Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggaran Konservasi Turun Rp 300 Miliar dalam APBN 2025

Kompas.com - 05/12/2024, 10:10 WIB
Zintan Prihatini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Kehutanan mengungkapkan, dana konservasi dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) menurun pada 2025.

Sekretaris Ditjen KSDAE Ammy Nurwati mengatakan, anggaran dari APBN turun Rp 300 miliar dari Rp 1,8 triliun pada 2024 menjadi Rp 1,5 triliun di 2025.

"Selama ini pemerintah mengandalkan pembiayaan itu dari APBN, tetapi dari tren waktu ke waktu pendanaan itu makin menurun karena adanya belanja pegawai yang cukup signifikan bertambah," ujar Ammy usai menghadiri acara peringatan 10 Tahun Yayasan Konservasi Alam Indonesia (YKAN) di Jakarta Pusat, Rabu (4/12/2024).

Baca juga:


Ditjen KSDAE sendiri, kata dia, memiliki banyak pegawai yang mencakup ASN, PPPK, dan tenaga honor. Dari anggaran yang diberikan Kementerian Keuangan, 70 persen di antaranya digunakan untuk gaji pegawai.

"Nah, yang belanja non-operasional, misalnya kami pakai untuk konservasi. Sebanyak 70 persen itu sudah untuk biaya pegawai, sehingga kami hanya punya 30 persen (untuk konservasi)," ucap Ammy.

Sementara ini, Kementerian Kehutanan menganggarkan kurang dari Rp 50.000 per hektare untuk biaya konservasi. Alhasil, pihaknya mencari pendanaan dengan menggaet lembaga swadaya masyarakat, termasuk YKAN. Ammy menyebutnya sebagai pendanaan berkelanjutan.

"Kami mengikutsertakan mitra. Artinya di situ akan ada kesepakatan apa yang dikerjakan, lokasi pekerjaannya di mana, dan besaran yang bisa diberikan," tutur Ammy.

Baca juga: Di Kamboja, Ekoturisme Warga dan Swasta Tumbuhkan Ekonomi Sekaligus Konservasi

"Tetapi kami sebagai pemerintah tidak boleh menerima uang dalam bentuk pekerjaan maupun kegiatan. Ini berupa kegiatan apa yang bisa didanai oleh mitra," imbuh dia.

Adapun luasan kawasan konservasi di Indonesia mencapai 27 juta hektare yang terdiri dari 573 unit kawasan yakni cagar alam, suaka margasatwa, dan kawasan suaka alam.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau