Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBB Soroti Krisis Iklim dan Kemanusiaan di Afrika Tengah

Kompas.com, 14 Desember 2024, 16:59 WIB
Zintan Prihatini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyoroti krisis iklim, ketegangan geopolitik, hingga krisis kemanusiaan di Afrika Tengah.

Perwakilan Khusus PBB untuk Afrika Tengah Abdou Abarry mengungkapkan, bencana alam dan cuaca ekstrem menyebabkan lebih dari 3 juta orang terpaksa mengungsi.

Kata dia, kondisi sosial ekonomi yang makin terpuruk menandai perlunya upaya lebih untuk mengatasi krisis iklim.

Baca juga:

"Hutan Cekungan Kongo, paru-paru hijau kedua planet ini, yang menyerap 1-1,2 miliar ton karbon dioksida setiap tahun dan memainkan peran dalam regulasi iklim global, disebut kritis di COP29," ujar Abarry dikutip dari UN News, Sabtu (14/12/2024).

Abarry berpendapat, pendaaan iklim internasional yang disepakati tidak memadai. Pasalnya, hanya kurang dari 15 persen komitmen pembiayaan yang terpenuhi.

“Kondisi kemanusiaan juga memburuk, didorong oleh perpindahan populasi dan ancaman kesehatan yang muncul seperti Mpox, khususnya di Republik Demokratik Kongo,” tutur Abarry.

Dia menekankan bahwa harus ada langkah konkret terkait pemberontakan di Cekungan Danau Chad, terutama serangan oleh afiliasi Boko Haram.

“PBB baru-baru ini menyarankan untuk memperkuat Gugus Tugas Bersama Multinasional yang memainkan peran kunci dalam keamanan regional,“ jelas dia.

Sementara ini, negara-negara di Afrika Tengah terus berupaya menyelesaikan perselisihan dengan damai. Dialog tingkat tinggi juga sedang berlangsung antara Chad dengan CAR terkait keamanan perbatasan.

Abarry mencatat prioritas utama bagi Afrika Tengah antara lain peningkatan pendanaan internasional untuk ketahanan iklim, bantuan kemanusiaan, dan inisiatif perdamaian.

Baca juga:


Berkait hal itu, Kantor Regional PBB untuk Afrika Tengah (UNOCA) bakal fokus pada penguatan stabilitas regional serta mengatasi tantangan kemanusiaan.

Karenanya, Komunitas Ekonomi Negara Afrika Tengah (ECCAS) dengan UNOCA, akan bertemu untuk mengatasi masalah iklim dan kemanusiaan pada Februari 2025.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
BBM E10 Persen Dinilai Aman untuk Mesin dan Lebih Ramah Lingkungan
BBM E10 Persen Dinilai Aman untuk Mesin dan Lebih Ramah Lingkungan
Pemerintah
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
LSM/Figur
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Pemerintah
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar 'Langkah Membumi Ecoground 2025'
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar "Langkah Membumi Ecoground 2025"
Swasta
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
BUMN
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
Pemerintah
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
LSM/Figur
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Pemerintah
TFFF Resmi Diluncurkan di COP30, Bisakah Lindungi Hutan Tropis Dunia?
TFFF Resmi Diluncurkan di COP30, Bisakah Lindungi Hutan Tropis Dunia?
Pemerintah
COP30: Target Iklim 1,5 Derajat C yang Tak Tercapai adalah Kegagalan Moral
COP30: Target Iklim 1,5 Derajat C yang Tak Tercapai adalah Kegagalan Moral
Pemerintah
Trend Asia Nilai PLTSa Bukan EBT, Bukan Opsi Tepat Transisi Energi
Trend Asia Nilai PLTSa Bukan EBT, Bukan Opsi Tepat Transisi Energi
LSM/Figur
4.000 Hektare Lahan di TN Kerinci Seblat Dirambah, Sebagiannya untuk Sawit
4.000 Hektare Lahan di TN Kerinci Seblat Dirambah, Sebagiannya untuk Sawit
Pemerintah
Muara Laboh Diperluas, Australia Suntik Rp 240 Miliar untuk Geothermal
Muara Laboh Diperluas, Australia Suntik Rp 240 Miliar untuk Geothermal
Pemerintah
Bisa Suplai Listrik Stabil, Panas Bumi Lebih Tahan Krisis Iklim Ketimbang EBT Lain
Bisa Suplai Listrik Stabil, Panas Bumi Lebih Tahan Krisis Iklim Ketimbang EBT Lain
Swasta
BCA Ajak Penenun Kain Gunakan Pewarna Alami untuk Bidik Pasar Ekspor
BCA Ajak Penenun Kain Gunakan Pewarna Alami untuk Bidik Pasar Ekspor
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau