Dia mengatakan, pemerintah melalui kebijakan Presiden Prabowo, akan membiayai proyek ini dengan sumber daya dalam negeri, baik melalui anggaran negara maupun swasta nasional.
"Sekarang, kita tidak butuh investor. Negara semua lewat kebijakan Bapak Presiden memanfaatkan sumber daya alam dalam negeri. Yang kita butuh (dari) mereka (luar negeri) adalah teknologinya," ujar Bahlil, sebagaimana dilansir Antara, Senin (3/3/2025).
Sebelumnya, kata Bahlil, proyek DME sempat mengalami kendala karena investor asing, seperti Air Products dari Amerika Serikat (AS) dan juga investor lainnya dari China, mundur dari kerja sama.
Namun, Bahlil menegaskan kali ini pemerintah memastikan proyek akan berjalan tanpa ketergantungan pada modal asing.
Baca juga: DME Bakal Gantikan Elpiji, Bos PTBA: Produksi Dimulai Tahun 2026
Proyek DME ini akan dikembangkan di beberapa lokasi termasuk Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan.
Bahlil mengatakan, secara keseluruhan, proyek ini merupakan bagian dari strategi hilirisasi yang mencakup 26 sektor komoditas, mulai dari mineral, minyak dan gas, hingga pertanian dan kehutanan.
Selain meningkatkan ketahanan energi, proyek ini juga diharapkan menciptakan lapangan pekerjaan dalam skala besar.
"Yang jelas, investasi ini bertujuan menciptakan lapangan kerja berkualitas, meningkatkan nilai tambah, serta mendorong pertumbuhan ekonomi nasional," tutur Bahlil.
Baca juga: Menteri ESDM Sebut DME Lebih Hemat Dibandingkan Elpiji, Ini Alasannya
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya