KOMPAS.com - Laporan terbaru dari Badan Energi Internasional (IEA), pangsa pasar global untuk teknologi bersih bakal meningkat tiga kali lipat dalam satu dekade.
Laporan tersebut memproyeksikan pertumbuhan terjadi dari 700 miliar dollar AS pada tahun 2023 menjadi lebih dari 2 triliun dollar AS pada tahun 2035.
Hal tersebut menunjukkan bahwa negara-negara dunia mendorong teknologi energi bersih sebagai bagian dari strategi industri mereka.
Mengutip PEI, Sabtu (2/11/2024) laporan berfokus pada enam teknologi energi bersih yang diproduksi secara massal teratas, yaitu photovoltaic (PV) surya, turbin angin, mobil listrik, baterai, elektroliser, dan pompa panas.
Menurut laporan tersebut, investasi global dalam manufaktur teknologi bersih meningkat sebesar 50 persen pada tahun 2023 yang mencapai 235 miliar dollar AS. Hal ini didukung oleh negara-negara yang berupaya meningkatkan keamanan energi dan mengurangi emisi.
Baca juga:
Empat perlima dari investasi manufaktur teknologi bersih pada tahun 2023 digunakan untuk manufaktur PV surya dan baterai, dengan pabrik EV menyumbang 15 persen.
Meskipun ada beberapa pembatalan dan penundaan proyek manufaktur PV surya dan baterai baru-baru ini, investasi dalam fasilitas manufaktur teknologi bersih akan tetap mendekati rekor, sekitar 200 miliar dollar AS pada tahun 2024.
“Laporan ini menggarisbawahi potensi ekonomi besar dari manufaktur PV surya," ungkap Dries Acke, wakil CEO di SolarPower Europe.
Setidaknya, 80 persen investasi dalam teknologi bersih global pada tahun 2023 adalah dalam bentuk PV dan baterai surya.
Laporan ini juga menyoroti bahan utama yang dibutuhkan untuk mendukung ekonomi energi bersih yang sedang berkembang, seperti baja dan aluminium.
Ada perlombaan yang sedang berlangsung untuk memasarkan teknologi penting guna memproduksi baja, aluminium, dan amonia dengan emisi mendekati nol.
Penggunaan teknologi ini akan membutuhkan rata-rata lebih dari 80 miliar dollar AS per tahun investasi hingga tahun 2050 untuk mencapai nol emisi pada tahun yang sama. Namun, IEA menyatakan, potensi pasar lebih besar dan dapat mencapai 1,2 triliun dollar AS pada tahun 2050.
Lebih lanjut, Tiongkok akan mendominasi ruang manufaktur teknologi bersih dunia di masa mendatang.
Berdasarkan kebijakan saat ini, ekspor teknologi bersihnya diperkirakan akan melampaui 340 miliar dollar AS pada tahun 2035.
Tiongkok mampu mempertahankan posisi ini karena menjadi lokasi termurah untuk manufaktur.
Baca juga:
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya