Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para Pemuda Gaungkan Pertanian Berkelanjutan dalam COP16 Riyadh

Kompas.com - 07/12/2024, 13:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

2

KOMPAS.com - Bara semangat terpancar dari mata Siddhesh Sakore di ruang pertemuan utama Konferensi Para Pihak ke-16 (COP16) Convention to Combat Desertification (UNCCD) di Riyadh, Arab Saudi.

Di hadapan forum internasional, pemuda asal Desa Kendur, Maharashtra, India, tersebut menceritakan perjuangannya memberdayakan masyarakat desanya yang miskin dan mayoritas bekerja sebagai petani.

Akar permasalahan kemiskinan adalah produktivitas pertanian yang sangat rendah disebabkan oleh degradasi lahan. Biang keladi degradasi lahan di sana diakibatkan penggunaan bahan kimia yang berlebihan.

Baca juga: Restorasi Lahan Perlu Libatkan Masyarakat Adat Lebih Banyak

"Mereka tidak tahu bahwa penggunaan bahan kimia merusak tanah. Dan mereka beranggapan agar tanah subur, mereka harus meningkatkan penggunaan pupuk kimia. Mereka jadi ketergantungan," kata Siddesh.

Setelah lulus kuliah, Siddesh justru memutuskan kembali ke kampung halaman untuk mengentaskan kemiskinan di sana. Langkahnya tersebut ditentang ayahnya, namun dia pantang mundur.

"Ayahku bekerja sangat keras sebagai petani agar bisa menguliahkanku agar aku tidak menjadi petani juga. Dia sangat marah ketika aku malah pulang dan menjadi petani," paparnya.

Siddesh berupaya untuk membalikkan lahan terdegradasi menjadi lahan yang kembali subur. Dia mendirikan Agro Ranger untuk mempromosikan pertanian berkelanjutan melalui agroforestri, memadukan tutupan pohon dengan tanaman pangan.

Dia mengaku awalnya tidak mudah. Kata-kata menyepelekan tak jarang dia terima. Setelah memberikan contoh keberhasilan praktik agroforestri, lambat laun banyak petani yang coba mempraktikkannya.

Baca juga: COP16 Riyadh: Perusahaan Didesak Perkuat Investasi Kesehatan Lahan

Selain itu, praktik pertanian yang dia tekankan adalah menghindari monokultur dan menghindari penggunaan bahan kimia agar bisa menjaga kesehatan tanah.

Kini, para petani di desanya menjadi lebih sejahtera dan tidak bergantung dengan satu komoditas saja sebagai pertanian.

"Kami menyediakan edukasi dan pelatihan kepada petani, bersamaan dengan akses pendanaan," papar Siddesh.

Upayanya tersebut membuatnya terpilih sebagai salah satu tokoh pejuang tanah Land Hero 2024 dari UNCCD.

Siddhesh juga menekankan peran pengetahuan lokal dan varietas benih lokal sebagai alternatif penting bagi ketahanan sistem pangan dibandingkan dengan agrokimia.

Baca juga: Pengelolaan Lahan dan Air Berkelanjutan Perlu Investasi Rp 4,8 Kuadriliun Per Tahun

Ia menekankan bahwa ketidakadilan pangan, distribusi pangan yang tidak merata, dan hilangnya pangan akibat kurangnya teknologi penyimpanan merupakan ancaman nyata bagi ketahanan pangan.

Siddesh bukan satu-satunya pemuda yang diberi kesempatan berbicara mengenai upaya, ide, dan pandangannya dalam upaya pemulihan lahan pertanian dan mempromosikan pertanian berkelanjutan dalam COP16.

Halaman:
2
Komentar
👍

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Produsen Elektronik Ini Targetkan Pakai 35 Persen Bahan Daur Ulang pada 2030

Produsen Elektronik Ini Targetkan Pakai 35 Persen Bahan Daur Ulang pada 2030

Swasta
Proyek Energi Hijau Milik AS Terancam, Pendanaan Miliaran Dollar Bakal Dipangkas

Proyek Energi Hijau Milik AS Terancam, Pendanaan Miliaran Dollar Bakal Dipangkas

Pemerintah
BRIN Gandeng Korsel untuk Bangun Rumah Kaca Pintar di Indonesia

BRIN Gandeng Korsel untuk Bangun Rumah Kaca Pintar di Indonesia

Pemerintah
Startup Bikin Mentega Ramah Lingkungan dari Karbon, Seperti Apa?

Startup Bikin Mentega Ramah Lingkungan dari Karbon, Seperti Apa?

Swasta
RI Buka Peluang Lanjutkan Kerja Sama Bangun Fasilitas CCS dengan AS

RI Buka Peluang Lanjutkan Kerja Sama Bangun Fasilitas CCS dengan AS

Pemerintah
Lembaga Keuangan AS Prediksi Kenaikan Suhu Global Capai 3 Derajat Tahun Ini

Lembaga Keuangan AS Prediksi Kenaikan Suhu Global Capai 3 Derajat Tahun Ini

Swasta
Startup Filipina Bikin AGRICONNECT PH, App Berbasis AI untuk Cegah Gagal Panel

Startup Filipina Bikin AGRICONNECT PH, App Berbasis AI untuk Cegah Gagal Panel

Swasta
Sektor Perikanan RI Bakal Kena Imbas Kenaikan Tarif Impor AS

Sektor Perikanan RI Bakal Kena Imbas Kenaikan Tarif Impor AS

Pemerintah
2030, Perusahaan Global Targetkan Elektrifikasi 100 Persen Armada Operasional

2030, Perusahaan Global Targetkan Elektrifikasi 100 Persen Armada Operasional

Pemerintah
Asosiasi Mantan Pemimpin Dunia Desak Kepemimpinan Eropa dalam Aksi Iklim

Asosiasi Mantan Pemimpin Dunia Desak Kepemimpinan Eropa dalam Aksi Iklim

Pemerintah
IATA Bentuk Organisasi Pengawas Avtur Berkelanjutan

IATA Bentuk Organisasi Pengawas Avtur Berkelanjutan

Swasta
AS Naikkan Tarif Impor, Bagaimana Dampaknya ke Industri Hijau?

AS Naikkan Tarif Impor, Bagaimana Dampaknya ke Industri Hijau?

Pemerintah
12 Kebutuhan Kritis Pasca Gempa Myanmar, dari Obat hingga Akses Air Bersih

12 Kebutuhan Kritis Pasca Gempa Myanmar, dari Obat hingga Akses Air Bersih

Pemerintah
Pemanasan Global Bikin Kadar Oksigen di Danau-danau Dunia Menurun

Pemanasan Global Bikin Kadar Oksigen di Danau-danau Dunia Menurun

LSM/Figur
Peternakan Sumbang Emisi Terbesar Sektor Pangan

Peternakan Sumbang Emisi Terbesar Sektor Pangan

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau