KOMPAS.com – Industri smelter merupakan salah satu bidang usaha yang kompleks. Proses yang panjang ini tidak hanya melibatkan sumber daya manusia (SDM) atau karyawan saja, tetapi juga penggunaan alat-alat berat untuk meningkatkan produktivitas di setiap lini operasional.
Secara umum, industri smelter biasanya menggunakan alat berat seperti excavator, crane, dan dump truck dalam proses pemindahan mineral yang disuplai oleh mining site ke lokasi peleburan. Alat-alat berat ini sudah dirancang khusus untuk menangani beban yang berat dengan kondisi lingkungan yang berbahaya. Namun, pekerjaan dengan alat-alat berat tersebut pun perlu dilakukan dengan kehati-hatian dan memastikan keamanan operatornya.
Penggunaan alat berat sudah diatur pada Peraturan Menteri Tenaga Kerja (Permenaker) Nomor 8 Tahun 2020 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut. Aturan ini dibuat sebagai tindak lanjut tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) untuk melindungi pekerja dari risiko yang mungkin terjadi akibat penggunaan alat berat.
Adapun lingkup aturan tersebut juga mencakup persyaratan teknis mengenai standar yang harus dipenuhi oleh alat berat atau pesawat angkat dan pesawat, termasuk excavator dan truk besar, tentang kekuatan, stabilitas, dan sistem pengaman. Aturan tersebut juga mengatur tentang pengoperasian yang aman, termasuk persyaratan bagi operator, pengawasan, dan izin operasi.
Baca juga: PT GNI Wujudkan Komitmen Keberlanjutan Lingkungan dengan Penanaman Mangrove
Oleh karenanya, pemerintah pun mulai menggencarkan pelatihan kerja untuk operator alat berat guna mencegah kecelakaan kerja di perusahaan smelter. Hal ini dilakukan untuk mendukung peningkatan K3 dan mengurangi risiko kecelakaan kerja.
Salah satu perusahaan yang dengan positif menanggapi usulan tersebut adalah PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) yang melaksanakan uji kompetensi dan sertifikasi izin operator (SIO). Agenda ini dilakukan untuk meningkatkan kompetensi kerja karyawan di bidang K3, khususnya bagi operator alat berat.
Head of Corporate Communication PT GNI Mellysa Tanoyo mengatakan, program pelatihan yang diselenggarakan oleh perusahaan mencakup berbagai aspek penting dalam operasional smelter yang bermanfaat untuk meningkatkan kompetensi dan keterampilan para tenaga kerja operator alat berat.
“Pelatihan ini disusun secara menyeluruh oleh para ahli di bidang industri. Didampingi oleh instruktur yang berpengalaman dan dengan dukungan dari Kementerian Ketenagakerjaan. Dengan begitu, peserta memperoleh pengetahuan yang sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini,” ungkapnya.
Selain meningkatkan kerja, Mellysa beranggapan bahwa pelatihan tersebut juga mampu mendorong karyawan dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja. Ia menilai, hal ini dapat dicapai karena karyawan mampu mengimplementasikan ilmu yang telat didapat.
Baca juga: Dukung Capaian SDG, PT GNI Raih Penghargaan di Ajang Perhumas PT Excellence Awards 2024
Dampak positif ini turut dirasakan oleh salah satu peserta yang ikut pelatihan. Ia menilai bahwa pelatihan dan sertifikasi SIO membantu karyawan lebih memahami pentingnya keselamatan kerja dan penerapan K3 di lingkungan kerja.
“Sebagai peserta pelatihan K3 dari PT GNI, saya merasa agenda ini sangat bermanfaat. (Pelatihan) ini membantu saya sehingga bisa bekerja lebih aman dan efektif sekaligus menjaga kesehatan dan keselamatan rekan kerja saya,” ucap peserta pelatihan.
Sebagai informasi, pelatihan dan sertifikasi SIO tersebut diadakan secara berkala. Baru-baru ini, PT GNI telah menggelar Sertifikasi Tenaga Kerja Bangunan Tinggi Kelas II. Materi yang diberikan antara lain seperti Karakteristik Lantai Kerja, Prinsip Penerapan Faktor Jatuh, Prosedur Kerja Aman, Teknik Penyelamatan dalam Keadaan Darurat, serta pembaruan terkait teknologi terbaru dalam konstruksi bangunan tinggi, sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas di lapangan.
PT GNI juga menegaskan aspek keselamatan kerja merupakan prioritas utama dalam operasional perusahaan. Program sertifikasi ini dirancang untuk memastikan bahwa para pekerja memahami prosedur keselamatan yang sesuai, khususnya saat bekerja di proyek bangunan tinggi yang memerlukan ketelitian dan kehati-hatian ekstra. (Rindu P Hestya)
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya