Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
ASA KEBERLANJUTAN

Jembatani Keterbatasan lewat Kesetaraan Pendidikan, MMSGI Bantu Akses Pendidikan di Desa-desa Kaltim

Kompas.com, 2 Desember 2024, 20:10 WIB
Aningtias Jatmika,
Erlangga Satya Darmawan,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

Kemudian, pemberian kesempatan kepada masyarakat setempat untuk ikut berpartisipasi dalam pengelolaan lingkungan kehidupan masyarakat sekitar tambang, pembentukan kelembagaan komunitas masyarakat dalam menunjang kemandirian program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat (PPM), serta pembangunan infrastruktur yang menunjang PPM.

Untuk itu, MHU menghadirkan program pendidikan kesetaraan Kejar Paket. Dalam pelaksanaannya, MHU menggandeng Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Kartanegara melalui Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) Puteri Karang Melenu Kecamatan Loa Kulu.

Berdasarkan hasil pemetaan sosial yang dilakukan oleh MHU, sepanjang 2019 hingga 2023, banyak warga di desa-desa sekitar lingkar tambang yang mengalami kesulitan ekonomi dan putus sekolah.

Sendy menambahkan, sebagai perusahaan yang berkomitmen pada keberlanjutan, MMSGI berusaha memastikan bahwa setiap langkah yang diambil dapat memberikan dampak positif yang nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat di sekitar area operasional.

"Program yang kami lakukan bertujuan untuk memberikan kesempatan yang setara bagi masyarakat sekitar area operasional dalam meningkatkan kualitas hidup mereka. Melalui pendidikan, masyarakat yang sebelumnya mungkin tidak memiliki akses ke pendidikan formal dapat kembali melanjutkan pembelajaran mereka. Upaya ini juga membuka peluang kerja yang lebih baik dan secara bertahap meningkatkan taraf hidup ekonomi keluarga mereka,” jelas Sendy.

Baca juga: Proyek Pompa Hidram MMSGI di Kolam Pascatambang Jadi Sumber Air Bersih untuk Warga

Lebih lanjut, ia juga menegaskan bahwa pemberdayaan melalui pendidikan dan pelatihan adalah investasi jangka panjang yang tidak hanya berdampak pada individu tetapi juga pada komunitas secara keseluruhan. Sebab, dengan menciptakan akses ke pendidikan dan pelatihan, MMSGI dapat berkontribusi pada pembangunan komunitas yang lebih mandiri dan sejahtera di masa depan.

Community Development Superintendent MHU, Panji Bangun Swasono, menambahkan, program pendidikan itu dijalankan untuk mewujudkan prinsip-prinsip keberlanjutan yang diamanatkan oleh pemerintah terkait tanggung jawab korporat.

Amanat itu termasuk pelaksanaan program PPM yang diatur oleh Kementerian ESDM, cetak biru (blue print) PPM yang dicanangkan oleh Pemerintah Provinsi Kaltim, serta pedoman-pedoman SDGs.

“Tak seperti program kejar paket pada umumnya, dalam program ini, MHU menggandeng pemerintah desa dan kontraktor atau subkontraktor yang bekerja di area operasi perusahaan. Dengan demikian, alumni program dapat langsung bekerja sebagai perangkat desa ataupun karyawan kontraktor dan subkontraktor,” papar Panji.

Hal senada disampaikan General Manager Mining Support MHU Wijayono Sarosa. Dia mengatakan, Kejar Paket merupakan program unggulan MMSGI di sektor pendidikan.

“Program itu bertujuan untuk memfasilitasi warga sekitar tambang yang tidak mampu dan putus sekolah,” tutur dia.

Pelatihan terintegrasi hingga dapat pekerjaan layak

Pada praktiknya, MHU mengintegrasikan program Kejar Paket dengan pelatihan operator alat berat yang dimentori oleh instruktur dari Balai Latihan Kerja Industri (BLKI).

Lulusan program tersebut akan dimagangkan sesuai bidangnya. Mereka juga bisa mendapatkan pekerjaan dengan gaji sekitar Rp 5-7 juta per bulan. Angka ini tergolong lebih tinggi ketimbang upah minimum Provinsi Kaltim yang tercatat di angka Rp 3,2 juta.

“Kami juga secara konsisten mendampingi lulusan Kejar Paket sampai mendapat pekerjaan di bidang lain. Intinya, (mereka) harus memperoleh pekerjaan yang layak. Sebab, tujuan pendidikan penyetaraan ini adalah untuk mengentas kemiskinan di lingkar tambang,” tambah Panji.

Baca juga: Solusi Air Bersih di Desa Sungai Payang, Begini Upaya MMSGI Dorong Kesejahteraan Warga

Kesempatan mengejar upah layak juga semakin terbuka lebar bagi masyarakat. Pasalnya, program Kejar Paket bisa diikuti oleh peserta didik dengan usia hingga 45 tahun, asalkan masih punya kemauan dan semangat belajar. Sementara, program Kejar Paket pada umumnya, hanya menyasar peserta berusia di bawah 21 tahun.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
IATA Prediksi Produksi SAF 2025 1,9 Juta Ton, Masih Jauh dari Target
IATA Prediksi Produksi SAF 2025 1,9 Juta Ton, Masih Jauh dari Target
Pemerintah
Dorong Keselamatan Kerja, Intiwi Pamerkan Teknologi Las Berbasis VR Manufacturing Indonesia 2025
Dorong Keselamatan Kerja, Intiwi Pamerkan Teknologi Las Berbasis VR Manufacturing Indonesia 2025
Swasta
Gelondong Bernomor Di Banjir Sumatera
Gelondong Bernomor Di Banjir Sumatera
Pemerintah
Permata Bank dan PT Mitra Natura Raya Dorong Konservasi Alam lewat Tour de Kebun Raya
Permata Bank dan PT Mitra Natura Raya Dorong Konservasi Alam lewat Tour de Kebun Raya
Swasta
Hujan Lebat Desember–Januari, PVMBG Ingatkan Siaga Longsor dan Banjir Saat Nataru
Hujan Lebat Desember–Januari, PVMBG Ingatkan Siaga Longsor dan Banjir Saat Nataru
Pemerintah
89 Persen Masyarakat Indonesia Dukung EBT untuk Listrik Menurut Studi Terbaru
89 Persen Masyarakat Indonesia Dukung EBT untuk Listrik Menurut Studi Terbaru
Pemerintah
Teluk Saleh NTB jadi Habitat Hiu Paus Melahirkan dan Melakukan Pengasuhan
Teluk Saleh NTB jadi Habitat Hiu Paus Melahirkan dan Melakukan Pengasuhan
LSM/Figur
3 Siklon Bergerak Lintasi Indonesia, Bakal Picu Cuaca Ekstrem
3 Siklon Bergerak Lintasi Indonesia, Bakal Picu Cuaca Ekstrem
Pemerintah
Hadapi Puncak Musim Hujan, BMKG Siapkan Operasi Modifikasi Cuaca
Hadapi Puncak Musim Hujan, BMKG Siapkan Operasi Modifikasi Cuaca
Pemerintah
Riset CELIOS Sebut Kasus Keracunan MBG Bisa Capai 22.000 pada 2026 Jika Tak Diperbaiki
Riset CELIOS Sebut Kasus Keracunan MBG Bisa Capai 22.000 pada 2026 Jika Tak Diperbaiki
LSM/Figur
Penumpang Pesawat Berisiko Terpapar Partikel Ultrahalus Berbahaya
Penumpang Pesawat Berisiko Terpapar Partikel Ultrahalus Berbahaya
LSM/Figur
Ratusan Gelondongan Kayu Ilegal Diangkut dari Hutan Tapanuli Selatan
Ratusan Gelondongan Kayu Ilegal Diangkut dari Hutan Tapanuli Selatan
Pemerintah
Riset CELIOS: Lapangan Kerja dari Program MBG Terbatas dan Tak Merata
Riset CELIOS: Lapangan Kerja dari Program MBG Terbatas dan Tak Merata
LSM/Figur
Presiden Prabowo Beri 20.000 Hektar Lahan di Aceh untuk Gajah
Presiden Prabowo Beri 20.000 Hektar Lahan di Aceh untuk Gajah
Pemerintah
IWGFF: Bank Tak Ikut Tren Investasi Hijau, Risiko Reputasi akan Tinggi
IWGFF: Bank Tak Ikut Tren Investasi Hijau, Risiko Reputasi akan Tinggi
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau