KOMPAS.com - Penggunaan batu bara untuk pembangkit listrik telah menggerakkan perekonomian dunia selama lebih dari satu abad.
Namun, pemanfaatannya kini menjadi polemik karena menghasilkan emisi karbon dioksida yang menjadi penyebab perubahan iklim.
Apalagi pemanfaatan batu bara justru terus meningkat dan diprediksi mencapai puncaknya tahun ini meski ada janji global untuk menghentikan pemakaian batu baru demi menyelamatkan iklim.
Menghentikan penggunaan batu bara pun masih menjadi upaya panjang yang harus ditempuh. Banyak negara di Eropa yang telah menghentikan penggunaan batu bara sepenuhnya.
Menurut World Resources Institute, Yunani dan Inggris adalah yang tercepat dalam menghentikan penggunaan tenaga batu bara, diikuti oleh Denmark, Spanyol, Portugal, Rumania, dan Jerman.
Baca juga:
Inggris yang telah bergantung pada batu bara selama lebih dari satu abad, akhirnya menutup pembangkit listrik tenaga batu bara terakhirnya pada 30 September di Midlands.
Di luar Eropa, pengurangan tercepat tercatat di Amerika Serikat, Israel, dan Chili, yang menghentikan penggunaan pembangkit listrik tenaga batu bara lebih awal, menggantinya dengan tenaga angin dan tenaga surya.
Secara keseluruhan, negara-negara dengan rencana keluar dari penggunaan batu bara merupakan negara dengan berpendapatan tinggi, memiliki populasi kecil, permintaan listrik lebih rendah, dan bergantung pada impor batu bara serta memiliki pembangkit listrik yang menua.
Lantas bagaimana dengan menghentikan penggunaan batu bara di Asia?
Sebagai informasi, sebagian besar dari 10 pembangkit listrik yang bertanggung jawab atas dampak iklim berlokasi di Asia.
Mengutip Eco Business, Selasa (22/10/2024) keberhasilan penghentian penggunaan batu bara di Asia bergantung pada Tiongkok dan India. Kedua negara ini disebut menghasilkan dua pertiga pembangkit listrik tenaga batu bara.
Tiongkok diperkirakan akan mencapai puncak penggunaan batu bara pada 2025 dan telah berjanji untuk menghentikan penggunaan batu bara selama tahun 2026-2030.
Sementara India tidak memiliki rencana untuk menghentikan penggunaan batu bara sebelum tahun 2030.
Menutup industri yang mempekerjakan ratusan ribu pekerja, baik di tambang maupun pabrik, akan memakan biaya mahal dan rumit.
Oleh karena itu perlu memastikan transisi yang adil ketika menghentikan penggunaan batu bara.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya