Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ban Kendaraan Jadi Sumber Nanoplastik Terbesar Pegunungan Alpen

Kompas.com - 05/02/2025, 14:00 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Survei baru yang melibatkan pendaki gunung berpengalaman bersama para ilmuwan menemukan partikel ban kendaraan yang aus menjadi sumber polusi nanoplastik terbesar di pegunungan Alpen.

Studi perintis tersebut merupakan penilaian global pertama tentang nanoplastik, partikel plastik yang mudah terbawa angin.

"Ini menjadi studi global pertama tentang polusi nanoplastik. Kita perlu menetapkan dasar tersebut sehingga kita bisa melihat kembali beberapa dekade mendatang dan melihat apakah keadaan menjadi lebih baik lebih buruk," ungkap Dr. Dušan Materi?, dari Pusat Penelitian Lingkungan Helmholtz di Leipzig, Jerman.

Studi ini juga akan membantu mengidentifikasi sumber nanoplastik dan memandu upaya untuk mengurangi polusi.

Seperti dikutip dari Guardian, Rabu (5/2/2025) jutaan ton sampah plastik dibuang ke lingkungan dan banyak yang terurai menjadi fragmen-fragmen kecil seperti nanoplastik.

Baca juga:

Nanoplastik ini memiliki ukuran lebih kecil dari mikroplastik sehingga sulit dikumpulkan dan dianalisis.

Peneliti pun khawatir mengenai dampak kesehatan dari nanoplastik yang mungkin lebih berbahaya daripada mikroplastik karena mampu menembus membran sel dan tetap bersarang di dalam tubuh.

Dalam survei ini, tim mengumpulkan sampel dari 14 lokasi di Pegunungan Alpen Prancis, Swiss, dan Italia.

"Tempat-tempat terpencil ini sangat penting untuk dianalisis karena kita ingin mengetahui sebanyak mungkin polusi plastik di dunia," kata Materi?.

Dari sana, para ilmuwan menganalisis nanopartikel untuk mengetahui keberadaan senyawa seperti polietilena, polietilena tereftalat, polipropilena, polivinil klorida, polistirena, dan partikel keausan ban.

Dari 14 lokasi terpencil, para peneliti mendeteksi polusi nanopartikel dalam sampel dari lima lokasi.

Nanoplastik yang paling banyak adalah partikel ban (41 persen), kemudian polistirena (28 persen) dan polietilena (12 persen).

Studi sebelumnya sendiri mengungkap setiap ban pada 1,6 miliar kendaraan di dunia dapat kehilangan 4 kg selama masa pakainya dan mungkin menjadi sumber polusi plastik kecil terbesar.

Studi terpisah yang diterbitkan akhir tahun 2022 mengungkapkan pula temuan yang mengkhawatirkan. Polusi yang berasal dari ban kendaraan bisa jadi 2000 kali lebih buruk daripada polusi dari knalpot kendaraan.

Baca juga:

Prof Andreas Stohl, dari Universitas Wina, Austria yang tidak menjadi bagian dari tim studi menambahkan peta global nanoplastik akan membuka jalan baru yang penting.

Ia mengatakan nanoplastik menjadi perhatian khusus bagi kesehatan karena, tidak seperti kebanyakan mikroplastik, nanoplastik dapat menembus paru-paru dan memasuki aliran darah.

Akan tetapi ia mencatat sampel Alpen tersebut dikumpulkan pada musim panas sehingga menurut Stohl itu dapat mempersulit penafsiran hasil. Salju yang mencari saat musim panas dapat mengumpulkan atau malah dapat menghilangkannya.

Orang-orang diketahui mengonsumsi partikel plastik kecil melalui makanan dan air, serta menghirupnya.

Dampaknya terhadap kesehatan belum diketahui, tetapi mikroplastik telah terbukti menyebabkan kerusakan pada sel manusia di laboratorium dan telah dikaitkan dengan stroke dan serangan jantung.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

JETP Bisa Bantu Pemerintah untuk Pensiunkan Dini PLTU Batu Bara

JETP Bisa Bantu Pemerintah untuk Pensiunkan Dini PLTU Batu Bara

Pemerintah
Kronologi Penyegelan KEK Lido Hary Tanoe, Didemo Masyarakat hingga Dugaan Perusakan Lingkungan

Kronologi Penyegelan KEK Lido Hary Tanoe, Didemo Masyarakat hingga Dugaan Perusakan Lingkungan

Pemerintah
Pembukaan Lahan Sebabkan Pendangkalan di Danau Lido, MNC Land Bekukan Izin MNC Land

Pembukaan Lahan Sebabkan Pendangkalan di Danau Lido, MNC Land Bekukan Izin MNC Land

Pemerintah
Kementerian LH: Luas Danau Lido Berkurang hingga 12 Hektare

Kementerian LH: Luas Danau Lido Berkurang hingga 12 Hektare

Pemerintah
Studi Global: Ada Kesenjangan dalam Kemajuan Menuju SDGs

Studi Global: Ada Kesenjangan dalam Kemajuan Menuju SDGs

Pemerintah
Polusi Udara Kurangi Kemampuan Orang untuk Fokus

Polusi Udara Kurangi Kemampuan Orang untuk Fokus

Pemerintah
PLTU Hasilkan 1,67 Juta MWh Listrik Hijau Selama 2024, Diklaim Turunkan 1,87 juta Ton CO2

PLTU Hasilkan 1,67 Juta MWh Listrik Hijau Selama 2024, Diklaim Turunkan 1,87 juta Ton CO2

Pemerintah
Bluebird Bakal Tambah 1.000 Kendaraan Listrik yang Lebih Ramah Lingkungan

Bluebird Bakal Tambah 1.000 Kendaraan Listrik yang Lebih Ramah Lingkungan

Pemerintah
Terbukti Lakukan Pelanggarab, KEK Lido Milik Hari Tanoe Bakal Disegel Selama 90 Hari

Terbukti Lakukan Pelanggarab, KEK Lido Milik Hari Tanoe Bakal Disegel Selama 90 Hari

Pemerintah
Djarum Foundation Berikan 26.000 Bibit Tanaman ke Kelompok Tani Wonorejo

Djarum Foundation Berikan 26.000 Bibit Tanaman ke Kelompok Tani Wonorejo

Pemerintah
Suhu Kutub Utara Naik 20 Derajat Celsius di Atas Normal, Lampaui Ambang Pencairan Es

Suhu Kutub Utara Naik 20 Derajat Celsius di Atas Normal, Lampaui Ambang Pencairan Es

LSM/Figur
Area Es Terakhir di Arktik Terancam Hilang Lebih Cepat

Area Es Terakhir di Arktik Terancam Hilang Lebih Cepat

LSM/Figur
Fitur 'Sustainability' Bluebird, Ajak Penumpang Sumbang Dana untuk Tanam Pohon

Fitur "Sustainability" Bluebird, Ajak Penumpang Sumbang Dana untuk Tanam Pohon

Pemerintah
Cuap-cuap Transisi Energi, G7 Masih Subsidi Bahan Bakar Fosil

Cuap-cuap Transisi Energi, G7 Masih Subsidi Bahan Bakar Fosil

LSM/Figur
KLH Siapkan Regulasi Wajibkan Pemilik Kawasan Kelola Sampah

KLH Siapkan Regulasi Wajibkan Pemilik Kawasan Kelola Sampah

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau