KOMPAS.com - Selain menjadi tahun baru, 2025 juga menjadi awal mula hadirnya Generasi Beta atau Gen Beta. Generasi baru ini dimulai 2025 sampai dengan 2039 mendatang.
Meski menjadi generasi yang baru, Gen Beta langsung mewarisi perubahan iklim yang disebabkan pemanasan global akibat lonjakan emisi gas rumah kaca (GRK).
Dilansir dari ABC News, peneliti sosial Mark McCrindle mengatakan, Gen Beta akan tumbuh di dunia yang menghadapi dampak perubahan iklim.
Baca juga: Lahir dari Gen Z Awal dan Milenial Akhir, Ini 4 Perbedaan Karakter Orangtua Gen Beta
Untuk diketahui, 2024 baru saja dinobatkan sebagai tahun terpanas oleh World Meteorological Organization (WMO) sejak pencatatan dilakukan pada masa pra-industri.
Berdasarkan enam kumpulan data internasional independen, rata-rata suhu permukaan global sudah naik 1,55 derajat celsius di atas masa pra-industri pada 1850-1900.
Temuan tersebut menyoroti rekor tren selama satu tahun dari suhu yang memecahkan rekor, di mana 10 tahun terakhir semuanya termasuk dalam tahun-tahun terpanas yang pernah tercatat.
Dampak perubahan iklim bukan hanya kenaikan suhu Bumi, tapi lebih dari itu. Perubahan iklim membuat kejadian ekstrem meningkat.
Menurut studi World Weather Attribution (WWA) pada Oktober 2024, perubahan iklim akibat aktivitas manusia sebelumnya telah memicu 10 peristiwa ekstrem yang paling mematikan dalam 20 tahun terakhir.
Baca juga: Antusiasme Kelahiran Gen Beta di Indonesia Tak Sebesar Anak Shio
Selain itu, perubahan iklim juga mempunyai dampak yang sangat erat terhadap kesehatan menurut studi dari World Economic Forum.
Dampak kesehatan secara langsung seperti melalui penyebaran penyakit. Sedangkan dampak tidak langsung contohnya melalui faktor sosial ekonomi dan keterbatasan akses layanan kesehatan.
Di samping itu, perubahan iklim akan membuat punah hampir sepertiga spesies di seluruh dunia pada 2100 apabila emisi GRK terus menguar ke udara.
Menurut studi dari University of Connecticut, jika suhu global naik lebih dari 1,5 derajat celsius dibandingkan masa pra-industri, kepunahan akan meningkat pesat.
Dan itulah dunia yang harus Gen Beta tinggali sekarang.
Baca juga: Cerita Dokter Kandungan, Bantu Kelahiran Dua Bayi Gen Beta di Hari Pertama 2025
Sementara itu, profesor sosiologi dari Western University Kate Choi menuturkan, perubahan iklim menjadi masalah paling utama yang akan dihadapi Gen Beta.
"Generasi ini adalah generasi yang akan sangat terpengaruh oleh perubahan iklim dan peristiwa cuaca ekstrem," kata Choi, sebagaimana dilansir CBC News.
Demograf dari Western University Michael Haan berujar, meskipun perubahan iklim akan memengaruhi Generasi Beta, dia optimistis generasi tersebut akan berusaha melakukan perubahan karenanya.
Dia menyampaikan, ada beberapa faktor tidak langsung yang dapat membantu Gen Beta memerangi perubahan iklim.
Contohnya rumah lebih kecil yang mengurangi jejak karbon, penggunaan teknologi untuk bekerja dari rumah, atau untuk fasilitas lainnya yang mengurangi emisi perjalanan.
"Harapan saya adalah mereka akan menjadi salah satu generasi pertama yang benar-benar menanggapinya dengan serius dan benar-benar mulai bekerja melawan dampak terbesar dari perubahan iklim karena mereka akan mengalaminya secara langsung," kata Haan.
Baca juga: Akan Seperti Apakah Karateristik Generasi Beta?
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya