Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/08/2024, 18:00 WIB
Sri Noviyanti,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Interaksi tiga krisis pembangunan masih membayangi Tanah Air, mulai dari perubahan iklim, polusi dan kerusakan lingkungan, hingga hilangnya keanekaragaman hayati.

Jika tak segera ditangani, hal itu bakal berdampak pada kehidupan. Salah satu yang paling kentara adalah dampak pada sumber daya manusia itu sendiri, yakni menurunnya produktivitas kerja.

“Kita mengenal tiga krisis tadi sebagai triple planetary crisis. Apa implikasinya jika kita do nothing? Planet ini jadi tidak nyaman (untuk ditinggali). Produktivitas pekerja pun bisa menurun,” ujar Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Vivi Yulaswati berbicara dalam kesempatan Lestari Summit 2024, Rabu (21/8/2024).

Baca juga: Permintaan Terhadap Green Jobs Meningkat, Perlu Dorong SDM

Laporan dari Organisasi Buruh Internasional (ILO) yang dirilis pada 2018 mencatatkan bahwa tekanan panas berpengaruh terhadap kehilangan jam kerja, penurunan produktivitas, serta menimbulkan efek negatif kesehatan pekerja.

Bahkan, tekanan panas bumi berdampak pada meningkatkan cedera di tempat kerja bagi tenaga kerja.

Proyeksi hilangnya jam kerja akibat panas di Negara anggota G20 sepanjang 1995-2030 paling besar adalah di India.

“Sementara Tanah Air menempati urutan kedua. Dihitung sejak 2000, ada 23 juta tahun masa kerja telah hilang karena bencana alam yang terjadi tiap tahun,” tambah Vivi.

Vivi menerangkan bahwa ILO mendorong green jobs sebagai salah satu upaya menyelamatkan planet.

Sebagai informasi, green jobs atau pekerjaan hijau menurut ILO adalah pekerjaan layak yang berkontribusi untuk melestarikan atau memulihkan lingkungan.

Lewat upaya tersebut, ILO mengharapkan produktivitas dan masa kerja yang hilang bisa diatasi ke depannya.

Baca juga: Lestari Summit 2024: Masa Depan Berkelanjutan Butuh Peta Jalan Green Jobs dan SDM

Meski demikian, pengaplikasian green jobs juga tak bisa asal. ILO mengkategorikan pekerjaan hijau pada jenis profesi yng memiliki kriteria sebagai berikut.

Pertama, pekerjaan yang secara khusus dibuat untuk meningkatkan efisiensi konsumsi energy dan bahan baku.

Kedua, pekerjaan yang ebrkaitan dengan pembatasan emisi gas rumah kaca.

Ketiga, mengurangu sampah dan limbah. Keempat, melindungi dan merestorasi ekosistem.

Terakhir, mendukung adaptasi terhadap dampak perubahan iklim.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Baca tentang


Terkini Lainnya
Perubahan Iklim dan Deforestasi Ubah Hutan Amazon Menjadi Sabana dalam Waktu Seabad
Perubahan Iklim dan Deforestasi Ubah Hutan Amazon Menjadi Sabana dalam Waktu Seabad
Pemerintah
Gelombang Panas Ekstrem Ungkap Kerentanan Jaringan Listrik di Eropa
Gelombang Panas Ekstrem Ungkap Kerentanan Jaringan Listrik di Eropa
Pemerintah
Restorasi Situs Warisan Dunia di Burkina Faso Terancam Perubahan Iklim
Restorasi Situs Warisan Dunia di Burkina Faso Terancam Perubahan Iklim
LSM/Figur
Panas dan Kelembaban Ekstrem Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung
Panas dan Kelembaban Ekstrem Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung
Pemerintah
Rekor Iklim 2024, dari Suhu Panas Ekstrem hingga Amukan Badai
Rekor Iklim 2024, dari Suhu Panas Ekstrem hingga Amukan Badai
LSM/Figur
Studi: Air Tawar Dunia Menyusut, Sumbang Kenaikan Permukaan Laut Lebih Besar
Studi: Air Tawar Dunia Menyusut, Sumbang Kenaikan Permukaan Laut Lebih Besar
Pemerintah
Greenpeace: Kemerdekaan Sejati Butuh Keadilan Iklim, Presiden Mengabaikannya
Greenpeace: Kemerdekaan Sejati Butuh Keadilan Iklim, Presiden Mengabaikannya
LSM/Figur
ICJ Akui Krisis Iklim sebagai Isu HAM, Tapi Abaikan Hak Anak
ICJ Akui Krisis Iklim sebagai Isu HAM, Tapi Abaikan Hak Anak
Pemerintah
Subsidi Turun, Tarif Trump Menghantam, Tapi Penjualan EV Melonjak
Subsidi Turun, Tarif Trump Menghantam, Tapi Penjualan EV Melonjak
Swasta
SBTi: Target Emisi Industri Meroket, China Pimpin dengan 228 Persen
SBTi: Target Emisi Industri Meroket, China Pimpin dengan 228 Persen
Swasta
Rusa Kutub Diperkirakan Turun 84 Persen pada 2100 akibat Krisis Iklim
Rusa Kutub Diperkirakan Turun 84 Persen pada 2100 akibat Krisis Iklim
LSM/Figur
Jaga Kelestarian Hutan, Toba Pulp Lestari Raih Prima Wana Karya 2025
Jaga Kelestarian Hutan, Toba Pulp Lestari Raih Prima Wana Karya 2025
Swasta
HUT ke-80 RI, Pemprov DKI Kerahkan 1.800 Petugas Kebersihan
HUT ke-80 RI, Pemprov DKI Kerahkan 1.800 Petugas Kebersihan
Pemerintah
Pompa Tenaga Surya PIS Salurkan 5 Juta Liter Air Bersih bagi Petani Pedalaman Labuan Bajo
Pompa Tenaga Surya PIS Salurkan 5 Juta Liter Air Bersih bagi Petani Pedalaman Labuan Bajo
BUMN
Ide Baru: Ranting Anggur Jadi Pengganti Plastik, 17 Hari Terurai
Ide Baru: Ranting Anggur Jadi Pengganti Plastik, 17 Hari Terurai
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau