Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahaya, Lapisan Es Antarktika Menyusut Drastis dalam 25 Tahun

Kompas.com - 17/10/2023, 14:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Hampir separuh lapisan es di Antarktika, Kutub Selatan, telah menyusut selama 25 tahun terakhir.

Sekitar 40 persen, yakni 71 dari 162 lapisan es Antarktika, kehilangan massanya dari tahun 1997 hingga 2021, sebagaimana dilansir Euronews, Jumat (13/10/2023).

Menurut penelitian yang diterbitkan jurnal Science Advances, 68 dari 71 lapisan es tersebut mengalami penurunan yang sangat signifikan.

Para ilmuwan mengatakan, fenomena tersebut melampaui fluktuasi normal lapisan es dan menambah bukti bahwa perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia sangat memengaruhi Antarktika.

Baca juga: Es Laut Antarktika Alami Rekor Terendah di Musim Dingin

Tidak ada tanda pemulihan

Para ilmuwan yang melakukan penelituan tersebut mengatakan, tidak ada tanda-tanda bahwa lapisan es yang menyusut di Antarktika akan mengalami pemulihan.

“Kami melihat hampir separuhnya menyusut tanpa ada tanda-tanda pemulihan,” kata penulis utama penelitian tersebut, Benjamin Davison, dari University of Leeds.

Selama periode penelitian, para ilmuwan menemukan 29 lapisan es bertambah massanya dan 62 lainnya tidak berubah secara signifikan.

Para ilmuwan menyampaikan, 48 lapisan es telah kehilangan lebih dari 30 persen massanya selama periode 25 tahun.

Baca juga: Tanaman Tumbuh Lebih Cepat di Antarktika, Tanda Bahaya Bagi Bumi

Penyebab utama pencairan ini adalah arus laut dan angin di sisi barat Antartika, yang membawa air yang lebih hangat ke bawah lapisan es.

Permukaan air laut naik

Di Antarktika, lapisan es membantu melindungi dan menstabilkan gletser di kawasan itu dengan memperlambat alirannya ke laut.

Jika lapisan es yang besar mencair, maka volume air laut akan bertambah sehingga permukaan air laut akan meningkat. Selain itu, air laut menjadi lebih tawar.

Peristiwa tersebut, menurut European Space Agency (ESA), dapat berdampak buruk pada sirkulasi laut.

Baca juga: Penyusutan Es Laut Antarktika pada Juli Pecahkan Rekor

Data awal yang diterbitkan bulan lalu menunjukkan, es laut yang menyelimuti lautan di sekitar Antartika telah mencapai rekor terendahnya pada musim dingin ini.

Peristiwa tersebut semakin membuah para ilmuwan khawatir bahwa dampak perubahan iklim di Kutub Selatan semakin meningkat.

Lapisan es Antarktika dan Greenland menyimpan sekitar dua pertiga dari seluruh air tawar di Bumi, menurut NASA.

Air lelehan yang berasal dari lapisan es ini bertanggung jawab atas sekitar sepertiga kenaikan rata-rata permukaan laut global sejak 1993.

Baca juga: Luas Es Laut Antarktika Pecahkan Rekor Terendah pada Juni

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Jelang 100 Hari Prabowo-Gibran, Janji Transisi Energi Didesak Diwujudkan

Jelang 100 Hari Prabowo-Gibran, Janji Transisi Energi Didesak Diwujudkan

LSM/Figur
Hilirisasi Nikel Belum Sediakan Green Jobs Sesuai Potensinya

Hilirisasi Nikel Belum Sediakan Green Jobs Sesuai Potensinya

Pemerintah
BRI RO Lampung Salurkan Bantuan kepada Korban Terdampak Banjir

BRI RO Lampung Salurkan Bantuan kepada Korban Terdampak Banjir

BUMN
Pengiriman Kendang Jimbe Blitar ke China Tandai Ekspor Perdana UKM Jatim di Tahun 2025

Pengiriman Kendang Jimbe Blitar ke China Tandai Ekspor Perdana UKM Jatim di Tahun 2025

Swasta
Inggris Siapkan Dana Rp 359 Miliar untuk Konservasi Laut Indonesia

Inggris Siapkan Dana Rp 359 Miliar untuk Konservasi Laut Indonesia

Pemerintah
Dua Pertiga Bisnis Dunia Tingkatkan Anggaran Keberlanjutan pada 2025

Dua Pertiga Bisnis Dunia Tingkatkan Anggaran Keberlanjutan pada 2025

Swasta
'Bahan Kimia Abadi' PFAS Mengancam Kita, Eropa Berencana Melarangnya

"Bahan Kimia Abadi" PFAS Mengancam Kita, Eropa Berencana Melarangnya

Pemerintah
Mahasiswa Desa Lingkar Tambang Raih Beasiswa MHU: Menuju Masa Depan Cerah dan Berkelanjutan

Mahasiswa Desa Lingkar Tambang Raih Beasiswa MHU: Menuju Masa Depan Cerah dan Berkelanjutan

Swasta
Trump Tarik AS dari Perjanjian Paris, Perlawanan Perubahan Iklim Hadapi Pukulan Besar

Trump Tarik AS dari Perjanjian Paris, Perlawanan Perubahan Iklim Hadapi Pukulan Besar

Pemerintah
Menilik Inovasi Dekarbonasi Generasi Muda di Toyota Eco Youth Ke-13

Menilik Inovasi Dekarbonasi Generasi Muda di Toyota Eco Youth Ke-13

BrandzView
China Luncurkan Kereta Komuter Serat Karbon, Kecepatannya 140 Km/Jam

China Luncurkan Kereta Komuter Serat Karbon, Kecepatannya 140 Km/Jam

Pemerintah
Kembangkan Rumput Laut, Start Up Banyu Raih pendanaan dari Intudo Ventures

Kembangkan Rumput Laut, Start Up Banyu Raih pendanaan dari Intudo Ventures

Swasta
100 Hari Prabowo-Gibran, Ini Pejabat Energi dan Lingkungan dengan Skor Tertinggi hingga Terendah

100 Hari Prabowo-Gibran, Ini Pejabat Energi dan Lingkungan dengan Skor Tertinggi hingga Terendah

LSM/Figur
Menag Dorong Integrasi Isu Lingkungan dengan Pendidikan Agama

Menag Dorong Integrasi Isu Lingkungan dengan Pendidikan Agama

Pemerintah
Pengamat Ekonomi Energi Desak Perguruan Tinggi Tolak Konsesi Tambang

Pengamat Ekonomi Energi Desak Perguruan Tinggi Tolak Konsesi Tambang

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau