KOMPAS.com – Pemerintah bakal meluncurkan bidiesel B40, campuran solar dengan 40 persen bahan bakar nabati (BBN) berbasis minyak sawit, pada 2025 mendatang.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot menyampaikan, hal itu dilakukan di tengah upaya memperkuat program energi baru terbarukan (EBT) untuk ketahanan dan pemenuhan kebutuhan energi nasional.
“Tahun depan, kami berencana untuk menerapkan B40, dan sedang dilakukan asesmen untuk B50 serta menyediakan bioetanol di dalam negeri,” ujar Yuliot dalam keterangannya, Jumat (6/12/2024).
Baca juga:
Dia menyebutkan, berbagai upaya dilakukan untuk mencapai swasembada energi sebagaimana yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto. Karena itu, pemerintah juga menjalankan program biodiesel 35 sebagai bahan bakar alternatif.
“Upaya untuk mewujudkan ketahanan energi dalam negeri adalah meningkatkan produksi minyak dan gas bumi, mengembangkan energi baru terbarukan, termasuk program B35 yang saat ini dilaksanakan,” jelas Yuliot.
Adapun program B35 adalah kebijakan yang menjamin pencampuran 35 persen biodiesel ke dalam bahan bakar solar. Biodiesel berasal dari minyak nabati yakni minyak kelapa sawit, yang dicampur dengan solar untuk menghasilkan bahan bakar ramah lingkungan.
Upaya ini dimaksudkan untuk mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar minyak (BBM), meningkatkan nilai tambah bagi sektor pertanian, serta mendorong pertumbuhan ekonomi. Kementerian ESDM menargetkan, penggunaan biodiesel di pasar domestik meningkat dari 12,2 juta kiloliter pada 2023 menjadi 12,5 juta kiloliter di 2025.
Yuliot menilai, program biodiesel berdampak pada ekonomi negara. Berdasarkan catatan Kementerian ESDM, program mandatori biodiesel menghemat devisa hingga 7,9 miliar dollar AS atau sekitar Rp 120,54 triliun pada 2023. Selain itu, pengolahan minyak kelapa sawit mentah (CPO) menjadi biodiesel menghasilkan nilai tambah sebesar Rp 15,82 triliun.
Baca juga: Dukung Energi Baru Terbarukan, Garudafood Beralih ke Motor Listrik untuk Operasional
Sementara ini, Kementerian ESDM tengah melakukan asesmen terhadap biodiesel B50. Tidak hanya pemanfaatan BBN, ungkap Yuliot, upaya seperti pengembangan energi baru terbarukan, percepatan penggunaan kendaraan listrik, dan peningkatan efisiensi energi pun terus dilakukan.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya