MALANG, KOMPAS.com - Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq berencana merehabilitasi habitat mangrove di seluruh Indonesia. Untuk keperluan ini, Hanif mengajak Universitas Brawijaya untuk memberikan data saintifik terkait habitat mangrove di Indonesia.
Hanif mengatakan, eksisting lahan mangrove di Indonesia seluas 3,4 juta hektar. Luas lahan mangrove itu 23 persen dari luas mangrove dunia dan menjadi yang terluas di dunia.
"Mangrove itu 23 persen (seluruh dunia) ada di Indonesia, di dunua. Jadi kita mempunyai lanskap mangrove terbesar di dunia, dan itu muatan karbonnya dan biodiversitinya sangatlah penting buat kehidupan global. Sehingga mangrove menjadi perhatian semua," katanya saat berkunjung ke Universitas Brawijaya (UB), Sabtu (7/12/2024).
Baca juga:
Sementara, dari luas lahan mangrove 3,4 juta hektar, yang potensial seluas 600.000 hektar. Pihaknya berencana merehabilitasi habitat potensial mangrove tersebut.
"Kita mempunyai 3,4 juta hektar eksisting mangrove, potensial habitat mangrove 600.000 hektar. Yang potensial habitat mangrove yang 600.000 inilah yang coba kami diskusikan dengan Pak Rektor (Universitas Brawijaya) lebih lanjut di dalam pengawalan merehabilitasi mangrove tersebut," katanya.
Menurut Hanif, tidak mudah merehabilitasi habitat mangrove tersebut. Sebab, ada kegiatan ekonomi ekonomi di dalamnya. Karena itu, dia mengajat UB untuk mengawal proyek rehabilitasi itu secara saintifik.
"Karena tidak gampang, di sana ada kegiatan ekonomi yang kemudian memelukan lanskap yang sama. Kami minta UB kawal supaya wujudnya jelas seperti apa menangani potensial 600.000 hektar se-Indonesia," katanya.
Baca juga: Kisah Warga Desa Mayangan yang Terancam Abrasi dan Inisiatif Kompas.com Tanam Mangrove
Rektor Universitas Brawijaya, Prof Widodo mengaku siap dengan permintaan Hanif untuk mengawal rehabilitasi mangrove di Indonesia.
"Kita membantu memberikan data-data saintifik sehingga kebijakan Menteri Lingkungan Hidup lebih pas," katanya.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya