"Kalau bisa dilakukan, mungkin frekuensi bus akan terjaga sehingga tidak terjadi penumpukan. Dengan kondisi saat ini, kalau di Bundaran HI dan Senayan, misalnya, perjalanan bisa terhambat 2-4 menit," ujar Mizan.
Namun, jika Jakarta punya target pengguna angkutan umum 55 persen seperti tertuang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah 2024 - 2044, maka setiap gubernur harus mampu menambah armada.
Baca juga: Enam Titik Kemacetan di TB Simatupang hingga Fatmawati, Dominan akibat Penyempitan Jalan
Kereta komuter adalah salah satu yang perlu ditambah. Sepanjang 2023 - 2024, ada 10 kereta yang pensiun. Kereta baru memang telah dipesan oleh PT Kereta Commuter Indonesia tetapi hanya untuk mengganti kereta yang pensiun, bukan menambah.
"Bagi saya, mau tidak mau harus menambah armada angkutan umum. Mengajak orang naik angkutan umum tanpa menambah armada itu tidak realistis. Bisa saja memang orang dididik untuk antri seperti dikatakan Pak Dharma. Tapi membangun budaya antri itu makan waktu lama. Dan, minta orang antri tapi tidak menambah armada itu juga lucu," kata pakar tata kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Joga.
Direktur Transjakarta, Welfizon Yuza, kepada Kompas.com pada 11 Juli 2024 mengatakan, jumlah bus listrik akan ditambah jadi 300 unit pada akhir 2024.
Direktur Operasional dan Keselamatan Transjakarta, Daud Joseph, kepada Antara 4 September 2024 mengungkapkan, ada rencana penambahan 500 bus.
Transjakarta juga menargetkan 50 persen armada bertenaga listrik pada 2027 dan 100 persen pada 2030.
Masalah kemacetan Jakarta mungkin tidak akan selesai dalam 5 tahun masa jabatan. Namun, penambahan jumlah armada serta pemenuhan target persentase bus listrik bisa jadi tolok ukur keberhasilan gubernur ke depan.
"Riverway," Tantangan Besar
Dalan debat, Ridwan Kamil mengatakan, "Kita mungkin akan coba berinovasi membuat riverway atau perahu melintasi 13 sungai di Jakarta."
"Riverway" telah digagas sejak 2007 pada masa kepemimpinan Sutiyoso. Tahun 2013, saat menjadi gubernur Jakarta, Jokowi meresmikan jalur air Marunda - Muara Baru.
Namun, proyek transportasi air itu gagal.
Nirwono kepada Kompas.com, Rabu (9/10/2024) mengungkapkan, ada tiga tantangan besar yang harus dijawab oleh Ridwan Kamil jika ingin mewujudkan riverway.
"Sudah ada tiga gubernur yang coba. Sutiyoso, Foke (Fauzi Bowo), Jokowi. Hambatan utamanya ada di sedimentasi sungai. Kalau ini tidak dibereskan, tidak akan terealisasi," katanya.
Pendangkalan di sungai Jakarta bukan hanya karena musim, tetapi juga karena sampah.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya