KOMPAS.com - Dekan Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI) Arnas Lubis meneliti pemanfaatan limbah plastik sebagai bahan dasar teknologi penangkapan karbon dioksida langsung dari udara.
Penelitian tersebut merupakan bagian dari Duta Kolaborasi Riset UI. Dalam penelitian itu, Arnas berkolaborasi dengan Profesor Andre Bardow dari ETH Zurich.
Dilansir dari situs web UI, Rabu (9/10/2024) penelitian tersebut bertajuk "Metal Organic Framework (MOF) and Activated Carbon from Wasted Plastics as Adsorbent for Direct Air Capture (DAC): Synthesis, Adsorption Capacity and Life Cycle Assessment".
Baca juga: Coldplay Rilis Vinyl Album dari Sampah Plastik Indonesia
Penelitian tersebut mengeksplorasi potensi plastik sebagai bahan untuk menyerap karbon dioksida agar dapat berkontribusi pada pengurangan emisi karbon global.
Arnas berharap, penelitian ini dapat menjadi langkah awal untuk menghasilkan teknologi penangkapan karbon dioksida yang lebih efisien dan mudah diimplementasikan.
"Pemanfaatan limbah plastik lokal sangat penting untuk mendukung keberlanjutan serta mengurangi jejak karbon global," papar Arnas dikutip dari situs web UI.
Penelitian ini berlangsung hingga akhir 2024 dan diharapkan menghasilkan sistem penangkapan karbon dioksida langsung dari udara dengan kapasitas yang optimal.
Baca juga: Coca-Cola Berhasil Tarik 74 Persen Botol Plastik untuk Diolah Kembali
Selain itu, riset tersebut diharapkan dapat diimplementasikan pada skala industri, khususnya di sektor teknologi hijau dan pengelolaan limbah.
Dekan Fakultas Teknik Profesor Heri Hermansyah mengatakan, penelitian tersebut mempunyai potensi dampak yang signifikan terhadap lingkungan, khususnya dalam upaya pengurangan emisi karbon.
Di samping itu, pemanfaatan limbah plastik tidak hanya menawarkan solusi inovatif dalam mengatasi pencemaran.
Baca juga: Cegah Kerusakan Laut, Penggunaan Plastik Harus Dikurangi hingga 25 Persen
"Juga mempercepat transisi Indonesia menuju pencapaian target net zero emission pada 2060," kata Heri.
Heri menyampaikan, penelitian ini sekaligus mendukung agenda keberlanjutan dengan memanfaatkan limbah plastik sebagai bahan baku utama.
Dia menambahkan, apabila diadopsi secara luas, teknologi ini dapat membantu Indonesia mencapai pengurangan emisi yang lebih signifikan.
"Terutama di sektor industri dan energi yang menjadi penyumbang utama emisi karbon negara," ucap Heri.
Baca juga: Daur Ulang Plastik Bikin Shiva Diganjar SDG Pioneers 2024 dari PBB
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya