KOMPAS.com - Para astronom mengungkapkan kekhawatirannya soal kemungkinan pengamatan langit dari puncak Paranal di Chile terganggu polusi cahaya yang berasal dari proyek energi terbarukan.
Perusahaan energi AS AES Energy diketahui berencana membangun kompleks manufaktur hidrogen terbarukan yang hanya beberapa kilometer dari Paranal, lokasi Teleskop Sangat Besar (VLT) milik European Southern Observatory (ESO).
VLT adalah salah satu instrumen pengamatan langit paling sensitif di dunia, yang mampu mengamati obyek paling menarik di alam semesta.
Sejauh ini, VLT telah memungkinkan para astronom untuk melacak orbit bintang di sekitar lubang hitam terdekat di pusat galaksi Bima Sakti, mengambil gambar pertama sebuah planet di luar tata surya, dan mengungkap jaringan kosmik yang sulit dipahami di alam semesta.
Baca juga: Studi: Lebih Banyak Lapangan Golf daripada Proyek Energi Terbarukan
Salah satu alasan mengapa VLT begitu produktif adalah langit gelap tempatnya dibangun.
Sebuah survei yang diterbitkan pada tahun 2023 menemukan bahwa di antara 28 observatorium astronomi terkuat di dunia, teleskop di Gunung Paranal mengalami tingkat polusi cahaya buatan terendah.
Kondisi pengamatan langit yang unggul di area tersebut bahkan membuat ESO memilih Gunung Armazones di dekatnya sebagai lokasi mesin super pengamatan langit generasi berikutnya yaitu Teleskop Sangat Besar (ELT).
Teleskop ini akan memberikan pandangan yang lebih dalam ke alam semesta yang paling jauh tetapi juga akan dapat mengumpulkan informasi terperinci tentang planet ekstrasurya yang berpotensi layak huni.
Namun proyek hidrogen yang disebut INNA dapat membatalkan kemajuan tersebut.
"Potensi pengamatan pusat astronomi itu akan berkurang secara signifikan jika proyek hidrogen INNA mendapat lampu hijau. Kecerahan langit akan meningkat hingga 10 persen yang berasal dari proyek tersebut," kata Xavier Barcons, Direktur Jenderal ESO, dikutip dari Space, Selasa (25/2/2025).
Baca juga: Energi Terbarukan Diklaim Lebih Menguntungkan Dari Teknologi Penangkapan Karbon
Menurut Renewables Now, proyek INNA, kawasan industri seluas 3.021 hektare senilai 10 miliar dollar AS itu akan terdiri dari tiga ladang surya, tiga ladang angin, sistem penyimpanan energi baterai, dan fasilitas untuk produksi hidrogen.
ESO memperkirakan kompleks tersebut akan membocorkan polusi cahaya hingga sedekat 5 kilometer dari teleskop ESO, dan kemungkinan perluasan lebih lanjut akan semakin memperburuk dampak pada langit malam Paranal.
ESO pun menyerukan perlindungan hukum yang lebih ketat terhadap langit malam di sekitar observatorium.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya