Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tekanan Publik Bisa Pengaruhi Perusahaan dalam Kurangi Dampak Lingkungan

Kompas.com - 08/11/2024, 16:58 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Penelitian baru dari Universitas Pennsylvania, Amerika Serikat menyebut efektivitas program sukarela perusahaan untuk menurunkan polusi dan emisi gas rumah kaca bergantung pada tekanan publik.

Tekanan publik yang dimaksud contohnya seperti pengawasan publik terhadap kinerja lingkungan perusahaan oleh media, organisasi non pemerintah, dan pemangku kepentingan lainnya.

Studi menemukan bahwa perusahaan yang berkontribusi besar terhadap polusi dan emisi lebih berkomitmen untuk menguranginya karena menghadapi pengawasan publik yang lebih besar.

Baca juga:

Sebaliknya, perusahaan yang tak banyak berkontribusi terhadap polusi dan emisi mengalami pengawasan publik yang jauh lebih sedikit, yang menguntungkan reputasi mereka meski tidak secara aktif menurunkan tingkat polusi perusahaan.

Temuan ini pun dapat membantu menginformasikan program dekarbonisasi yang lebih efektif di masa mendatang.

"Studi menunjukkan bahwa tekanan publik dapat dimanfaatkan secara efektif untuk melengkapi regulasi tradisional dan mungkin cukup untuk mencegah perusahaan memanfaatkan program pengurangan polusi mereka," ungkap Ruohao Zhang, asisten profesor ekonomi pertanian di Universitas Pennsylvania dan penulis pertama studi.

Baca juga: Sebagian Besar Perusahaan Tak Punya Rencana Kurangi Emisi dari Perjalanan Bisnis

Program Sukarela

Mengutip Phys, Jumat (8/11/2024) perubahan iklim yang terus menyebabkan kenaikan suhu dunia menyebabkan tekanan bagi perusahaan untuk mengurangi polusi dan emisi karbon.

Namun kewajiban untuk mematuhi regulasi dapat memakan biaya sehingga program yang diikuti perusahaan secara sukarela bisa menjadi alternatif.

"Meskipun sebagian besar program pengurangan polusi sukarela dikaitkan dengan manfaat finansial langsung, program-program tersebut juga tidak memiliki sanksi untuk memberi insentif pengurangan polusi yang melebihi tingkat yang diamanatkan," kata Zhang.

Peneliti kemudian meneliti lebih lanjut apa yang memotivasi perusahaan untuk berpartisipasi dalam program sukarela pengurangan polusi dan mekanisme yang digunakan untuk memengaruhi kinerja lingkungan perusahaan.

Peneliti kemudian melakukan analisis terhadap potensi perbedaan dalam keputusan partisipasi serta kinerja lingkungan antara perusahaan yang berkontribusi kecil dan besar terhadap polusi.

Analisis menggunakan data dari program 33/50 yang dikeluarkan oleh Badan Perlindungan Lingkungan AS pada tahun 1991, di mana perusahaan berkomitmen untuk mengurangi emisi 17 bahan kimia berbahaya sebesar 33 persen pada tahun 1992 dan 50 persen pada tahun 1995.

Data mencakup 39.201 pengamatan tahunan untuk 8.670 pabrik di 11 industri, termasuk sumber polusi utama dari sektor kimia, logam, dan transportasi.

Secara keseluruhan data menunjukkan bahwa perusahaan yang berkontribusi besar melakukan pengurangan emisi. Ini terjadi karena perusahaan tersebut menghadapi tekanan publik yang lebih besar.

Baca juga: Bank di Eropa Gagal Tetapkan Rencana Emisi Nol Bersih

Sementara perusahaan yang berkontribusi lebih kecil melakukan pengurangan emisi menurut peneliti tetap tidak mengurangi tingkat polusi mereka dan dalam beberapa kasus malah meningkatkan polusinya.

Hal ini disebabkan tidak adanya tekanan publik mengingat perusahaan tersebut memiliki tingkat polusi yang relatif rendah yang memungkinkan untuk tidak diperhatikan publik.

Lebih lanjut, temuan tersebut menyoroti bagaimana efektivitas program pengurangan polusi sukarela dalam menurunkan emisi bergantung pada persepsi publik terhadap perusahaan-perusahaan yang berpartisipasi.

"Pengawasan publik yang lebih besar meningkatkan efektivitas dalam menurunkan emisi," tambah Zhang.

Di masa mendatang, studi tambahan dapat lebih spesifik memeriksa pergerakan strategis masing-masing perusahaan dan mengeksplorasi faktor-faktor lain yang memengaruhi partisipasi perusahaan dan keputusan emisi terkait dengan program sukarela.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Transisi Energi Bersih Terus Meningkat, Tapi Kemajuannya Tak Merata

Transisi Energi Bersih Terus Meningkat, Tapi Kemajuannya Tak Merata

Pemerintah
Inovasi Sterilisasi Pangan Teknologi PEF Diklaim Lebih Ramah Lingkungan

Inovasi Sterilisasi Pangan Teknologi PEF Diklaim Lebih Ramah Lingkungan

Pemerintah
Buktikan Komitmen Bangun Kesejahteraan Masyarakat, PT GNI & SEI Bagikan Ratusan Sepatu untuk Siswa SD di Morut

Buktikan Komitmen Bangun Kesejahteraan Masyarakat, PT GNI & SEI Bagikan Ratusan Sepatu untuk Siswa SD di Morut

Swasta
Studi: Pemilik Aset Dapat Dorong Investasi Perubahan Iklim

Studi: Pemilik Aset Dapat Dorong Investasi Perubahan Iklim

Pemerintah
Komitmen Lindungi Kesehatan Karyawan, GNI Gelar Health Talk

Komitmen Lindungi Kesehatan Karyawan, GNI Gelar Health Talk

Pemerintah
Tekanan Publik Bisa Pengaruhi Perusahaan dalam Kurangi Dampak Lingkungan

Tekanan Publik Bisa Pengaruhi Perusahaan dalam Kurangi Dampak Lingkungan

Pemerintah
Studi: Bahasa Abui di NTT Terancam Punah

Studi: Bahasa Abui di NTT Terancam Punah

Pemerintah
Ini 9 Rekomendasi untuk Dorong Percepatan Transisi Energi Berkeadilan

Ini 9 Rekomendasi untuk Dorong Percepatan Transisi Energi Berkeadilan

Pemerintah
Siapa pun Kepala Daerah Terpilih Didesak Fokus Cegah dan Atasi Stunting

Siapa pun Kepala Daerah Terpilih Didesak Fokus Cegah dan Atasi Stunting

LSM/Figur
Pelaku Usaha Minta Regulasi Harga Minyak Jelantah untuk Bioenergi

Pelaku Usaha Minta Regulasi Harga Minyak Jelantah untuk Bioenergi

Swasta
Studi: Pembakaran Sampah dengan Insenerator di TPA Kontaminasi Ekosistem Sekitar

Studi: Pembakaran Sampah dengan Insenerator di TPA Kontaminasi Ekosistem Sekitar

LSM/Figur
2 Miliar Warga Kota di Dunia Berpotensi Terpapar Kenaikan Temperatur pada 2040

2 Miliar Warga Kota di Dunia Berpotensi Terpapar Kenaikan Temperatur pada 2040

Pemerintah
Perluasan Lahan Sawit Dikhawatirkan Ancam Eksistensi Lahan Pangan

Perluasan Lahan Sawit Dikhawatirkan Ancam Eksistensi Lahan Pangan

LSM/Figur
2024 Hampir Dipastikan Jadi Tahun Terpanas Sepanjang Sejarah

2024 Hampir Dipastikan Jadi Tahun Terpanas Sepanjang Sejarah

LSM/Figur
Bank di Eropa Gagal Tetapkan Rencana Emisi Nol Bersih

Bank di Eropa Gagal Tetapkan Rencana Emisi Nol Bersih

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau