KOMPAS.com - Untuk mencapai nol emisi bersih atau net zero emission (NZE), Indonesia butuh perencanaan yang panjang antara 20 hingga 25 tahun.
Hal tersebut disampaikan Presiden Sustainable Development Solutions Network (SDSN) Jeffrey Sachs dalam SDGs Lecture yang digelar Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan diikuti secara daring, Jumat (17/1/2025).
Indonesia sendiri memiliki dokumen dua dokumen rencana pembangunan yakni Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN).
Baca juga: 4 Langkah Berkelanjutan Unilever, Tekan Konsumsi Plastik hingga Ambisi Capai NZE
RPJMN merupakan dokumen perencanaan pembangunan nasional yang berlaku selama lima tahun. Sedangkan RPJPN memiliki jangka waktu 20 tahun.
Dalam RPJPN 2025-2045, Indonesia salah satu sasaran visinya kelima adalah menurunkan intensitas emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 93,5 persen pada tahun 2045.
Di sisi lain, Indonesia menargetkan dapat mencapai NZE pada 2060.
Meski demikian, Sachs menuturkan kemungkinan NZE akan tercapai pada 2050 karena kebutuhan yang mendesak dan kemajuan teknologi.
Sachs menyampaikan, perencanaan jangka pendek seperti satu tahun hingga lima tahun memang dibutuhkan. Kendati demikian, perencanaan jangka panjang juga mutlak diperlukan.
Baca juga: IESR Usul Komitmen Prabowo Menuju NZE Direalisasikan Sebelum 2050
"Namun, baik tahun 2050 maupun 2060 (untuk capai NZE), diperlukan perencanaan jangka panjang yang aktif. Oleh karena itu, jangka waktu dalam cakrawala perencanaan, haruslah berupa cakrawala 20 atau 25 tahun," kata Sachs.
Sachs mengakui, memang tak mudah merancang perencanaan jangka panjang karena ada banyak sekali tantangan.
Contohnya seperti melakukan berbagai permodelan, asesmen, hingga penilaian tentang transformasi dan perubahan teknologi.
"Namun, itu adalah inti dari proses perencanaan yang sebenarnya sekarang," tutur Sachs.
Baca juga: Targetkan NZE, Kalbe Susun Peta Jalan Lingkungan
Di samping itu, untuk mencapai NZE, bukan hanya sektor energi saja yang disasar, melainkan juga transformasi penggunaan lahan. Tak terkecuali pertambangan.
"Tentu saja, bukan untuk menunda, tetapi untuk mengetahui bahwa itu akan dilaksanakan selangkah demi selangkah selama periode 20 tahun," ujar Sachs.
Dia menambahkan, yang tak kalah penting semua perencanaan perlu dilaksanakan secara konsisten selama periode tersebut.
"Dengan gagasan yang jelas tentang ke mana Indonesia menuju," paparnya.
Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Harus Dibarengi Pemenuhan Komitmen NZE
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya