KOMPAS.com - 2024 secara resmi dinyatakan sebagai tahun terpanas sepanjang sejarah pencatatan menurut layanan pemantau perubahan iklim bentukan Uni Eropa, Copernicus Climate Change Service (C3S).
Untuk kali pertama juga, suhu rata-rata 2024 telah naik 1,5 derajat celsius bila dibandingkan pada masa pra-industri pada tahun 1850-an.
1,5 derajat celsius merupakan ambang batas yang telah disepakati dunia internasional dalam Perjanjian Paris pada 2015.
Baca juga: 4 Negara Termasuk Indonesia Kompak Nyatakan 2024 Tahun Terpanas
Suhu rata-rata sepanjang 2024 menurut analisis data satelit C3S adalah 15,10 derajat celsius. Suhu tersebut lebih tinggi 0,72 derajat celsius di atas rata-rata periode 1991-2020.
Selain itu, suhu rata-rata 2024 mengalahkan rekor tahun terpanas sebelumnya yang telah dipecahkan pada 2023.
Pada 2024, suhu rata-rata permukaan global lebih tinggi 0,12 derajat celsius bila dibandingkan rerata temperatur pada 2023.
Direktur C3S Carlo Buontempo mengatakan, kenaikan suhu global yang melampaui ambang batas yang telah ditetapkan tak lepas dari ulah manusia sendiri.
Dia menuturkan, perubahan iklim akibat ulah manusia merupakan faktor utama kenaikan suhu yang telah terjadi.
Baca juga: Selain India, China Nobatkan 2024 Jadi Tahun Terpanas
"Masa depan ada di tangan kita. Tindakan yang cepat dan tegas masih dapat mengubah lintasan iklim masa depan kita," kata Buontempo, dikutip dari siaran pers, Jumat (10/1/2025).
Strategic Lead for Climate European Centre for Medium-Range Weather Forecasts (ECMWF) Samantha Burgess menyatakan, dalam 10 tahun terakhir, setiap tahunnya adalah tahun yang lebih panas dari tahun sebelumnya,
Dia menambahkan, manusia berada di ambang mengingkari target iklim dalam Perjanjian Paris.
Bila digabungkan, suhu rata-rata selama dua tahun terakhir sudah melampaui ambang batas 1,5 derajat celsius.
"Suhu global yang tinggi ini, ditambah dengan rekor level uap air atmosfer global pada tahun 2024, menyebabkan gelombang panas yang belum pernah terjadi sebelumnya dan peristiwa hujan lebat, yang menyebabkan kesengsaraan bagi jutaan orang," ujar Burgess.
Baca juga: 2024 Jadi Tahun Terpanas di India dalam 123 Tahun Terakhir
Sementara itu, Organisasi Meteorologi Dunia atau WMO pada Jumat (10/1/2025) juga mengonfirmasi bahwa 2024 menjadi tahun terpanas yang pernah tercatat.
Berdasarkan enam kumpulan data internasional independen, rata-rata suhu permukaan global adalah 1,55 derajat celsius di atas masa pra-industri pada 1850-1900.
Temuan tersebut menyoroti rekor tren selama satu tahun dari suhu yang memecahkan rekor, di mana 10 tahun terakhir semuanya termasuk dalam tahun-tahun terpanas yang pernah tercatat.
Sekretaris Jenderal WMO Celeste Saulo menekankan keseriusan situasi tersebut, sebagaimana dilansir Antara.
"Sejarah iklim sedang terjadi di depan mata kita. Rentetan pemanasan yang luar biasa ini telah membawa cuaca ekstrem dan merusak, kenaikan permukaan laut, dan pencairan es, semuanya didorong oleh rekor emisi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia," kata Saulo.
Baca juga: 2024 Disebut Jadi Tahun Terpanas Dalam Sejarah
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya