Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Istilah dalam Keberlanjutan yang Perlu Diketahui

Kompas.com - 16/01/2025, 13:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Isu keberlanjutan semakin mengemuka dan menjadi semakin penting saat dunia dilanda krisis iklim yang semakin parah.

Akan tetapi, isu keberlanjutan memiliki spektrum yang luas dan kompleks.

Isu keberlanjutan juga memiliki berbagai istilah dan akronim industri. Bila tidak paham, maka kita bisa dibuat bingung karenanya.

Berikut lima istilah dalam isu keberlanjutan yang sering digaungkan dan perlu kita ketahui artinya, sebagaimana dilansir dari berbagai sumber.

Baca juga: Bagaimana AI Membantu Manajer ESG Mendorong Keberlanjutan?

1. Net zero emission (NZE

NZE adalah kondisi keseimbangan di mana emisi gas rumah kaca (GRK) yang dihasilkan sama dengan emisi karbon yang berhasil diserap dari atmosfer.

NZE biasanya sering tertukar dengan netral karbon. Penjelasan mengenai netral karbon akan dipaparkan pada poin selanjutnya.

Untuk mencapai NZE, sebuah organisasi atau negara harus memangkas emisi GRK sebanyak mungkin.

Caranya bisa melalui efisiensi energi, penggunaan energi terbarukan, peningkatan sistem transportasi, dan lain sebagainya.

Emisi GRK dari aktivitas yang tak bisa dipangkas, bisa "ditebus" atau offset dengan aktivitas penyerapan karbon dari atmosfer.

Beberapa contoh aktivitas penyerapan karbon seperti reforestasi, perlindungan hutan, penangkap karbon, dan lain sebagainya.

Baca juga: Implementasikan Tambang Keberlanjutan, Ini yang Dilakukan PT Gema Kreasi Perdana

2. Karbon netral

Jika NZE adalah kondisi keseimbangan antara emisi GRK yang dilepaskan dan diserap dari atmosfer, maka karbon netral adalah emisi dari aktivitas sebuah entitas berada pada angka nol. 

Ini berarti entitas tersebut sepenuhnya menyeimbangkan keluaran karbonnya dengan mengurangi emisinya sebanyak mungkin.

Selain itu, entitas tersebut melakukan penebusan emisi yang tersisa melalui investasi dalam proyek pengurangan atau penghapusan karbon. 

Perbedaan utama antara netral karbon dan NZE terletak pada cakupan emisi yang diperhitungkan dan skala pengurangannya.

Karbon netral biasanya hanya memperhitungkan emisi karbon dioksida dan mungkin tidak mencakup GRK lainnya seperti metana dan dinitrogen oksida.

Selain itu, NZE menargetkan rantai nilai bisnis holistik, yang membutuhkan skala pengurangan yang jauh lebih besar.

Sedangkan netral karbon bisa jadi mencakup fungsi bisnis individual, atau bahkan produk dan layanan tertentu.

Baca juga: Tenaga Kerja Bidang Keberlanjutan Makin Diminati di Indonesia

3. Greenwashing

Greenwashing adalah taktik marketing yang digunakan oleh sebuah entitas, termasuk perusahaan, untuk membuat produk atau layanan mereka tampak lebih ramah lingkungan daripada yang sebenarnya. 

Taktik marketing ini melibatkan klaim yang menyesatkan atau dibesar-besarkan tentang manfaat lingkungan suatu produk atau menyamarkan dampak negatifnya terhadap lingkungan.

Greenwashing menjadi proses penyampaian informasi yang palsu dan menyesatkan tentang label ramah lingkungan sebuah produk atau perusahaan. 

Selain itu, greenwashing juga dapat terjadi ketika perusahaan berupaya menekankan aspek keberlanjutan untuk menutupi keterlibatan perusahaan dalam praktik yang merusak lingkungan.

Baca juga: Sidang Umum WCC-APR Dorong Inovasi Global Keberlanjutan bagi Kerajinan Tradisional

4. Greenhushing

Greenhushing adalah kebalikan dari greenwashing

Jika greenwashing merupakan strategi promosi klaim palsu tentang keberlanjutan produk, maka greenhushing adalah kondisi di mana entitas atau perusahaan memilih bungkam tentang agenda lingkungan mereka.

Dalam greenhushing, entitas atau perusahaan memilih diam, alih-alih menyoroti inisiatif mereka yang berdampak.

Istilah ini semakin populer karena perusahaan takut akan kerusakan reputasi akibat tuduhan greenwashing.

Beberapa perusahaan juga menutup-nutupi karena mereka merasa bahwa hanya sebagian kecil pelanggan yang tertarik pada bisnis karena praktik keberlanjutan mereka.

Baca juga: BEI: 873 Perusahaan Penuhi Laporan Keberlanjutan

5. Ekonomi sirkular 

Ekonomi sirkular merupakan model ekonomi yang bertujuan menghasilkan pertumbuhan ekonomi dengan mempertahankan nilai produk, bahan, dan sumber daya dalam perekonomian selama mungkin.

Ekonomi sirkular mencakup serangkaian intervensi yang luas di semua sektor ekonomi seperti efisiensi sumber daya dan pengurangan emisi. 

Dikutip dari situs web Parlemen Eropa, ekonomi sirkular mengusung tiga pilar sebagai modelnya yakni less raw material (lebih sedikit bahan baku), less waste (lebih sedikit sampah), dan fewer emission (lebih sedikit emisi).

Ekonomi sirkular mengusung prinsip di mana bahan baku yang ada sebisa mungkin tidak pernah menjadi limbah dengan menerapkan keberlanjutan produk. 

Dalam ekonomi sirkular, produk dan bahan tetap beredar melalui proses seperti pemeliharaan, penggunaan kembali, perbaikan, produksi ulang, daur ulang, dan pengomposan.

Baca juga: BEI: 873 Perusahaan Penuhi Laporan Keberlanjutan

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau