Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pegiat Lingkungan Raih Penghargaan Kehati Award 2024

Kompas.com - 05/12/2024, 19:43 WIB
Zintan Prihatini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (Kehati) mengumumkan lima kelompok maupun individu di bidang lingkungan hidup dan keanekaragaman hayati dalam Kehati Award 2024, Selasa (3/12/2024).

Kategori peraih penghargaan antara lain forestry, marine, agriculture, climate change, dan waste and pollution.

Direktur Eksekutif Yayasan Kehati Riki Frindos menjelaskan, penghargaan ini digelar untuk mengapresiasi individu serta kelompok yang telah berupaya menyelamatkan dan mengurangu kerusakan alam.

Baca juga: IPB Beri Edukasi Pentingnya Pelestarian Lingkungan kepada Siswa SD di Pemalang

“Penghargaan yang diberikan sejak tahun 2000 ini adalah bentuk apresiasi terhadap upaya luar biasa, dari perseorangan dan lembaga yang peduli terhadap lestarinya keanekaragaman hayati dan lingkungan hidup di Indonesia,” ujar Riki dalam keterangan tertulis, Kamis (5/12/2024).

Tujuannya, lanjut dia, mendorong upaya dan inovasi bidang pelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati, serta memacu semangat dan motivasi masyarakat dalam pelestarian ataupun pemanfaatan keanekaragaman hayati. Kemudian, memberikan inspirasi dan pembelajaran terkait upaya pelestarian alam.

Berikut daftar peraih penghargaan Kehati Award 2024:

Kategori forestry diraih Kelompok Pelestari Hutan Pesanguanz, dengan judul program Giat Konservasi Lokal Untuk Lestarikan Alam Bukit Barisan Selatan

Kategori marine diraih Natural Aceh, dengan judul program Budidaya Tiram Berkelanjutan dengan Memanfaatkan Bahan Daur Ulang di Alue Naga Pasca-Tsunami

Kategori agriculture diraih Gestianus Sino, dengan judul program Pertanian Organik Terintegrasi di Lahan Gersang Kupang: Menuju Kemandirian Pangan dan Kelestarian Lingkungan.

Baca juga: Tekanan Publik Bisa Pengaruhi Perusahaan dalam Kurangi Dampak Lingkungan

Kategori climate change diraih Komunitas Banyu Bening, dengan judul program Pengelolaan dan Pemanfaatan air Hujan sebagai Sumber Air Bersih (Air Minum) Saat Ini dan ke Depan

Kategori waste and pollution diraih Yogi Tujuliarto, dengan judul program Karya Liputan Jurnalistik (News & Dokumenter) In depth Reporting tentang Waste & Pollution untuk Membangun Kesadaran Masyarakat dan Mendorong Solusi dari Pemangku Kebijakan. Tema utamanya ialah Belenggu Sampah Impor di Indonesia dan Asia Tenggara (Negara Berkembang)

Ketua Dewan Juri Kehati Award 2024 Amanda Katili Niode menyatakan bahwa kriteria penilaiannya dilihat dari manfaat dan dampak positif terhadap keanekaragaman hayati, lingkungan hidup, serta dampak positif kepada masyarakat.

Lainnya, keberlanjutan kegiatan, upaya untuk penelitian, dan keterlibatan pihak lain.

“Mereka berjuang dengan cara dan kapasitas masing-masing. Ada yang berhasil membangun pertanian organik dengan lahan terbatas, merehabilitasi lahan yang dirambah, menjalankan sustainable financing," ungkap Amanda.

"Ada juga yang konsisten membentuk community groups, serta berhasil menghasilkan gerakan yang bukan hanya di satu daerah, tapi nasional, bahkan sampai ke Papua, Bali, Ternate, Kalimantan,” imbuh dia.

Baca juga: Anggaran Konservasi Turun Rp 300 Miliar dalam APBN 2025

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Tergabung di GPAP, 25 Negara Bersatu Lawan Polusi Plastik

Tergabung di GPAP, 25 Negara Bersatu Lawan Polusi Plastik

Pemerintah
Siklon Tropis Taliah Berpotensi Picu Gelombang Laut di Sejumlah Perairan, Ini Daftarnya

Siklon Tropis Taliah Berpotensi Picu Gelombang Laut di Sejumlah Perairan, Ini Daftarnya

Pemerintah
LEGO Investasi 2 Juta Poundsterling untuk Proyek Penghapusan Karbon

LEGO Investasi 2 Juta Poundsterling untuk Proyek Penghapusan Karbon

Swasta
Jangan Tunggu Gas Langka, Rumah Tangga Bisa Manfaatkan Sampah Organik Jadi Biogas

Jangan Tunggu Gas Langka, Rumah Tangga Bisa Manfaatkan Sampah Organik Jadi Biogas

LSM/Figur
Ban Kendaraan Jadi Sumber Nanoplastik Terbesar Pegunungan Alpen

Ban Kendaraan Jadi Sumber Nanoplastik Terbesar Pegunungan Alpen

Pemerintah
Gambut dan Mangrove Bisa Pangkas 770 Megaton Emisi CO2 di Asia Tenggara

Gambut dan Mangrove Bisa Pangkas 770 Megaton Emisi CO2 di Asia Tenggara

LSM/Figur
Microsoft Tebus Emisi 7 Juta Ton Karbon Lewat Proyek Penghijauan Hutan

Microsoft Tebus Emisi 7 Juta Ton Karbon Lewat Proyek Penghijauan Hutan

Swasta
Lapisan Es Greenland Retak Sangat Cepat karena Krisis Iklim

Lapisan Es Greenland Retak Sangat Cepat karena Krisis Iklim

LSM/Figur
ITS Sambut Baik Usulan Perguruan Tinggi Kelola Tambang dalam RUU Minerba

ITS Sambut Baik Usulan Perguruan Tinggi Kelola Tambang dalam RUU Minerba

LSM/Figur
Warga Jakarta yang Jadi Anggota Bank Sampah Tak Kena Retribusi

Warga Jakarta yang Jadi Anggota Bank Sampah Tak Kena Retribusi

Pemerintah
Elpiji 3 Kg Langka, Gas Bumi Bisa Jadi Alternatif Pengganti?

Elpiji 3 Kg Langka, Gas Bumi Bisa Jadi Alternatif Pengganti?

Pemerintah
5 Jejak Karbon Harian Tak Terduga, Salah Satunya Kirim Meme

5 Jejak Karbon Harian Tak Terduga, Salah Satunya Kirim Meme

LSM/Figur
Peneliti Temukan Padi yang Mampu Reduksi Metana Hingga 70 Persen

Peneliti Temukan Padi yang Mampu Reduksi Metana Hingga 70 Persen

LSM/Figur
RPP KEN Disetujui, EBT Bakal Digenjot hingga 70 Persen pada 2040

RPP KEN Disetujui, EBT Bakal Digenjot hingga 70 Persen pada 2040

Pemerintah
Tutupan Karang Hidup dan Populasi Pari Manta di Raja Ampat Meningkat

Tutupan Karang Hidup dan Populasi Pari Manta di Raja Ampat Meningkat

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau