Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polusi Ozon Berpotensi Kurangi Pertumbuhan Hutan Tropis

Kompas.com - 28/09/2024, 20:23 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penelitian baru menyebutkan gas ozon dapat mengurangi pertumbuhan hutan tropis yang menyebabkan sekitar 290 juta ton karbon tidak terserap setiap tahun.

Seperti diketahui, lapisan ozon di atmosfer melindungi bumi dari radiasi ultraviolet yang berbahaya.

Namun, ozon yang terdapat di permukaan tanah bisa mengganggu kemampuan tanaman untuk menyerap karbon dioksida serta berbahaya bagi kesehatan manusia.

Baca juga: Pangkas Emisi Metana Jadi Kunci Kurangi Dampak Perubahan Iklim dan Kerusakan Ozon

Sebagai informasi, ozon di permukaan tanah terbentuk dari kombinasi polutan aktivitas manusia dengan adanya sinar matahari.

Sementara itu, tanaman membutuhkan karbon dioksida (CO2) untuk melakukan fotosintesis yang kemudian akan menghasilkan oksigen (O2).

Mengutip laman resmi University of Exeter, Kamis (26/9/2024) studi yang dipublikasikan di jurnal Nature Geoscience ini menghitung bahwa ozon di permukaan tanah mengurangi pertumbuhan baru tahunan di hutan tropis rata-rata sebesar 5,1 persen.

Namun efek pengurangan pertumbuhan ini bisa lebih besar di beberapa wilayah. Studi menyebut hutan tropis Asia kehilangan 10,9 persen pertumbuhan baru.

Baca juga: Cegah Kerusakan Hutan Perlu Perlindungan Sosial Berbasis Masyarakat

Peran Hutan Tropis

Hutan tropis merupakan penyerap karbon yang vital karena menangkap dan menyimpan karbon dioksida yang seharusnya tetap berada di atmosfer dan berkontribusi terhadap pemanasan global.

“Hutan tropis memainkan peran penting dalam menyerap emisi karbon dioksida kita,” ungkap salah satu penulis utama Dr Alexander Cheesman.

Namun studi baru kemudian menunjukkan ozon telah mencegah penangkapan 290 juta ton karbon per tahun sejak tahun 2000. Kerugian kumulatif yang dihasilkan setara dengan pengurangan 17 persen penyerapan karbon oleh hutan tropis sejauh abad ini.

Dalam studi ini peneliti menjalankan eksperimen untuk mengukur kerentanan ozon pada berbagai spesies pohon tropis, kemudian memasukkan hasilnya ke dalam model komputer vegetasi global.

Baca juga: Pemerintah Indonesia Berupaya Tekan Penggunaan CFC untuk Lindungi Ozon

Urbanisasi, industrialisasi, pembakaran bahan bakar fosil, dan kebakaran telah menyebabkan peningkatan molekul prekursor seperti nitrogen oksida yang membentuk ozon.

“Konsentrasi ozon di seluruh daerah tropis diproyeksikan akan meningkat lebih lanjut karena meningkatnya emisi prekursor dan perubahan kimia atmosfer di dunia yang memanas,” kata penulis utama Dr. Flossie Brown.

"Kami menemukan bahwa area restorasi hutan saat ini dan di masa mendatang secara tidak proporsional dipengaruhi oleh peningkatan ozon ini," paparnya lagi.

Untuk itu merangkul masa dengan perlindungan lingkungan yang lebih besar bisa membantu mengurangi ozon permukaan tanah sehingga meningkatkan kualitas udara dan memberikan manfaat tambahan dari peningkatan penyerapan karbon di hutan tropis.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BRIN: Teknologi Nuklir Dapat Deteksi Pemalsuan Pangan

BRIN: Teknologi Nuklir Dapat Deteksi Pemalsuan Pangan

Pemerintah
Dalam 6 Bulan, Sampah di Cekungan Bandung Bisa Jadi Bencana

Dalam 6 Bulan, Sampah di Cekungan Bandung Bisa Jadi Bencana

Pemerintah
Kekeringan Global Ancam Pasokan Pangan dan Produksi Energi

Kekeringan Global Ancam Pasokan Pangan dan Produksi Energi

Pemerintah
Laporan 'Health and Benefits Study 2024': 4 Tren Tunjangan Kesehatan Karyawan Indonesia

Laporan "Health and Benefits Study 2024": 4 Tren Tunjangan Kesehatan Karyawan Indonesia

Swasta
Perubahan Iklim Tingkatkan Kekerasan terhadap Perempuan

Perubahan Iklim Tingkatkan Kekerasan terhadap Perempuan

Pemerintah
Forum 'ESG Edge' Inquirer: Kolaborasi Sekolah Swasta dan Negeri Jadi Solusi Holistik Masalah Pendidikan Filipina

Forum "ESG Edge" Inquirer: Kolaborasi Sekolah Swasta dan Negeri Jadi Solusi Holistik Masalah Pendidikan Filipina

LSM/Figur
Batik: Menenun Kesadaran untuk Bumi

Batik: Menenun Kesadaran untuk Bumi

Pemerintah
Ilmuwan Kembangkan Padi yang Lebih Ramah Lingkungan

Ilmuwan Kembangkan Padi yang Lebih Ramah Lingkungan

Pemerintah
Pemerintah Kendalikan Merkuri untuk Jaga Lingkungan dan Kesehatan Manusia

Pemerintah Kendalikan Merkuri untuk Jaga Lingkungan dan Kesehatan Manusia

Pemerintah
DPR RI yang Baru Siapkan UU Perkuat Pedagangan Karbon

DPR RI yang Baru Siapkan UU Perkuat Pedagangan Karbon

Pemerintah
Kerja sama Transisi Energi Indonesia-Jepang Berpotensi Naikkan Emisi

Kerja sama Transisi Energi Indonesia-Jepang Berpotensi Naikkan Emisi

Pemerintah
Tekan Stunting, Rajawali Nusindo Salurkan 438.000 Bantuan Pangan Pemerintah di NTT

Tekan Stunting, Rajawali Nusindo Salurkan 438.000 Bantuan Pangan Pemerintah di NTT

BUMN
Kemendagri: Alokasi APBD untuk Pengolahan Sampah Rata-rata Kurang dari 1 Persen

Kemendagri: Alokasi APBD untuk Pengolahan Sampah Rata-rata Kurang dari 1 Persen

Pemerintah
1,16 Juta Hutan RI Ludes Dilalap Kebakaran, PBB Ungkap Sebabnya

1,16 Juta Hutan RI Ludes Dilalap Kebakaran, PBB Ungkap Sebabnya

LSM/Figur
Studi Ketimpangan Celios: Harta 50 Orang Terkaya RI Setara 50 Juta Penduduk

Studi Ketimpangan Celios: Harta 50 Orang Terkaya RI Setara 50 Juta Penduduk

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau