KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan, peringatan SOS berbunyi nyaring di Kepulauan Pasifik.
Dia mengatakan, wilayah tersebut terancam tenggelam karena kenaikan permukaan air laut akibat perubahan iklim.
Guterres menuturkan, negara-negara Kepulauan Pasifik kini berada dalam bahaya besar dan dunia harus menjawab panggilan darurat atau SOS tersebut sebelum terlambat.
Baca juga: Situs Bersejarah di Turkiye dan Yunani Terancam Tenggelam karena Perubahan Iklim
Hal tersebut disampaikan Guterres saat berkunjung ke Tonga, Selasa (27/8/2024), sebagaimana dilansir The Guardian.
Menurut laporan yang disusun Organisasi Meteorologi Dunia atau WMO, suhu permukaan laut di Pasifik barat daya telah meningkat tiga kali lebih cepat daripada rata-rata global sejak 1980.
Laporan tersebut juga menemukan, gelombang panas laut di wilayah tersebut meningkat sekitar dua kali lipat sejak 1980, serta menjadi lebih intens dan berlangsung lebih lama.
Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) juga memperingatkan, krisis iklim dan kenaikan muka air laut kini menjadi ancaman serius, terutama bagi negara-negara kepulauan kecil di Pasifik.
Baca juga: Banyak Kebijakan yang Gagal dalam Mencegah Perubahan Iklim
IPCC menyimpulkan dengan keyakinan tinggi, muka air laut rata-rata global pada 2021 sudah meningkat pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam setidaknya 3.000 tahun terakhir sebagai akibat dari pemanasan global.
Guterres mengatakan kepada wartawan di Tonga bahwa perubahan iklim telah menyebabkan malapetaka bagi kota-kota pesisir dan merusak ekonomi pesisir.
Dia menambahkan, Kepulauan Pasifik sangat rentan karena 90 persen penduduknya tinggal dalam radius 5 kilometer (km) dari pantai.
Selain itu, sekitar 50 persen infrastrukturnya terletak dalam radius 500 meter dari laut.
Baca juga: Selain Berdampak Lingkungan, Perubahan Iklim Tingkatkan Tren Penyakit
Jika dunia memanas hingga 3 derajat celsius di atas tingkat praindustri, pulau-pulau Pasifik dapat mengalami kenaikan permukaan laut tambahan sedikitnya 15 sentimeter (cm) pada pertengahan abad ini.
"Saya berada di Tonga untuk menyerukan SOS global terkait kenaikan permukaan laut," kata Guterres.
Dia menambahkan, kenaikan permukaan laut adalah krisis yang sepenuhnya disebabkan oleh manusia.
"Krisis yang akan segera membengkak ke skala yang hampir tak terbayangkan, tanpa sekoci penyelamat untuk membawa kita kembali ke tempat yang aman. Namun, jika kita menyelamatkan Pasifik, kita juga menyelamatkan diri kita sendiri," tutur Guterres.
Guterres mendesak para pemimpin untuk memangkas emisi global secara drastis dan mengejar penghentian bahan bakar fosil secara cepat dan adil.
Baca juga: Google Kembangkan Satelit untuk Lacak Emisi Metana yang Sumbang Perubahan Iklim
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya