Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Emisi Karbon Naik 50.000 persen Akhir Abad Ini Akibat Hutan Mangrove Rusak

Kompas.com - 09/10/2024, 21:17 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com-Tingkat emisi karbon tahunan akibat degradasi stok karbon di hutan mangrove diprediksi meningkat hampir 50.000 persen menjelang akhir abad ini.

Hutan mangrove di wilayah seperti India selatan, Tiongkok tenggara, Singapura dan Australia timur disebut peneliti sebagai wilayah yang terdampak.

Hutan mangrove diketahui menyimpan sejumlah besar karbon, terutama di tanahnya. Tanaman ini menangkap karbon di atmosfer selama fotosintesis dan menyimpannya dalam akar dan tanah sehingga mengurangi jumlah CO2 yang ada di atmosfer.

Baca juga: Sederet Manfaat Mangrove: Untungkan Manusia hingga Atasi Perubahan Iklim

Namun pembangunan manusia di wilayah tersebut telah menyebabkan degradasi stok atau simpanan karbon ini.

Mengutip Science Daily, Rabu (9/10/2024) selama 20 tahun terakhir, sejumlah besar hutan mangrove telah digantikan oleh pertanian, akuakultur, dan pengelolaan lahan perkotaan yang menyebabkan stok karbon mangrove global menurun hingga 158,4 juta ton.

Dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Environmental Research Letters, peneliti fokus pada hubungan antara kepadatan populasi manusia dan stok karbon tanah di hutan mangrove perkotaan untuk mengukur peran dalam anggaran karbon global.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketika kepadatan populasi manusia mencapai 300 orang/km2, karbon yang tersimpan di tanah bakau di dekat daerah berpenduduk diperkirakan 37 persen lebih rendah daripada hutan mangrove yang terisolasi.

Baca juga: Komitmen Netral Karbon, Kompas.com akan Tanam 5.000 Mangrove di Subang

Pada saat yang sama, tingkat emisi karbon tahunan dari hilangnya hutan mangrove saat ini diperkirakan sebesar 7,0 Teragram dan meningkat sejalan dengan peningkatan kepadatan populasi menjadi 3.392 Teragram pada akhir abad ini.

Peran Hutan Mangrove

Hutan mangrove hanya menutupi 0,1 persen permukaan daratan Bumi namun memainkan peran penting dalam menyediakan habitat satwa liar dan mengatur stabilitas iklim global.

Hutan mangrove ini menyimpan sejumlah besar karbon, terutama di tanahnya dan sangat penting untuk mengatur siklus karbon dalam skala global.

Baca juga: Mengintip Pemanfaatan Mangrove sebagai Ekowisata di Bali Barat

Tanah mangrove mengandung tiga hingga empat kali massa karbon yang biasanya ditemukan di hutan boreal, beriklim sedang, atau tropis.

Jadi tak heran keberadaan hutan mangrove sangat penting untuk mengatur penyerapan karbon.

"Penelitian ini menggarisbawahi pentingnya melindungi hutan bakau yang ada, terutama di daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi," ungkap Jennifer Krumins, Profesor Biologi di Montclair State University.

"Penting bagi kita untuk melindunginya. Langkah pertama adalah memahami dampak populasi dan aktivitas terhadap stok karbon hutan bakau," katanya lagi.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kualitas BBM di Indonesia Tertinggal Dibandingkan Negara Asia Tenggara

Kualitas BBM di Indonesia Tertinggal Dibandingkan Negara Asia Tenggara

LSM/Figur
Ini Sejumlah Kendala dalam Mengejar Target Transisi Energi di Indonesia

Ini Sejumlah Kendala dalam Mengejar Target Transisi Energi di Indonesia

Swasta
Warga DKI Jakarta Bakal Ditarik Retribusi Sampah Tahun Depan

Warga DKI Jakarta Bakal Ditarik Retribusi Sampah Tahun Depan

Pemerintah
Emisi Karbon Naik 50.000 persen Akhir Abad Ini Akibat Hutan Mangrove Rusak

Emisi Karbon Naik 50.000 persen Akhir Abad Ini Akibat Hutan Mangrove Rusak

Pemerintah
Komisi Uni Eropa Usul Tunda Pelaksanaan UU Terkait Deforestasi

Komisi Uni Eropa Usul Tunda Pelaksanaan UU Terkait Deforestasi

Pemerintah
Konservasi Lingkungan Berpotensi Tingkatkan 10 Persen Populasi Ikan di Terumbu Karang

Konservasi Lingkungan Berpotensi Tingkatkan 10 Persen Populasi Ikan di Terumbu Karang

Pemerintah
Jakarta Beri 98 Penghargaan Lingkungan, Bank Sampah hingga Perusahaan

Jakarta Beri 98 Penghargaan Lingkungan, Bank Sampah hingga Perusahaan

Pemerintah
Rumah Sakit Apung Hingga Konservasi Hiu Paus Bikin PIS Sabet Penghargaan TJSL

Rumah Sakit Apung Hingga Konservasi Hiu Paus Bikin PIS Sabet Penghargaan TJSL

Pemerintah
PBB Peringatkan Siklus Air Dunia Makin Tak Menentu

PBB Peringatkan Siklus Air Dunia Makin Tak Menentu

Pemerintah
Transisi Hijau dan Teknologi akan Jadi Tren Tenaga Kerja di Masa Depan

Transisi Hijau dan Teknologi akan Jadi Tren Tenaga Kerja di Masa Depan

Pemerintah
Komitmen Netral Karbon, Kompas.com akan Tanam 5.000 Mangrove di Subang

Komitmen Netral Karbon, Kompas.com akan Tanam 5.000 Mangrove di Subang

Swasta
Senja Week 2024, Kolaborasi Lintas Generasi untuk Kesejahteraan Lansia

Senja Week 2024, Kolaborasi Lintas Generasi untuk Kesejahteraan Lansia

LSM/Figur
Sederet Manfaat Energi Terbarukan bagi Manusia

Sederet Manfaat Energi Terbarukan bagi Manusia

LSM/Figur
Deforestasi Global Tetap Tinggi, 6,4 Juta Hektare Dibabat Tahun 2023

Deforestasi Global Tetap Tinggi, 6,4 Juta Hektare Dibabat Tahun 2023

Pemerintah
Uji Gagasan Cagub soal Kemacetan Jakarta, Penerapan dan Tolok Ukurnya

Uji Gagasan Cagub soal Kemacetan Jakarta, Penerapan dan Tolok Ukurnya

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau