KOMPAS.com - Dalam 30 tahun ke depan, negara-negara Kepulauan Pasifik seperti Tuvalu, Kiribati, dan Fiji akan mengalami kenaikan permukaan laut setidaknya 15 sentimeter (cm).
Kenaikan permukaan air laut akan tetap terjadi meski emisi gas rumah kaca (GRK) di atmosfer, penyebab perubahan iklim, mengalami perubahan dalam beberapa tahun mendatang.
Prediksi tersebut mengemuka berdasarkan analisis yang dilakukan tim sains perubahan permukaan laut NASA.
Baca juga: Kunjungi Kepulauan Pasifik, Sekjen PBB Serukan SOS karena Perubahan Iklim
Tim tersebut melakukan analisis di wilayah itu atas permintaan beberapa negara Kepulauan Pasifik, termasuk Tuvalu dan Kiribati, sebagaimana dilansir dari situs web NASA, Jumat (25/9/2024).
Tim itu dipimpin oleh para peneliti dari University of Hawaii dan bekerja sama dengan para ilmuwan di University of Colorado dan Virginia Tech.
Selain melakukan analisis, tim juga menghasilkan peta resolusi tinggi yang menunjukkan area mana di berbagai negara Kepulauan Pasifik yang rentan terhadap banjir pasang pada 2050-an.
Peta tersebut dirilis pada 23 September dan menguraikan potensi banjir dalam berbagai skenario emisi, dari kasus terbaik hingga kasus terburuk.
Baca juga: World Water Forum ke-10 Inisiasi Pusat Keunggulan Ketahanan Air dan Iklim di Asia Pasifik
“Permukaan laut akan terus naik selama berabad-abad, yang menyebabkan banjir yang lebih sering terjadi,” kata Nadya Vinogradova Shiffer, dari Divisi Ilmu Bumi NASA dikutip dari siaran pers.
Shiffer menyampaikan, analisis NASA tersebut dapat memberi tahu potensi peningkatan frekuensi dan tingkat keparahan banjir dalam beberapa dekade mendatang bagi masyarakat pesisir di negara-negara Kepulauan Pasifik.
Setelah melakukan analisi tersebut, tim peneliti juga berencana membuat peta beresolusi tinggi untuk negara-negara Kepulauan Pasifik lainnya dalam waktu dekat.
Peta tersebut dapat membantu negara-negara Kepulauan Pasifik dalam memutuskan di mana harus memfokuskan upaya mitigasi.
Baca juga: Asia Pasifik Punya Tiket Emas Capai SDGs, tapi Terganjal Paradoks
Analisis dari tim perubahan permukaan laut juga menemukan, jumlah hari banjir pasang dalam setahun rata-rata akan meningkat untuk hampir semua negara Kepulauan Pasifik pada 2050-an.
Wilayah Tuvalu yang saat ini mengalami kurang dari lima hari banjir pasang dalam setahun dapat mengalami rata-rata 25 hari banjir setiap tahun pada 2050-an.
Wilayah Kiribati yang saat ini mengalami kurang dari lima hari banjir dalam setahun akan mengalami rata-rata 65 hari banjir setiap tahun pada 2050-an.
Banjir di negara-negara kepulauan dapat terjadi karena laut menggenangi daratan selama badai atau selama pasang surut yang sangat tinggi.
Baca juga: RI Diusulkan Jadi Pusat Pelatihan Petani Muda Asia Pasifik
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya