Angka tersebut menunjukkan penurunan dari 7,96 persen pada tahun sebelumnya. Namun, masih ada sekitar 60.857 jiwa yang memerlukan pemberdayaan untuk meningkatkan taraf hidup.
Sebagai perusahaan tambang yang beroperasi di Kutai Kartanegara, MHU menyadari tanggung jawab untuk memberikan kontribusi nyata yang tidak hanya berdampak sementara, tetapi menciptakan perubahan berkelanjutan.
Baca juga: Wujudkan Komitmen terhadap Pelestarian Lingkungan, MHU-MMSGI Raih Proper Hijau 2023
Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui pemberian beasiswa pendidikan. Fasilitas ini dirancang tidak hanya sebagai bantuan finansial, tetapi juga sebagai fondasi untuk mendorong perubahan sosial dan ekonomi di desa lingkar tambang.
“Kami berharap, mahasiswa penerima beasiswa dapat memberikan dampak positif bagi daerah masing-masing, khususnya dalam pengembangan ekonomi lokal dan ketahanan pangan,” ujar Community Development Superintendent MHU Muslim Gunawan.
Seperti disinggung sebelumnya, beasiswa difokuskan pada mahasiswa Fakultas Pertanian dan Fakultas Teknik Unikarta. Pemilihan ini bukan tanpa alasan—MHU sedang mengembangkan area pascatambang menjadi lahan produktif yang dapat mendukung ketahanan pangan dan memberdayakan masyarakat sekitar.
Berbagai jenis tanaman pangan dan hortikultura telah mulai dikembangkan di area ini, seperti serai wangi, lengkeng, jagung, dan pisang. Mahasiswa penerima beasiswa diharapkan dapat mendukung inisiatif ini dengan membawa pengetahuan dan keterampilan baru yang relevan untuk menciptakan nilai ekonomi dari lahan bekas tambang tersebut.
Baca juga: Jadikan ESG sebagai Standar, MMSGI Bangun Masa Depan Tambang Berkelanjutan
Dilansir dari laman resmi perusahaan, Senin (23/9/2024), Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Timur Akmal Malik turut memberikan apresiasi terhadap langkah MHU. Menurutnya, sinergi antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat merupakan elemen penting dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan di wilayah tersebut.
“Saya sangat mengapresiasi upaya MHU dalam mengelola area pascatambang. Mereka tidak hanya memulihkan lingkungan, tetapi juga memberdayakan masyarakat sekitar melalui kolaborasi nyata dengan institusi pendidikan dan komunitas setempat. Langkah ini adalah contoh konkret menuju keberlanjutan dan kesejahteraan ekonomi,” ucap Akmal.
Upaya MHU ini juga sejalan dengan kebijakan nasional yang tercantum dalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 1824 K/30/MEM/2018 yang menempatkan pendidikan sebagai salah satu dari delapan pilar pengembangan masyarakat.
Hal itu juga sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs). Utamanya, pada poin empat tentang pendidikan berkualitas.
Baca juga: Proteksi Lingkungan dan Ekosistem Berkelanjutan, MHU Raih Properda Emas
Tak sampai di situ, upaya MHU itu juga merupakan cerminan dari dari tagline "Syncnergy for the Future" yang menekankan kolaborasi harmonis dan terarah untuk menciptakan masa depan berkelanjutan.
“Kami percaya bahwa investasi dalam pendidikan akan memberikan dampak positif yang berkelanjutan, tidak hanya bagi individu tetapi juga komunitas secara keseluruhan,” ucap Muslim.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya