Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PwC: CEO Global Lihat Keberlanjutan Jadi Peluang Bukan Biaya Tambahan

Kompas.com, 27 Januari 2025, 16:28 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber Edie

KOMPAS.com - Pimpinan eksekutif global semakin gencar menggalakkan inisiatif keberlanjutan.M enariknya, mereka juga melihat bahwa pengeluaran terkait iklim tidak berdampak negatif dan malah menyumbang peningkatan pendapatan.

Temuan tersebut berdasarkan Survei CEO Global Tahunan ke-28 PwC. Survei ini dilakukan terhadap 4.701 pimpinan eksekutif yang mewakili setiap kawasan ekonomi dunia.

Seperti dikutip dari Edie, Senin (27/1/2025) temuan survei ini menjadi bukti bahwa investasi hijau meningkatkan pendapatan dan memperbaiki margin laba sekaligus makin selarasnya antara insentif eksekutif dan metrik keberlanjutan.

PwC sendiri menemukan bahwa investasi hijau enam kali lebih mungkin meningkatkan pendapatan perusahaan daripada menurunkannya.

Baca juga:

Misalnya, perusahaan yang mengubah portfolio produk mereka dengan menyertakan solusi iklim memiliki pertumbuhan pendapatan yang lebih cepat.

Selain itu, dua pertiga dari CEO yang disurvei melaporkan bahwa investasi terkait iklim telah mengurangi biaya atau tidak berdampak signifikan pada biaya perusahaan.

Momentum ini telah meyakinkan para investor, dengan hampir 70 persen responden Survei Investor Global PwC 2024 setuju bahwa bisnis harus mengatasi isu keberlanjutan dan ESG, bahkan jika hal itu berdampak pada profitabilitas jangka pendek.

Kesenjangan Regional

Meski hasil finansial dari investasi hijau sebagian besar positif, dampaknya sangat bervariasi menurut wilayah.

Setengah kepala eksekutif di Jerman dan Prancis yang disurvei cenderung melaporkan peningkatan biaya yang terkait dengan inisiatif keberlanjutan.

Sebaliknya, hanya 20 persen kepala eksekutif AS yang melaporkan biaya. Sementara di China Daratan melaporkan pendapatan tambahan (60 persen) dan insentif pemerintah (46 persen) yang timbul dari investasi mereka.

Terlepas dari perbedaan regional ini, laporan tersebut mencatat bahwa tren global yang jelas sedang muncul yaitu menyelaraskan investasi ramah iklim dengan strategi bisnis jangka panjang mendorong kinerja keuangan yang lebih kuat.

Baca juga:

Survei ini juga mengungkapkan bahwa Inggris telah muncul sebagai tujuan global paling menarik kedua untuk investasi internasional, melampaui Jerman dan China untuk pertama kalinya dalam 28 tahun sejarah survei tersebut.

Inggris kini hanya berada di belakang AS, dengan 14 persen kepala eksekutif mengidentifikasinya sebagai target utama untuk belanja modal internasional.

Keyakinan baru terhadap Inggris ini berpengaruh pada pertumbuhan industri di negara tersebut.

Selama lima tahun terakhir, lebih dari sepertiga kepala eksekutif telah berekspansi ke industri baru, dengan keberlanjutan memainkan peran kunci dalam strategi ini.

Sebanyak 87 persen kepala eksekutif Inggris melaporkan telah memulai investasi ramah iklim selama periode tersebut yang menandakan komitmen untuk menyelaraskan pertumbuhan bisnis dengan aksi iklim.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Tren Global Rendah Emisi, Indonesia Bisa Kalah Saing Jika Tak Segera Pensiunkan PLTU
Tren Global Rendah Emisi, Indonesia Bisa Kalah Saing Jika Tak Segera Pensiunkan PLTU
LSM/Figur
JSI Hadirkan Ruang Publik Hijau untuk Kampanye Anti Kekerasan Berbasis Gender
JSI Hadirkan Ruang Publik Hijau untuk Kampanye Anti Kekerasan Berbasis Gender
Swasta
Dampak Panas Ekstrem di Tempat Kerja, Tak Hanya Bikin Produktivitas Turun
Dampak Panas Ekstrem di Tempat Kerja, Tak Hanya Bikin Produktivitas Turun
Pemerintah
BMW Tetapkan Target Iklim Baru untuk 2035
BMW Tetapkan Target Iklim Baru untuk 2035
Pemerintah
Lebih dari Sekadar Musikal, Jemari Hidupkan Harapan Baru bagi Komunitas Tuli pada Hari Disabilitas Internasional
Lebih dari Sekadar Musikal, Jemari Hidupkan Harapan Baru bagi Komunitas Tuli pada Hari Disabilitas Internasional
LSM/Figur
Material Berkelanjutan Bakal Diterapkan di Hunian Bersubsidi
Material Berkelanjutan Bakal Diterapkan di Hunian Bersubsidi
Pemerintah
Banjir Sumatera: Alarm Keras Tata Ruang yang Diabaikan
Banjir Sumatera: Alarm Keras Tata Ruang yang Diabaikan
Pemerintah
Banjir Sumatera, Penyelidikan Hulu DAS Tapanuli Soroti 12 Subyek Hukum
Banjir Sumatera, Penyelidikan Hulu DAS Tapanuli Soroti 12 Subyek Hukum
Pemerintah
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Pemerintah
Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
BUMN
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Pemerintah
Mengapa Sumatera Barat Terdampak Siklon Tropis Senyar Meski Jauh? Ini Penjelasan Pakar
Mengapa Sumatera Barat Terdampak Siklon Tropis Senyar Meski Jauh? Ini Penjelasan Pakar
LSM/Figur
Ambisi Indonesia Punya Geopark Terbanyak di Dunia, Bisa Cegah Banjir Terulang
Ambisi Indonesia Punya Geopark Terbanyak di Dunia, Bisa Cegah Banjir Terulang
Pemerintah
Saat Hutan Hilang, SDGs Tak Lagi Relevan
Saat Hutan Hilang, SDGs Tak Lagi Relevan
Pemerintah
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau