknologi Digital Efektif Ajarkan Keberlanjutan Laut pada Generasi Muda
Studi Sebut Teknologi Digital Efektif Ajarkan Keberlanjutan Laut pada Generasi Muda
Pemerintah
Ancaman Baru, Perubahan Iklim Perluas Habitat Nyamuk Malaria
Ancaman Baru, Perubahan Iklim Perluas Habitat Nyamuk Malaria
Pemerintah
Ironis, Tembok Alami di Pesisir Selatan Jawa Kian Terkikis Tambang Pasir
Ironis, Tembok Alami di Pesisir Selatan Jawa Kian Terkikis Tambang Pasir
Pemerintah
Maybank Group Alokasikan Rp 322 Triliun untuk Pendanaan Berkelanjutan
Maybank Group Alokasikan Rp 322 Triliun untuk Pendanaan Berkelanjutan
Swasta
Sampah Campur dan Kondisi Geografis Bikin Biaya Daur Ulang di RI Membengkak
Sampah Campur dan Kondisi Geografis Bikin Biaya Daur Ulang di RI Membengkak
Swasta
Kemenperin Setop Insentif Impor EV CBU Demi Genjot Hilirisasi Nikel
Kemenperin Setop Insentif Impor EV CBU Demi Genjot Hilirisasi Nikel
Pemerintah
Tak Hanya EV, Sektor Metalurgi Hijau Bisa Dongkrak Hilirisasi Nikel
Tak Hanya EV, Sektor Metalurgi Hijau Bisa Dongkrak Hilirisasi Nikel
LSM/Figur
Studi: Masyarakat Salah Paham Tentang Dampak Lingkungan Makanan Sehari-hari
Studi: Masyarakat Salah Paham Tentang Dampak Lingkungan Makanan Sehari-hari
Pemerintah
Kisah Kakao Kampung Merasa di Berau, Dulu Dilarang Dimakan Kini Jadi Cuan
Kisah Kakao Kampung Merasa di Berau, Dulu Dilarang Dimakan Kini Jadi Cuan
Swasta
UNICEF Peringatkan Ada 600 Juta Anak Berpotensi Terpapar Kekerasan di Rumah
UNICEF Peringatkan Ada 600 Juta Anak Berpotensi Terpapar Kekerasan di Rumah
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau