Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kendaraan di Dunia Lepaskan 6 Juta Ton Serpihan Mikroplastik per Tahun

Kompas.com - 04/12/2024, 21:13 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Setiap tahun miliaran kendaraan di seluruh dunia diperkirakan melepaskan sekitar 6 juta ton serpihan mikroplastik yang berasal dari ban aus. Partikel ban tersebut akhirnya terkumpul di tanah, sungai, danau dan bahkan di makanan yang dikonsumsi.

Dikutip dari Science Alert, Rabu (4/12/2024) partikel ban ini merupakan kontributor polusi mikroplastik yang signifikan tetapi sering kali diabaikan. Partikel tersebut menyumbang 28 persen mikroplastik yang memasuki lingkungan secara global.

Terlepas dari skala masalah tersebut, partikel ban tidak banyak mendapat perhatikan. Partikel ban juga sering kali disamakan dengan mikroplastik lainnya serta jarang diperlakukan sebagai kategori polusi yang berbeda.

Baca juga:

Padahal karakteristiknya yang unik menuntut pendekatan yang berbeda. Sehingg menurut Henry Obanya, peneliti dari University of Portsmouth, Inggris, perlu untuk mengklasifikasikan partikel ban sebagai kategori polusi yang unik.

Pendekatan ini akan mendorong penelitian yang lebih terfokus yang dapat menginformasikan kebijakan yang secara khusus dirancang untuk mengurangi polusi ban.

Polusi dari Ban

Partikel ban biasanya terbuat dari campuran kompleks karet sintetis dan karet alam beserta dengan ratusan bahan tambahan kimia lainnya. Ini memunculkan konsekuensi dari polusi ban bisa tidak terduga dan berdampak luas.

Misalnya, seng oksida menyumbang sekitar 0,7 persen dari berat ban. Meskipun penting untuk membuat ban lebih tahan lama, seng oksida sangat beracun bagi ikan dan kehidupan akuatik lainnya dan mengganggu ekosistem bahkan dalam jumlah sedikit.

Bahan tambahan berbahaya lainnya adalah bahan kimia yang dikenal sebagai 6PPD, yang melindungi ban dari retak. Saat terkena udara dan air, zat ini berubah menjadi 6PPD-quinone.

Kendaraan yang lebih berat termasuk mobil listrik (yang memiliki baterai yang sangat berat), bannya lebih cepat aus dan menghasilkan lebih banyak partikel mikroplastik.

Pakar industri mobil Nick Molden dan Felix Leach mengatakan karena berat kendaraan berpengaruh pada dampak lingkungan, produsen pun harus dikenakan pajak berdasarkan prinsip "pencemar yang membayar".

Hal ini dapat mendorong desain kendaraan yang lebih ringan sekaligus memotivasi konsumen untuk membuat pilihan yang lebih ramah lingkungan.

Baca juga:

Lebih lanjut, masih banyak pertanyaan yang belum terjawab mengenai polusi ban ini.

Misalnya peneliti sendiri belum tahu seberapa jauh partikel ban ini menyebar atau di mana tepatnya partikel tersebut terakumulasi.

Untuk menilai dampak ekologis secara menyeluruh, perlu informasi yang lebih rinci tentang ban mana yang paling beracun, bagaimana zat tersebut berperilaku di lingkungan, dan spesies mana yang paling berisiko.

Dalam jangka panjang, metode standar akan sangat penting untuk mengukur partikel ban dan membuat peraturan yang efektif.

Selain itu juga perlu tindakan global untuk mengendalikan emisi ban serta langkah-langkah tambahan lainnya.

Contohnya, inovasi dalam desain ban yang ramah lingkungan sehingga secara signifikan dapat mengurangi kerusakan lingkungan.

Jika tidak, dengan lebih dari 2 miliar ban yang diproduksi setiap tahun serta mobil yang semakin berat dan semakin banyak jumlahnya, masalah ini akan meningkat.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Warga di Berau Manfaatkan Lahan Hutan Mangrove untuk Bertambak

Warga di Berau Manfaatkan Lahan Hutan Mangrove untuk Bertambak

Pemerintah
COP16 Riyadh: Investasi Restorasi Lahan Berdampak Ekonomi 30 Kali Lipat

COP16 Riyadh: Investasi Restorasi Lahan Berdampak Ekonomi 30 Kali Lipat

LSM/Figur
Kendaraan di Dunia Lepaskan 6 Juta Ton Serpihan Mikroplastik per Tahun

Kendaraan di Dunia Lepaskan 6 Juta Ton Serpihan Mikroplastik per Tahun

Pemerintah
Komisi Eropa Terbitkan Dokumen untuk Sederhanakan Pelaporan Keberlanjutan

Komisi Eropa Terbitkan Dokumen untuk Sederhanakan Pelaporan Keberlanjutan

Pemerintah
Agroforestri Intensif Dinilai Jadi Solusi Ketahanan Pangan dan Krisis Iklim

Agroforestri Intensif Dinilai Jadi Solusi Ketahanan Pangan dan Krisis Iklim

Pemerintah
40 Persen Perusahaan Global Terbesar Integrasikan Kinerja ESG dalam Gaji Eksekutif

40 Persen Perusahaan Global Terbesar Integrasikan Kinerja ESG dalam Gaji Eksekutif

Swasta
HUT Ke-19 PIKP PAMA Kutim: Istri Pilar Utama Keselamatan Kerja dan Produktivitas Pertambangan

HUT Ke-19 PIKP PAMA Kutim: Istri Pilar Utama Keselamatan Kerja dan Produktivitas Pertambangan

Swasta
Keterlibatan Perempuan dalam Pengelolaan Lahan Mutlak Diperkuat

Keterlibatan Perempuan dalam Pengelolaan Lahan Mutlak Diperkuat

Pemerintah
Tingkatkan Kesadaran K3, PT GNI Adakan Pelatihan dan Sertifikasi SIO bagi Operator Alat Berat

Tingkatkan Kesadaran K3, PT GNI Adakan Pelatihan dan Sertifikasi SIO bagi Operator Alat Berat

Swasta
Beri Ternak dengan Rumput Laut Bisa Kurangi Emisi Metana Hampir 40 Persen

Beri Ternak dengan Rumput Laut Bisa Kurangi Emisi Metana Hampir 40 Persen

LSM/Figur
COP16 Riyadh Hasilkan Janji Rp 191 Triliun Atasi Kekeringan dan Degradasi Lahan

COP16 Riyadh Hasilkan Janji Rp 191 Triliun Atasi Kekeringan dan Degradasi Lahan

Pemerintah
PAGE Fase 2 Diteruskan dengan Fokus Ekonomi Sirkular dan Keuangan Berkelanjutan

PAGE Fase 2 Diteruskan dengan Fokus Ekonomi Sirkular dan Keuangan Berkelanjutan

Pemerintah
5,4 Juta Orang di Haiti Alami Kerawanan Pangan Akut

5,4 Juta Orang di Haiti Alami Kerawanan Pangan Akut

Pemerintah
RI-Kanada Sepakati Kerja Sama Mineral Kritis dan Transisi Energi

RI-Kanada Sepakati Kerja Sama Mineral Kritis dan Transisi Energi

Pemerintah
Singapura Bakal Ubah Kota demi Udara yang Lebih Bersih

Singapura Bakal Ubah Kota demi Udara yang Lebih Bersih

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau