KOMPAS.com – Hampir separuh lapisan es di Antarktika, Kutub Selatan, telah menyusut selama 25 tahun terakhir.
Sekitar 40 persen, yakni 71 dari 162 lapisan es Antarktika, kehilangan massanya dari tahun 1997 hingga 2021, sebagaimana dilansir Euronews, Jumat (13/10/2023).
Menurut penelitian yang diterbitkan jurnal Science Advances, 68 dari 71 lapisan es tersebut mengalami penurunan yang sangat signifikan.
Para ilmuwan mengatakan, fenomena tersebut melampaui fluktuasi normal lapisan es dan menambah bukti bahwa perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia sangat memengaruhi Antarktika.
Baca juga: Es Laut Antarktika Alami Rekor Terendah di Musim Dingin
Para ilmuwan yang melakukan penelituan tersebut mengatakan, tidak ada tanda-tanda bahwa lapisan es yang menyusut di Antarktika akan mengalami pemulihan.
“Kami melihat hampir separuhnya menyusut tanpa ada tanda-tanda pemulihan,” kata penulis utama penelitian tersebut, Benjamin Davison, dari University of Leeds.
Selama periode penelitian, para ilmuwan menemukan 29 lapisan es bertambah massanya dan 62 lainnya tidak berubah secara signifikan.
Para ilmuwan menyampaikan, 48 lapisan es telah kehilangan lebih dari 30 persen massanya selama periode 25 tahun.
Baca juga: Tanaman Tumbuh Lebih Cepat di Antarktika, Tanda Bahaya Bagi Bumi
Penyebab utama pencairan ini adalah arus laut dan angin di sisi barat Antartika, yang membawa air yang lebih hangat ke bawah lapisan es.
Di Antarktika, lapisan es membantu melindungi dan menstabilkan gletser di kawasan itu dengan memperlambat alirannya ke laut.
Jika lapisan es yang besar mencair, maka volume air laut akan bertambah sehingga permukaan air laut akan meningkat. Selain itu, air laut menjadi lebih tawar.
Peristiwa tersebut, menurut European Space Agency (ESA), dapat berdampak buruk pada sirkulasi laut.
Baca juga: Penyusutan Es Laut Antarktika pada Juli Pecahkan Rekor
Data awal yang diterbitkan bulan lalu menunjukkan, es laut yang menyelimuti lautan di sekitar Antartika telah mencapai rekor terendahnya pada musim dingin ini.
Peristiwa tersebut semakin membuah para ilmuwan khawatir bahwa dampak perubahan iklim di Kutub Selatan semakin meningkat.
Lapisan es Antarktika dan Greenland menyimpan sekitar dua pertiga dari seluruh air tawar di Bumi, menurut NASA.
Air lelehan yang berasal dari lapisan es ini bertanggung jawab atas sekitar sepertiga kenaikan rata-rata permukaan laut global sejak 1993.
Baca juga: Luas Es Laut Antarktika Pecahkan Rekor Terendah pada Juni
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya