Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Sebut Pemilik Kendaraan Listrik Punya Jejak Karbon Lebih Besar

Kompas.com, 8 Oktober 2024, 21:58 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Studi menemukan rata-rata pemilik kendaraan listrik (EV) lebih kaya daripada rata-rata orang, tetapi mereka memiliki jejak karbon lebih besar pula.

Hasil itu didapat setelah peneliti menganalisis kuesioner yang dikirim ke ribuan orang dewasa secara acak di Finlandia mengenai pilihan gaya hidup, penggunaan mobil, opini lingkungan, dan bagaimana pendapat mereka tentang EV.

Mengutip Phys, Selasa (8/10/2024) dalam studi baru ini, tim peneliti menyelidiki apakah konsumen yang membeli dan mengendarai EV memiliki jejak karbon yang lebih kecil dibandingkan konsumen lain yang menggunakan kendaraan bertenaga bensin.

Baca juga: Banyak Orang Remehkan Jejak Karbon Orang Kaya

Untuk mempelajari lebih lanjut, peneliti memperoleh data dari survei CLIMATE NUDGE, yang merupakan kuesioner yang dikirim oleh peneliti lain kepada ribuan orang di seluruh Finlandia pada tahun 2022, menanyakan tentang pilihan gaya hidup mereka. Tim menganalisis 3.857 dari mereka yang telah dikembalikan.

Peneliti menemukan bahwa orang yang membeli EV cenderung lebih kaya daripada rata-rata. Mereka juga lebih berpendidikan tinggi dan berkendara lebih jauh per tahun secara rata-rata.

Kendati demikian, peneliti mengungkap pula meski membeli dan mengendarai EV, rata-rata pembeli EV masih memiliki jejak karbon yang lebih tinggi daripada orang yang tidak membeli kendaraan tersebut.

Hal ini, menurut para peneliti, terjadi karena orang yang lebih kaya secara umum menggunakan lebih banyak listrik, yang paling sering diproduksi di pembangkit listrik tenaga batu bara.

Mereka juga mengonsumsi lebih banyak barang, yang produksinya cenderung melepaskan gas rumah kaca dan mereka lebih banyak berkendara dan bepergian.

Akhirnya, para peneliti menyimpulkan bahwa penggunaan EV tidak mengatasi jejak karbon yang lebih besar secara keseluruhan.

Baca juga: Komisi UE Usulkan Label Jejak Karbon untuk Penerbangan

Seiring dengan pemanasan global yang diperburuk oleh emisi gas rumah kaca yang berasal dari manusia, produsen beberapa barang mulai mengubah produk mereka untuk mengurangi emisi, salah satunya mobil.

Sebagian besar mobil dan truk di jalan saat ini memang masih menggunakan bahan bakar bensin yang menjadi sumber utama emisi gas rumah kaca.

Namun produsen mobil telah mengembangkan dan menjual EV yang tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca saat dikendarai.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
BBM E10 Persen Dinilai Aman untuk Mesin dan Lebih Ramah Lingkungan
BBM E10 Persen Dinilai Aman untuk Mesin dan Lebih Ramah Lingkungan
Pemerintah
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
LSM/Figur
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Pemerintah
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar 'Langkah Membumi Ecoground 2025'
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar "Langkah Membumi Ecoground 2025"
Swasta
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
BUMN
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
Pemerintah
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
LSM/Figur
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Pemerintah
TFFF Resmi Diluncurkan di COP30, Bisakah Lindungi Hutan Tropis Dunia?
TFFF Resmi Diluncurkan di COP30, Bisakah Lindungi Hutan Tropis Dunia?
Pemerintah
COP30: Target Iklim 1,5 Derajat C yang Tak Tercapai adalah Kegagalan Moral
COP30: Target Iklim 1,5 Derajat C yang Tak Tercapai adalah Kegagalan Moral
Pemerintah
Trend Asia Nilai PLTSa Bukan EBT, Bukan Opsi Tepat Transisi Energi
Trend Asia Nilai PLTSa Bukan EBT, Bukan Opsi Tepat Transisi Energi
LSM/Figur
4.000 Hektare Lahan di TN Kerinci Seblat Dirambah, Sebagiannya untuk Sawit
4.000 Hektare Lahan di TN Kerinci Seblat Dirambah, Sebagiannya untuk Sawit
Pemerintah
Muara Laboh Diperluas, Australia Suntik Rp 240 Miliar untuk Geothermal
Muara Laboh Diperluas, Australia Suntik Rp 240 Miliar untuk Geothermal
Pemerintah
Bisa Suplai Listrik Stabil, Panas Bumi Lebih Tahan Krisis Iklim Ketimbang EBT Lain
Bisa Suplai Listrik Stabil, Panas Bumi Lebih Tahan Krisis Iklim Ketimbang EBT Lain
Swasta
BCA Ajak Penenun Kain Gunakan Pewarna Alami untuk Bidik Pasar Ekspor
BCA Ajak Penenun Kain Gunakan Pewarna Alami untuk Bidik Pasar Ekspor
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau