Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Besar IPB: Limbah Cair Pabrik Sawit Punya Nilai Ekonomi Jika Diolah

Kompas.com - 11/02/2025, 09:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Guru Besar Fakultas Kehutanan IPB University Yanto Santosa menilai, limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS) memiliki nilai ekonomi yang tinggi jika dikelola dengan profesional.

Yanto mengatakan, LCPKS bisa mendukung laju pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen sebagaimana dicanangkan Presiden RI Prabowo Subianto.

"Untuk menghindari persepsi bahwa LCPKS bersifat berbahaya, meskipun tidak mengandung unsur bahan berbahaya dan beracun (B3), perlu dilakukan perubahan istilah LCPKS dari limbah cair menjadi air limbah," kata Yanto, sebagaimana dilansir Antara, Senin (10/2/2025).

Baca juga: Heboh Kebun Sawit dalam Hutan Lindung

Lebih lanjut, Yanto menilai LCPKS terproses memiliki berbagai kandungan hara yang dapat dijadikan sebagai nutrisi organik bagi tanaman kelapa sawit melalui land application (LA).

LA sendiri merupakan salah satu teknik pengelolaan limbah cair pabrik kelapa sawit dengan cara mengalirkan limbah cair melalui sistem parit ke kebun.

Menurut kajian data terhadap 15 pabrik kelapa sawit (PKS), 80 persen mengalami peningkatan produksi tandan buah segar (TBS) pada lahan yang diaplikasikan LCPKS, dibandingkan dengan lahan yang tidak diaplikasikan.

"Sedangkan 20 persen tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan," ujar Yanto.

Baca juga: YKAN: Emisi CO2 Naik 38 Persen jika Lahan Gambut Dikonversi ke Sawit

Dengan penerapan LA, pengelola mendapatkan keuntungan ekonomi dalam penghematan pupuk sekitar Rp 57 miliar per tahun per PKS.

Nilai ini menunjukkan potensi besar dalam efisiensi biaya produksi melalui pengelolaan limbah cair yang berkelanjutan.

Yanto juga mengatakan, LCPKS terbentuk dari senyawa-senyawa karbon yang juga berpotensi dijadikan sebagai sumber bahan bakar terbarukan bagi kendaraan maupun pembangkit tenaga listrik.

Selain itu, pemanfaatan LCPKS melalui sistem methane capture (MC) atau biodigester dapat mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK).

Baca juga: HGB Pagar Laut dan HGU Kebun Sawit Ilegal

"Meskipun investasi awal tinggi pada teknologi MC dan biodigester, keuntungan yang diperoleh dari penggantian bahan bakar minyak untuk boiler dan penjualan cangkang kelapa sawit memberikan nilai ekonomi yang signifikan," jelas Yanto.

Beberapa alternatif dari pemanfaatan LCPKS selain LA dan MC, misalnya dengan pengolahan berbasis alam dengan kombinasi LCPKS dan lalat black soldier fly (BSF) untuk menghasilkan produk bioplastik.

Selain itu, diperlukan kajian lebih lanjut mengenai palm acid oil (PAO), salah satu produk turunan LCPKS yang memiliki berbagai manfaat.

Hanya saja, Yanto menyampaikan saat ini masih terdapat berbagai kelemahan dalam penanganan LCPKS dari aspek teknis.

"Investasi terhadap teknologi pengelolaan LCPKS tergolong mahal sehingga diperlukan adanya sistem insentif yang berkelanjutan agar pengelolaan LCPKS dapat optimal," tutur Yanto.

Baca juga: DMSI Desak Pemerintah Batasi Ekspor Jelantah dan Limbah Sawit

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Jakarta Utara Disiapkan Jadi Contoh Pengelolaan Sampah di Indonesia

Jakarta Utara Disiapkan Jadi Contoh Pengelolaan Sampah di Indonesia

Pemerintah
Eksplorasi Metode Konversi Etanol ke Bensin Buka Potensi Energi Hijau Indonesia

Eksplorasi Metode Konversi Etanol ke Bensin Buka Potensi Energi Hijau Indonesia

LSM/Figur
Aksi Iklim Tak Boleh Gulung Tikar

Aksi Iklim Tak Boleh Gulung Tikar

Pemerintah
MIND ID Grup Ubah Sampah Plastik Jadi Media Tanam di Fasilitas Nursery

MIND ID Grup Ubah Sampah Plastik Jadi Media Tanam di Fasilitas Nursery

Swasta
Ketika Presiden AS Ikut Campur Urusan Sedotan Plastik...

Ketika Presiden AS Ikut Campur Urusan Sedotan Plastik...

Pemerintah
Teknologi dan Infrastruktur Tak Cukup untuk Capai Target Emisi 2050

Teknologi dan Infrastruktur Tak Cukup untuk Capai Target Emisi 2050

LSM/Figur
Negara Pencemar Terbesar Dunia Lewatkan Tenggat Waktu Target Iklim

Negara Pencemar Terbesar Dunia Lewatkan Tenggat Waktu Target Iklim

Pemerintah
Kebijakan dan Tujuan Lingkungan Ihwal Sampah Plastik Belum Selaras

Kebijakan dan Tujuan Lingkungan Ihwal Sampah Plastik Belum Selaras

LSM/Figur
Investor Pilih Label Hijau, Kabar Baik Sekaligus Alarm Greenwashing

Investor Pilih Label Hijau, Kabar Baik Sekaligus Alarm Greenwashing

Swasta
Minuman dalam Kemasan Plastik Kecil Paling Berbahaya bagi Lingkungan

Minuman dalam Kemasan Plastik Kecil Paling Berbahaya bagi Lingkungan

LSM/Figur
UNICEF: 100 Kematian Anak per Hari di Asia Timur Terkait Polusi Udara

UNICEF: 100 Kematian Anak per Hari di Asia Timur Terkait Polusi Udara

LSM/Figur
Australia Suntik Investasi Rp 130 Miliar untuk Energi Terbarukan hingga Pengelolaan Limbah

Australia Suntik Investasi Rp 130 Miliar untuk Energi Terbarukan hingga Pengelolaan Limbah

Pemerintah
Indonesia Jangan Muram, Kejar Ketertinggalan lewat Riset Biodiversitas

Indonesia Jangan Muram, Kejar Ketertinggalan lewat Riset Biodiversitas

LSM/Figur
Guru Besar IPB: Limbah Cair Pabrik Sawit Punya Nilai Ekonomi Jika Diolah

Guru Besar IPB: Limbah Cair Pabrik Sawit Punya Nilai Ekonomi Jika Diolah

LSM/Figur
Cek Kesehatan Gratis Dimulai, Limbah Medis Perlu Serta Jadi Perhatian

Cek Kesehatan Gratis Dimulai, Limbah Medis Perlu Serta Jadi Perhatian

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau