Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kunjungi Kepulauan Pasifik, Sekjen PBB Serukan SOS karena Perubahan Iklim

Kompas.com - 28/08/2024, 11:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan, peringatan SOS berbunyi nyaring di Kepulauan Pasifik.

Dia mengatakan, wilayah tersebut terancam tenggelam karena kenaikan permukaan air laut akibat perubahan iklim.

Guterres menuturkan, negara-negara Kepulauan Pasifik kini berada dalam bahaya besar dan dunia harus menjawab panggilan darurat atau SOS tersebut sebelum terlambat.

Baca juga: Situs Bersejarah di Turkiye dan Yunani Terancam Tenggelam karena Perubahan Iklim

Hal tersebut disampaikan Guterres saat berkunjung ke Tonga, Selasa (27/8/2024), sebagaimana dilansir The Guardian.

Menurut laporan yang disusun Organisasi Meteorologi Dunia atau WMO, suhu permukaan laut di Pasifik barat daya telah meningkat tiga kali lebih cepat daripada rata-rata global sejak 1980.

Laporan tersebut juga menemukan, gelombang panas laut di wilayah tersebut meningkat sekitar dua kali lipat sejak 1980, serta menjadi lebih intens dan berlangsung lebih lama.

Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) juga memperingatkan, krisis iklim dan kenaikan muka air laut kini menjadi ancaman serius, terutama bagi negara-negara kepulauan kecil di Pasifik.

Baca juga: Banyak Kebijakan yang Gagal dalam Mencegah Perubahan Iklim

IPCC menyimpulkan dengan keyakinan tinggi, muka air laut rata-rata global pada 2021 sudah meningkat pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam setidaknya 3.000 tahun terakhir sebagai akibat dari pemanasan global.

Guterres mengatakan kepada wartawan di Tonga bahwa perubahan iklim telah menyebabkan malapetaka bagi kota-kota pesisir dan merusak ekonomi pesisir.

Dia menambahkan, Kepulauan Pasifik sangat rentan karena 90 persen penduduknya tinggal dalam radius 5 kilometer (km) dari pantai.

Selain itu, sekitar 50 persen infrastrukturnya terletak dalam radius 500 meter dari laut.

Baca juga: Selain Berdampak Lingkungan, Perubahan Iklim Tingkatkan Tren Penyakit

Jika dunia memanas hingga 3 derajat celsius di atas tingkat praindustri, pulau-pulau Pasifik dapat mengalami kenaikan permukaan laut tambahan sedikitnya 15 sentimeter (cm) pada pertengahan abad ini.

"Saya berada di Tonga untuk menyerukan SOS global terkait kenaikan permukaan laut," kata Guterres.

Dia menambahkan, kenaikan permukaan laut adalah krisis yang sepenuhnya disebabkan oleh manusia.

"Krisis yang akan segera membengkak ke skala yang hampir tak terbayangkan, tanpa sekoci penyelamat untuk membawa kita kembali ke tempat yang aman. Namun, jika kita menyelamatkan Pasifik, kita juga menyelamatkan diri kita sendiri," tutur Guterres.

Guterres mendesak para pemimpin untuk memangkas emisi global secara drastis dan mengejar penghentian bahan bakar fosil secara cepat dan adil.

Baca juga: Google Kembangkan Satelit untuk Lacak Emisi Metana yang Sumbang Perubahan Iklim

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Masuk 500 Besar Perusahaan Terbaik Versi TIME, Intip Strategi ESG Astra

Masuk 500 Besar Perusahaan Terbaik Versi TIME, Intip Strategi ESG Astra

Swasta
Wanagama Nusantara Jadi Pusat Edukasi dan Konservasi Lingkungan di IKN

Wanagama Nusantara Jadi Pusat Edukasi dan Konservasi Lingkungan di IKN

Pemerintah
20 Perusahaan Global Paling 'Sustain' Versi Majalah TIME, Siapa 20 Teratas?

20 Perusahaan Global Paling "Sustain" Versi Majalah TIME, Siapa 20 Teratas?

Swasta
Tanpa Turunnya Emisi, Populasi Dunia Hadapi Ancaman Cuaca Ekstrem

Tanpa Turunnya Emisi, Populasi Dunia Hadapi Ancaman Cuaca Ekstrem

LSM/Figur
Kerajinan Lontar Olahan Perempuan NTT Diakui di Kancah Global

Kerajinan Lontar Olahan Perempuan NTT Diakui di Kancah Global

LSM/Figur
Partisipasi dalam “Ayo Sehat Festival 2024”, Roche Indonesia Dorong Akses Pemeriksaan Diabetes Sejak Dini

Partisipasi dalam “Ayo Sehat Festival 2024”, Roche Indonesia Dorong Akses Pemeriksaan Diabetes Sejak Dini

Swasta
Penyaluran Pembiayaan Berkelanjutan Capai Rp 1.959 Triliun pada 2023

Penyaluran Pembiayaan Berkelanjutan Capai Rp 1.959 Triliun pada 2023

Pemerintah
Terobosan, Jet Tempur Inggris Pakai Bahan Bakar Berkelanjutan

Terobosan, Jet Tempur Inggris Pakai Bahan Bakar Berkelanjutan

Pemerintah
Pemenang SDG Pioneers 2024 dari Afrika: Kevin Getobai, Usung Peternakan Berkelanjutan

Pemenang SDG Pioneers 2024 dari Afrika: Kevin Getobai, Usung Peternakan Berkelanjutan

LSM/Figur
Den Haag Jadi Kota Pertama di Dunia yang Larang Iklan Energi Fosil

Den Haag Jadi Kota Pertama di Dunia yang Larang Iklan Energi Fosil

Pemerintah
 PUBG Mobile Ajak Jutaan Pemain Ikut Jaga Kelestarian Lingkungan lewat Kampanye Play For Green

PUBG Mobile Ajak Jutaan Pemain Ikut Jaga Kelestarian Lingkungan lewat Kampanye Play For Green

Swasta
Kontribusi Pembangunan Berkelanjutan, 12 Tokoh Bisnis Dunia Sabet SDG Pioneer 2024

Kontribusi Pembangunan Berkelanjutan, 12 Tokoh Bisnis Dunia Sabet SDG Pioneer 2024

Swasta
5 Perusahaan Indonesia Masuk 1.000 Terbaik Dunia Versi Majalah TIME, Ini Daftarnya

5 Perusahaan Indonesia Masuk 1.000 Terbaik Dunia Versi Majalah TIME, Ini Daftarnya

Swasta
Integrasi Kecerdasan Buatan, PLN NP Optimalkan Pembangkit EBT

Integrasi Kecerdasan Buatan, PLN NP Optimalkan Pembangkit EBT

BUMN
Separuh Penduduk Dunia Tak Punya Perlindungan Sosial di Tengah Krisis Iklim

Separuh Penduduk Dunia Tak Punya Perlindungan Sosial di Tengah Krisis Iklim

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau