KOMPAS.com - Laporan dari Climate X menemukan sebagian besar bank global terkemuka tidak siap menghadapi gangguan terkait iklim.
Studi dari perusahaan analisis data risiko iklim tersebut menilai 50 bank komersial terkemuka dunia terkait kemampuan mereka beradaptasi dengan perubahan iklim.
Temuan studi menunjukkan 88 persen bank-bank tersebut kurang siap dalam operasi dan bisnis yang mereka dukung terhadap kesulitan iklim.
Baca juga: Solusi Perubahan Iklim Tak Selalu Baik untuk Keanekaragaman Hayati
Mengutip Sustainability Magazine, Senin (21/10/2024) laporan berjudul ‘The Top 50 Banks in the World Tackling Adaptation (2024)’ ini muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran di industri keuangan atas dampak perubahan iklim, mulai dari bencana cuaca hingga perubahan lingkungan progresif, yang semuanya memerlukan respons yang kohesif dan tangguh dari sektor perbankan.
Temuan tersebut mengungkap adanya kesenjangan geografis yang jelas dalam komitmen bank terhadap adaptasi iklim.
Bank-bank yang berbasis di Eropa dan Inggris telah menunjukkan kinerja yang unggul, sebagian besar karena tuntutan regulasi yang lebih ketat, melampaui bank-bank di Amerika Utara dan Australia.
Sebaliknya, bank-bank Amerika tertinggal secara signifikan.
“Adaptasi iklim bukan lagi pilihan bagi sektor keuangan, ini adalah suatu keharusan. Peringkat kami menunjukkan bahwa sementara beberapa bank mulai mengambil langkah-langkah untuk mempersiapkan diri menghadapi dunia yang lebih panas dan lebih tidak stabil, mayoritas masih harus menempuh jalan panjang,” ungkap Lukky Ahmed, CEO Climate X.
Lebih lanjut, pendekatan inovatif studi ini menggunakan 17 indikator kualitatif yang dikategorikan dalam penyelarasan strategis, implementasi adaptasi, dan pemantauan kemajuan.
"Metodologi yang kami gunakan memberikan gambaran menyeluruh tentang bagaimana bank-bank ini maju dalam upaya adaptasi mereka. Namun, metodologi ini juga mengungkap kesenjangan yang signifikan dalam transparansi dan tindakan," terang Kamil Kluza, COO Climate X.
Pasalnya, sebagian besar bank tidak menetapkan metrik dampak adaptasi dan hanya sedikit yang memiliki strategi pinjaman yang jelas yang mendukung masyarakat dan bisnis yang terkena bencana terkait iklim.
Baca juga: Studi Sebut 8 dari 10 Orang di Dunia Terdampak Perubahan Iklim
Seiring meningkatnya ancaman iklim, bank memainkan peran yang semakin penting dalam mendanai ketahanan dan adaptasi.
Meskipun secara historis berfokus pada mitigasi, adaptasi sangat penting untuk melindungi ekonomi terhadap dampak perubahan iklim yang tak terelakkan.
Laporan ini menekankan pentingnya bank melangkah maju sebagai pemimpin dalam pembiayaan adaptasi, terutama karena beban ekonomi dari ketidakaktifan iklim melonjak.
Hal ini tidak hanya mencakup penilaian risiko iklim mereka tetapi juga menciptakan produk dan layanan keuangan untuk mendukung ketahanan ekonomi.
“Sangat penting bagi bank untuk memasukkan adaptasi ke dalam proses pengambilan keputusan strategis mereka dan mengembangkan produk serta layanan yang mendukung ketahanan. Semakin lama mereka menunda, semakin parah konsekuensinya, tidak hanya bagi mereka, tetapi juga bagi seluruh perekonomian,” tambah Lukky.
sumber https://sustainabilitymag.com/articles/climate-x-reveals-banks-climate-adaptation-shortfall
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya