Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Forum "ESG Edge" Inquirer: Kolaborasi Sekolah Swasta dan Negeri Jadi Solusi Holistik Masalah Pendidikan Filipina

Kompas.com - 05/10/2024, 09:05 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

Reporter: Dempsey Reyes I Inquirer

KOMPAS.com – Kurangnya pendanaan dan kebutuhan akan reformasi dalam sistem pendidikan Filipina menjadi masalah mendesak yang memerlukan solusi holistik dari sektor publik maupun swasta.

Dalam forum terbaru yang diselenggarakan oleh Inquirer, berbagai solusi diusulkan untuk memperbaiki kondisi ini, salah satunya dengan melibatkan sekolah-sekolah swasta dalam mendukung pendidikan publik.

Forum ini juga merupakan bagian dari inisiatif "ESG Edge" oleh Inquirer, yang mempromosikan prinsip-prinsip environmental, social, and governance (ESG).

ESG menjadi tolak ukur bagi perusahaan-perusahaan swasta dalam menunjukkan praktik bisnis yang berkelanjutan, transparan, dan peduli pada komunitas mereka, yang juga dapat menarik minat investor.

Salah satu solusi utama yang diangkat adalah desentralisasi fungsi pendidikan oleh pemerintah dan mendelegasikannya lebih banyak kepada sekolah swasta.

Menurut Diane Fajardo, Wakil Direktur Eksekutif Philippine Business for Education (PBEd), pemerintah bisa memperluas sistem voucher yang sudah ada di Departemen Pendidikan.

Sebagai informasi, program voucher sekolah di Filipina merupakan program subsidi pemerintah yang diberikan kepada lulusan SMP agar mereka dapat melanjutkan ke SMA. Satu voucher digunakan untuk menutupi biaya satu tahun ajaran penuh.

 

“Dengan memperluas sistem voucher, kita bisa membantu mengurangi kekurangan ruang kelas di sekolah negeri,” ujarnya.

Fajardo menjelaskan, banyak sekolah swasta memiliki ruang kelas dan fasilitas yang lebih dari cukup untuk menampung siswa.

"Di satu sisi, banyak sekolah negeri yang kekurangan ruang kelas, bahkan terpaksa menggunakan ruang kelas yang rusak dan kekurangan guru. Namun, sekolah swasta memiliki kapasitas lebih, dengan ruang kelas yang lebih baik dan sistem pembelajaran yang modern, tetapi dengan jumlah siswa yang sedikit," jelasnya.

Baca juga: Tanoto Foundation Ungkap Urgennya Peran Pendidikan Anak Usia Dini

Dia menambahkan, sementara sekolah negeri masih mengalami kekurangan ruang kelas, sektor swasta bisa mengambil alih beberapa tanggung jawab ini untuk sementara waktu.

Saat ini, sistem voucher hanya berlaku untuk siswa SMA, namun PBEd mendukung adanya perluasan penerima voucher hingga ke tingkat pendidikan yang lebih rendah, termasuk taman kanak-kanak.

Kolaborasi Pihak Swasta 

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

Pemerintah
LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

Pemerintah
Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Pemerintah
Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

LSM/Figur
Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

LSM/Figur
Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

LSM/Figur
Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Pemerintah
Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

LSM/Figur
Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

LSM/Figur
3 Akibat dari Perayaan Lebaran yang Tidak Ramah Lingkungan

3 Akibat dari Perayaan Lebaran yang Tidak Ramah Lingkungan

LSM/Figur
1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

LSM/Figur
Semakin Ditunda, Ongkos Atasi Krisis Iklim Semakin Besar

Semakin Ditunda, Ongkos Atasi Krisis Iklim Semakin Besar

LSM/Figur
Harus 'Segmented', Kunci Bisnis Sewa Pakaian untuk Dukung Lingkungan

Harus "Segmented", Kunci Bisnis Sewa Pakaian untuk Dukung Lingkungan

Swasta
ING Jadi Bank Global Pertama dengan Target Iklim yang Divalidasi SBTi

ING Jadi Bank Global Pertama dengan Target Iklim yang Divalidasi SBTi

Swasta
Dekarbonisasi Baja dan Logam, Uni Eropa Luncurkan Rencana Aksi

Dekarbonisasi Baja dan Logam, Uni Eropa Luncurkan Rencana Aksi

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau