Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 14 Januari 2025, 11:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Selain menjadi tahun baru, 2025 juga menjadi awal mula hadirnya Generasi Beta atau Gen Beta. Generasi baru ini dimulai 2025 sampai dengan 2039 mendatang.

Meski menjadi generasi yang baru, Gen Beta langsung mewarisi perubahan iklim yang disebabkan pemanasan global akibat lonjakan emisi gas rumah kaca (GRK).

Dilansir dari ABC News, peneliti sosial Mark McCrindle mengatakan, Gen Beta akan tumbuh di dunia yang menghadapi dampak perubahan iklim.

Baca juga: Lahir dari Gen Z Awal dan Milenial Akhir, Ini 4 Perbedaan Karakter Orangtua Gen Beta

Untuk diketahui, 2024 baru saja dinobatkan sebagai tahun terpanas oleh World Meteorological Organization (WMO) sejak pencatatan dilakukan pada masa pra-industri.

Berdasarkan enam kumpulan data internasional independen, rata-rata suhu permukaan global sudah naik 1,55 derajat celsius di atas masa pra-industri pada 1850-1900.

Temuan tersebut menyoroti rekor tren selama satu tahun dari suhu yang memecahkan rekor, di mana 10 tahun terakhir semuanya termasuk dalam tahun-tahun terpanas yang pernah tercatat.

Dampak perubahan iklim bukan hanya kenaikan suhu Bumi, tapi lebih dari itu. Perubahan iklim membuat kejadian ekstrem meningkat.

Menurut studi World Weather Attribution (WWA) pada Oktober 2024, perubahan iklim akibat aktivitas manusia sebelumnya telah memicu 10 peristiwa ekstrem yang paling mematikan dalam 20 tahun terakhir.

Baca juga: Antusiasme Kelahiran Gen Beta di Indonesia Tak Sebesar Anak Shio

Selain itu, perubahan iklim juga mempunyai dampak yang sangat erat terhadap kesehatan menurut studi dari World Economic Forum.

Dampak kesehatan secara langsung seperti melalui penyebaran penyakit. Sedangkan dampak tidak langsung contohnya melalui faktor sosial ekonomi dan keterbatasan akses layanan kesehatan.

Di samping itu, perubahan iklim akan membuat punah hampir sepertiga spesies di seluruh dunia pada 2100 apabila emisi GRK terus menguar ke udara.

Menurut studi dari University of Connecticut, jika suhu global naik lebih dari 1,5 derajat celsius dibandingkan masa pra-industri, kepunahan akan meningkat pesat.

Dan itulah dunia yang harus Gen Beta tinggali sekarang.

Baca juga: Cerita Dokter Kandungan, Bantu Kelahiran Dua Bayi Gen Beta di Hari Pertama 2025

Masalah paling utama

Sementara itu, profesor sosiologi dari Western University Kate Choi menuturkan, perubahan iklim menjadi masalah paling utama yang akan dihadapi Gen Beta.

"Generasi ini adalah generasi yang akan sangat terpengaruh oleh perubahan iklim dan peristiwa cuaca ekstrem," kata Choi, sebagaimana dilansir CBC News.

Demograf dari Western University Michael Haan berujar, meskipun perubahan iklim akan memengaruhi Generasi Beta, dia optimistis generasi tersebut akan berusaha melakukan perubahan karenanya.

Dia menyampaikan, ada beberapa faktor tidak langsung yang dapat membantu Gen Beta memerangi perubahan iklim. 

Contohnya rumah lebih kecil yang mengurangi jejak karbon, penggunaan teknologi untuk bekerja dari rumah, atau untuk fasilitas lainnya yang mengurangi emisi perjalanan.

"Harapan saya adalah mereka akan menjadi salah satu generasi pertama yang benar-benar menanggapinya dengan serius dan benar-benar mulai bekerja melawan dampak terbesar dari perubahan iklim karena mereka akan mengalaminya secara langsung," kata Haan.

Baca juga: Akan Seperti Apakah Karateristik Generasi Beta?

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Guru Besar IPB Sebut Tak Tepat Kebun Sawit Penyebab Banjir Sumatera
Guru Besar IPB Sebut Tak Tepat Kebun Sawit Penyebab Banjir Sumatera
LSM/Figur
Perkuat Profesionalisme, AIIR Jadi Organisasi Profesi Investor Relations Pertama di Indonesia
Perkuat Profesionalisme, AIIR Jadi Organisasi Profesi Investor Relations Pertama di Indonesia
LSM/Figur
13 Perusahaan Dinilai Picu Banjir Sumatera, Walhi Desak Kemenhut Cabut Izinnya
13 Perusahaan Dinilai Picu Banjir Sumatera, Walhi Desak Kemenhut Cabut Izinnya
LSM/Figur
Agroforestri Karet di Kalimantan Barat Kian Tergerus karena Konversi Sawit
Agroforestri Karet di Kalimantan Barat Kian Tergerus karena Konversi Sawit
LSM/Figur
Perkebunan Sawit Tak Bisa Gantikan Hutan untuk Serap Karbon dan Cegah Banjir
Perkebunan Sawit Tak Bisa Gantikan Hutan untuk Serap Karbon dan Cegah Banjir
Pemerintah
Di Balik Kayu Gelondongan yang Terdampar
Di Balik Kayu Gelondongan yang Terdampar
LSM/Figur
Survei LinkedIn 2025 Sebut Permintaan Green Skills di Dunia Kerja Meningkat
Survei LinkedIn 2025 Sebut Permintaan Green Skills di Dunia Kerja Meningkat
Swasta
Menunda Net Zero Picu Gelombang Panas Ekstrem, Wilayah Dekat Khatulistiwa Paling Terdampak
Menunda Net Zero Picu Gelombang Panas Ekstrem, Wilayah Dekat Khatulistiwa Paling Terdampak
LSM/Figur
Guru Besar IPB Sebut Kebun Sawit di Sumatera Bisa Jadi Hutan Kembali
Guru Besar IPB Sebut Kebun Sawit di Sumatera Bisa Jadi Hutan Kembali
Pemerintah
Banjir Sumatera Jadi Pelajaran, Kalimantan Utara Siapkan Regulasi Cegah Ekspansi Sawit
Banjir Sumatera Jadi Pelajaran, Kalimantan Utara Siapkan Regulasi Cegah Ekspansi Sawit
Pemerintah
Panas Ekstrem Ganggu Perkembangan Belajar Anak Usia Dini
Panas Ekstrem Ganggu Perkembangan Belajar Anak Usia Dini
Pemerintah
Implementasi B10 Hemat Rp 100 T Per Tahun, Ini Strategi Pertamina agar Pasokan Stabil
Implementasi B10 Hemat Rp 100 T Per Tahun, Ini Strategi Pertamina agar Pasokan Stabil
BUMN
Genjot Pengumpulan Botol Plastik PET, Coca-Cola Indonesia Luncurkan Program “Recycle Me” 2025
Genjot Pengumpulan Botol Plastik PET, Coca-Cola Indonesia Luncurkan Program “Recycle Me” 2025
Swasta
KLH Janji Tindak Tegas Perusahaan yang Picu Banjir di Sumatera Utara
KLH Janji Tindak Tegas Perusahaan yang Picu Banjir di Sumatera Utara
Pemerintah
27 Harimau Sumatera Terdeteksi di Leuser, Harapan Baru untuk Konservasi
27 Harimau Sumatera Terdeteksi di Leuser, Harapan Baru untuk Konservasi
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau