Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/09/2024, 14:30 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Perusahaan marketplace Amazon dan sejumlah perseroan lain membeli carbon credit atau sertifikat karbon pengimbang emisi yang berasal dari program konservasi hutan hujan Amazon di Negara bagian Para, Brasil.

Total transaksi pembelian sertifikat karbon tersebut senilai 180 juta dollar AS (Rp 2,7 triliun) melalui inisiatif konservasi hutan LEAF Coalition, yang didirikan pada 2021 bersama sekelompok perusahaan dan sejumlah negara termasuk Amerika Serikat (AS) dan Inggris.

Enam perusahaan yang terlibat dalam pembelian sertifikat karbon tersebut adalah Amazon, Bayer, konsultan BCG, Capgemini, H&M, dan Walmart Foundation.

Baca juga: 40 Persen Hutan Amazon yang Penting Masih Belum Terlindungi

Keenam perusahaan tersebut secara kolektif akan membeli 5 juta sertifikat karbon dengan harga 15 dollar AS per sertifikat, sebagaimana dilansir Reuters, Rabu (25/9/2024).

Setiap kredit mewakili pengurangan 1 metrik ton emisi karbon dari pengurangan penggundulan hutan Amazon di Negara Bagian Para pada 2023 hingga 2026.

7 juta sertifikat karbon sisanya akan dibeli oleh beberapa perusahaan lain. Pemerintah AS, Inggris, dan Norwegia telah menjamin sebagian dari sertifikat karbon tersebut dan akan membelinya jika perusahaan tidak melakukannya.

Kesepakatan tersebut juga merupakan kesepakatan pertama LEAF Coalition di Amazon, hutan hujan terbesar di dunia yang sangat penting untuk melawan perubahan iklim karena gas rumah kaca (GRK) yang diserap pepohonannya sangat besar.

Gubernur Para Helder Barbalho mengumumkan kesepakatan tersebut pada Selasa (24/9/2024) dalam rangkaian New York Climate Week di AS.

Baca juga: Deforestasi Amazon di Brasil Catatkan Rekor Terendah Sejak 2016

Barbalho mengatakan, Pemerintah Negara Bagian Para hanya mendapatkan sebagian dari hasil penjualan sertifikat karbon tersebut untuk melanjutkan upayanya dalam mengurangi emisi GRK.

Sementara sisa penjualan sertifikat karbon akan diberikan kepada masyarakat adat, komunitas lokal, serta pertanian keluarga.

"Jelas ini mengirimkan pesan penting: sebuah perusahaan dengan nama yang merujuk pada hutan Amazon melakukan pembelian pertamanya dengan negara bagian di hutan Amazon," kata Barbalho kepada Reuters.

Amazon mengonfirmasi pembelian tersebut dalam sebuah pernyataan. Perusahaan tersebut menekankan pentingnya pelestarian hutan tropis dalam mengatasi perubahan iklim.

Di sisi lain, ketika permintaan sertifikat karbon secara global telah mandek, raksasa teknologi seperti Microsoft, Meta, dan Google telah melakukan pembelian pengimbang emisinya di Brasil tahun ini.

Baca juga: Kabar Baik, Deforestasi di Amazon Kolombia Turun 36 Persen

Tuan rumah

Negara Bagian Para sendiri akan menjadi tuan rumah KTT iklim COP30 PBB tahun depan alias 2025.

Para sempat menjadi negara bagian dengan penggundulan hutan tertinggi sejak 2005, meskipun kerusakan telah menurun di sana sejak 2021.

Dari Januari hingga Agustus tahun ini, hutan dengan luas lebih dari New York City telah habis dibabat. Meski demikian, angka tersebut menurun 20 persen dari deforestasi tahun lalu.

Dalam Barbalho mengatakan dalam New York Climate Week bahwa pada 2026 pemerintah negra bagian akan memiliki keterlacakan lengkap mengenai rantai pasokan ternak, pendorong utama deforestasi di Para.

Baca juga: Tingkatkan Reboisasi Amazon, Bank Dunia Bakal Terbitkan Obligasi

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BRIN: Teknologi Nuklir Dapat Deteksi Pemalsuan Pangan

BRIN: Teknologi Nuklir Dapat Deteksi Pemalsuan Pangan

Pemerintah
Dalam 6 Bulan, Sampah di Cekungan Bandung Bisa Jadi Bencana

Dalam 6 Bulan, Sampah di Cekungan Bandung Bisa Jadi Bencana

Pemerintah
Kekeringan Global Ancam Pasokan Pangan dan Produksi Energi

Kekeringan Global Ancam Pasokan Pangan dan Produksi Energi

Pemerintah
Laporan 'Health and Benefits Study 2024': 4 Tren Tunjangan Kesehatan Karyawan Indonesia

Laporan "Health and Benefits Study 2024": 4 Tren Tunjangan Kesehatan Karyawan Indonesia

Swasta
Perubahan Iklim Tingkatkan Kekerasan terhadap Perempuan

Perubahan Iklim Tingkatkan Kekerasan terhadap Perempuan

Pemerintah
Forum 'ESG Edge' Inquirer: Kolaborasi Sekolah Swasta dan Negeri Jadi Solusi Holistik Masalah Pendidikan Filipina

Forum "ESG Edge" Inquirer: Kolaborasi Sekolah Swasta dan Negeri Jadi Solusi Holistik Masalah Pendidikan Filipina

LSM/Figur
Batik: Menenun Kesadaran untuk Bumi

Batik: Menenun Kesadaran untuk Bumi

Pemerintah
Ilmuwan Kembangkan Padi yang Lebih Ramah Lingkungan

Ilmuwan Kembangkan Padi yang Lebih Ramah Lingkungan

Pemerintah
Pemerintah Kendalikan Merkuri untuk Jaga Lingkungan dan Kesehatan Manusia

Pemerintah Kendalikan Merkuri untuk Jaga Lingkungan dan Kesehatan Manusia

Pemerintah
DPR RI yang Baru Siapkan UU Perkuat Pedagangan Karbon

DPR RI yang Baru Siapkan UU Perkuat Pedagangan Karbon

Pemerintah
Kerja sama Transisi Energi Indonesia-Jepang Berpotensi Naikkan Emisi

Kerja sama Transisi Energi Indonesia-Jepang Berpotensi Naikkan Emisi

Pemerintah
Tekan Stunting, Rajawali Nusindo Salurkan 438.000 Bantuan Pangan Pemerintah di NTT

Tekan Stunting, Rajawali Nusindo Salurkan 438.000 Bantuan Pangan Pemerintah di NTT

BUMN
Kemendagri: Alokasi APBD untuk Pengolahan Sampah Rata-rata Kurang dari 1 Persen

Kemendagri: Alokasi APBD untuk Pengolahan Sampah Rata-rata Kurang dari 1 Persen

Pemerintah
1,16 Juta Hutan RI Ludes Dilalap Kebakaran, PBB Ungkap Sebabnya

1,16 Juta Hutan RI Ludes Dilalap Kebakaran, PBB Ungkap Sebabnya

LSM/Figur
Studi Ketimpangan Celios: Harta 50 Orang Terkaya RI Setara 50 Juta Penduduk

Studi Ketimpangan Celios: Harta 50 Orang Terkaya RI Setara 50 Juta Penduduk

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau