Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Herman Agustiawan

Anggota Dewan Energi Nasional periode 2009-2014

Swasembada Energi Bukan Mimpi (2)

Kompas.com, 7 Januari 2025, 10:56 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Melanjutkan pembahasan sebelumnya mengenai "Swasembada Energi Bukan Mimpi bagian 1", pada bagian ini penulis ingin membahas Indonesia menuju Swasembada Energi.

Apa saja yang harus dipahami dan disamakan persepsinya, serta apa yang harus dilakukan selama 20 tahun ke depan guna mencapai ambisi Indonesia Emas tahun 2045?

Indonesia kerap disebut sebagai negara yang memiliki Sumber Daya Energi (SDE) yang berlimpah. Pertanyaan: “Apakah sebutan itu benar?”

Jika ditinjau dari keragaman jenis SDE-nya, sebutan itu Benar. Indonesia memiliki hampir semua jenis SDE, baik yang tak terbarukan (fosil) maupun yang baru dan terbarukan (EBT). Namun, jumlah Energi yang termanfaatkan oleh rakyat masih sangat sedikit.

Diolah dari berbagai sumber Cadangan, Potensi, Termanfaatkan dan Produksi SDE Indonesia

Ket: Tabel Cadangan, Potensi, Termanfaatkan dan Produksi SDE Indonesia

Dengan memiliki SDE yang beragam tersebut, “Apakah Indonesia sudah Mandiri Energi?”

Untuk menjawab pertanyaan itu, mari kita samakan persepsi terkait beberapa istilah berikut (UU No. 30/2007 tentang Energi).

Baca juga: Rekor, Bauran Energi Terbarukan Jerman Capai 59 Persen pada 2024

Sumber Daya Alam (SDA) adalah segala sesuatu yang berasal dari alam yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan bangsa, seperti hutan, air, lahan, bahan tambang dan mineral. Sedangkan SDE adalah SDA yang dimanfaatkan, baik sebagai sumber energi maupun energi.

Untuk dapat diolah menjadi energi final, yaitu energi yang langsung dapat dikonsumsi oleh para pengguna akhir, SDE tersebut harus diproduksi, diangkut dan dikonversi menjadi sumber energi terlebih dahulu.

Sumber energi adalah sesuatu yang dapat menghasilkan energi, baik secara langsung maupun melalui proses konversi.

Oleh karena jenis energi yang sering digunakan adalah minyak, gas, dan listrik, maka pembahasan kemandirian akan ditinjau dari ketiga jenis energi tersebut.

  • Minyak

Pada masa Orde Baru (1966 – 1998) Indonesia pernah mencatat swasembada beras pada tahun 1984 atau Repelita IV. Pada saat itu produksi beras Indonesia mencapai 27 juta ton, melebihi konsumsi domestik sebesar 25 juta ton.

Indonesia pun pernah mengalami surplus produksi minyak mentah dan menjadi anggota the Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) pada 1962. Pada era 1970 dan 1980-an jumlah produksi minyak pernah menyentuh 1,7 juta Bph (Barel per hari), melebihi konsumsi domestik saat itu, sekitar 500.000 Bph.

Diolah dari berbagai sumber Produksi dan Konsumsi Minyak Bumi Indonesia (1980 – 2018)

Grafik Produksi dan Konsumsi Minyak Bumi Indonesia (1980 – 2018)

Namun, sejak 2003 Indonesia berubah dari negara pengekspor menjadi pengimpor minyak. Kemudian pada 2004 Indonesia dikategorikan sebagai negara net oil importer, karena produksi lebih kecil daripada konsumsi.

Program produksi minyak Indonesia 1 juta Bph telah diinisiasi sejak era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono periode pertama (2004 – 2009).

Saat ini, terjadi penurunan produksi karena lapangan minyak besar telah menipis cadangannya, dan tidak ada pengembangan lapangan baru yang besar. Hampir semua cekungan migas prolifik pernah dievaluasi, tetapi hasilnya kurang potensial. Sehingga banyak perusahaan minyak besar dunia mengurangi portofolio eksplorasinya di Indonesia.

Berbeda dengan swasembada beras, tantangan swasembada energi lebih kompleks. Selain diperlukan untuk mensejahterakan rakyat, jaminan pasokan energi juga sangat diperlukan di sektor Industri, Transportasi dan sektor Bangunan Komersial.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
SBTi Rilis Peta Jalan untuk Industri Kimia Global
SBTi Rilis Peta Jalan untuk Industri Kimia Global
Pemerintah
Bukan Murka Alam: Melacak Jejak Ecological Tech Crime di Balik Tenggelamnya Sumatra
Bukan Murka Alam: Melacak Jejak Ecological Tech Crime di Balik Tenggelamnya Sumatra
Pemerintah
Agroforestri Sawit: Jalan Tengah di Tengah Ancaman Banjir dan Krisis Ekosistem
Agroforestri Sawit: Jalan Tengah di Tengah Ancaman Banjir dan Krisis Ekosistem
Pemerintah
Survei FTSE Russell: Risiko Iklim Jadi Kekhawatiran Mayoritas Investor
Survei FTSE Russell: Risiko Iklim Jadi Kekhawatiran Mayoritas Investor
Swasta
Tuntaskan Program KMG-SMK, BNET Academy Dorong Penguatan Kompetensi Guru Vokasi
Tuntaskan Program KMG-SMK, BNET Academy Dorong Penguatan Kompetensi Guru Vokasi
Swasta
Harapan Baru, Peneliti Temukan Cara Hutan Tropis Beradaptasi dengan Iklim
Harapan Baru, Peneliti Temukan Cara Hutan Tropis Beradaptasi dengan Iklim
Pemerintah
Jutaan Hektare Lahan Sawit di Sumatera Berada di Wilayah yang Tak Layak untuk Monokultur
Jutaan Hektare Lahan Sawit di Sumatera Berada di Wilayah yang Tak Layak untuk Monokultur
LSM/Figur
Industri Olahraga Global Bisa Jadi Penggerak Konservasi Satwa Liar
Industri Olahraga Global Bisa Jadi Penggerak Konservasi Satwa Liar
Swasta
FAO: Perluasan Lahan Pertanian Tidak Lagi Memungkinkan
FAO: Perluasan Lahan Pertanian Tidak Lagi Memungkinkan
Pemerintah
Banjir Sumatera Disebabkan Kerusakan Hutan, Anggota DPR Ini Minta HGU Ditiadakan
Banjir Sumatera Disebabkan Kerusakan Hutan, Anggota DPR Ini Minta HGU Ditiadakan
Pemerintah
Pupuk Indonesia: Jangan Pertentangkan antara Pupuk Organik dan Kimia
Pupuk Indonesia: Jangan Pertentangkan antara Pupuk Organik dan Kimia
BUMN
PLN Kelebihan Pasokan, Proyek WtE Dikhawatirkan Hanya Bakar Uang
PLN Kelebihan Pasokan, Proyek WtE Dikhawatirkan Hanya Bakar Uang
LSM/Figur
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Pemerintah
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Pemerintah
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau