Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Kerusakan Laut, Penggunaan Plastik Harus Dikurangi hingga 25 Persen

Kompas.com - 28/09/2024, 21:12 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Peneliti untuk pertama kalinya memberikan perhitungan yang jelas bagi berbagai pihak untuk mengatasi polusi plastik di laut.

Peneliti dari Universitas Kyushu, Chisa Higuchi, menyatakan bahwa minimal harus ada pengurangan 32 persen pembuangan sampah plastik pada tahun 2035 untuk mencegah kerusakan laut lebih lanjut.

Polusi plastik di laut sendiri telah menjadi masalah di dunia dan jika tidak dilakukan intervensi yang cukup besar, situasinya hanya akan bertambah buruk.

Baca juga: Daur Ulang Plastik Bikin Shiva Diganjar SDG Pioneers 2024 dari PBB

Pada tahun 2022, tim peneliti melaporkan bahwa sekitar 25,3 juta metrik ton sampah plastik telah memasuki lautan dan hampir dua pertiganya tidak dapat dipantau.

"Penelitian kami berfokus pada pelacakan ke mana sampah plastik pergi setelah dibuang ke sumber air seperti sungai dan lautan," kata Chisa Higuchi, penulis pertama penelitian dan Peneliti Pascadoktoral di lab Isobe.

Dalam studi ini, peneliti lantas menggunakan model komputer untuk melacak bagaimana plastik bergerak dan terurai seiring waktu.

Rute Emisi Plastik

Mengutip Phys, Kamis (26/9/2024) plastik berukuran besar dapat dikumpulkan dengan lebih mudah.

Namun ketika ukurannya menjadi lebih kecil dari 5 mm, plastik tersebut dikategorikan menjadi mikroplastik yang membuatnya lebih sulit untuk dikumpulkan dan hewan laut mungkin memakannya.

Baca juga: Kebocoran Sampah Plastik di Laut Bikin Rugi Negara Rp 225 Triliun

Jadi peneliti pun mempelajari berapa lama waktu yang dibutuhkan berbagai jenis plastik untuk terurai menjadi partikel yang lebih kecil.

Selain itu, mereka mengumpulkan data dari rute emisi plastik dari sungai dan sumber daya lain yang menuju ke lautan.

"Peta yang kami hasilkan menunjukkan skenario tentang kapan dan di mana plastik akan berakhir," ungkap Higuchi.

Menurut studi tersebut, mengurangi sampah plastik yang masuk ke lautan hingga 32 persen atau setara dengan 8,1 juta ton pada tahun 2035 akan menghasilkan 50 persen lebih sedikit plastik di lautan pada 2050.

Efeknya bahkan lebih terasa di daerah yang sangat tercemar seperti Laut Kuning dan Laut Cina Timur.

"Tentu saja kita perlu melakukan lebih dari sekedar membersihkan polusi yang ada. Kita harus mengurangi sampah plastik baru yang masuk ke lautan dan sungai kita," papar Higuchi lagi.

Baca juga: Mesin Daur Ulang BCA Kumpulkan 4.400 Sampah Botol Plastik di BCA Expo 2024

Peneliti mengungkapkan pula, target dapat dicapai jika kita menggunakan strategi seperti meningkatkan pengelolaan sampah, mempromosikan alternatif yang dapat digunakan kembali dan meningkatkan kesadaran publik.

"Banyak orang mungkin pesimis ketika mendengar tentang masalah sampah plastik yang terus terjadi dalam kehidupan kita. Namun saya tetap optimis kita dapat menemukan jalan keluar dari kesulitan ini," tambahnya.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cegah Kerusakan Laut, Penggunaan Plastik Harus Dikurangi hingga 25 Persen

Cegah Kerusakan Laut, Penggunaan Plastik Harus Dikurangi hingga 25 Persen

Pemerintah
Polusi Ozon Berpotensi Kurangi Pertumbuhan Hutan Tropis

Polusi Ozon Berpotensi Kurangi Pertumbuhan Hutan Tropis

LSM/Figur
Aeon Environmental Foundation Lanjutkan Misi Hijau, Tanam Ribuan Mangrove di PIK Jakarta

Aeon Environmental Foundation Lanjutkan Misi Hijau, Tanam Ribuan Mangrove di PIK Jakarta

Swasta
Pemerintah Perlu Dorong Bahan Lokal untuk Ketahanan Pangan

Pemerintah Perlu Dorong Bahan Lokal untuk Ketahanan Pangan

Pemerintah
Komitmen Implementasikan ESG, The Sanur Terima Asian Impact Awards 2024

Komitmen Implementasikan ESG, The Sanur Terima Asian Impact Awards 2024

Swasta
Peneliti Kembangkan Metode Daur Ulang Logam Limbah Elektronik

Peneliti Kembangkan Metode Daur Ulang Logam Limbah Elektronik

Pemerintah
Integrasi AI ke Sektor Pertanian Diproyeksikan Bisa Bantu Ketahanan Pangan

Integrasi AI ke Sektor Pertanian Diproyeksikan Bisa Bantu Ketahanan Pangan

Pemerintah
Pakar Kelautan Definisikan Ulang Konsep Penangkapan Ikan Berkelanjutan

Pakar Kelautan Definisikan Ulang Konsep Penangkapan Ikan Berkelanjutan

Pemerintah
IESR: Kapasitas PLTU Perlu Dikurangi 2-3 GW per Tahun hingga 2045

IESR: Kapasitas PLTU Perlu Dikurangi 2-3 GW per Tahun hingga 2045

LSM/Figur
Agincourt Resources Sabet Penghargaan Kaidah Pertambangan yang Baik

Agincourt Resources Sabet Penghargaan Kaidah Pertambangan yang Baik

Swasta
Menilik Tantangan, Peluang, dan Masa Depan Ketahanan Air Berkelanjutan di Tanah Air

Menilik Tantangan, Peluang, dan Masa Depan Ketahanan Air Berkelanjutan di Tanah Air

Swasta
Pemerintah Target Tambah Kapasitas Terpasang PLTB 5 GW hingga 2030

Pemerintah Target Tambah Kapasitas Terpasang PLTB 5 GW hingga 2030

Pemerintah
Riset: Mengurangi Kecepatan Pesawat Bisa Turunkan Emisi Karbon

Riset: Mengurangi Kecepatan Pesawat Bisa Turunkan Emisi Karbon

Swasta
Asa dari Lahan Bekas Tambang di Kabupaten Kutai Kartanegara

Asa dari Lahan Bekas Tambang di Kabupaten Kutai Kartanegara

Swasta
PT GNI Upayakan Perbaikan Gizi dan Kesehatan Warga Lingkar Industri

PT GNI Upayakan Perbaikan Gizi dan Kesehatan Warga Lingkar Industri

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau