Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemuda Walahar Sulap Eceng Gondok Jadi Sumber Ekonomi

Kompas.com, 10 Maret 2025, 12:41 WIB
Zintan Prihatini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Walahar Eco Green, kelompok masyarakat di Karawang, Jawa Barat, menyulap serbuan eceng gondok di Bendungan Walahar menjadi sumber perkenomian bagi warga.

Salah satu warga bernama Enjang Ramdani, menyampaikan bahwa eceng gondok menyebabkan wisatawan urung berkunjung.

“Limbah eceng gondok dan sampah yang menumpuk setiap musim hujan memenuhi permukaan danau. Sangat mengganggu pemandangan dan aliran air," kata Ubed, sapaan akrab Enjang dalam keterangan tertulis, Senin (10/3/2025).

Baca juga: Pertamina Targetkan Pangkas Emisi hingga 1,6 Juta Metrik Ton CO2 pada 2025

Tanaman gulma ini juga memicu masalah ekologis seperti penurunan kualitas air, hilangnya habitat bagi spesies air, dan meningkatkan risiko banjir.

Oleh karena itu, Ubed, kelompok Walahar Eco Green mencari cara memanfaatkan limbah sekaligus membangun perekonomian masyarakat di sekitar Danau Kalimati.

"Setelah berdiskusi, kami melihat ada potensi strategis di daerah Walahar ini melalui daya tarik pariwisata heritage bendungan, Citarum, dan kuliner lokal,” papar Ubed.

Ubed mengaku, perjalanan mereka tidaklah mudah. Kelompoknya mulai mengubah kondisi warga sekitar melalui dukungan Pertamina dengan pelatihan dan pembelajaran, serta pengenalan program-program untuk mengubah Danau Cinta menjadi destinasi wisata.

Selanjutnya, pada 2021 Ubed bersama rekan-rekannya mulai merevitalisasi wilayah destinasi wisata menjadi area konservasi lingkungan, ekonomi, dan sosial yang terintegrasi serta ekosistem berkelanjutan.

Kemudian melakukan re-branding Danau Kalimati menjadi Danau Cinta. Kini, Danau Cinta disebut sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Walahar.

“Bersama Pertamina lewat program Desa Energi Berdikari (DEB), kami memasang pembangkit listrik tenaga surya kapasitas 2,2 kWp," jelas Ubed.

"Sehingga kami bisa menyediakan sumber listrik hemat biaya untuk operasional ekowisata Danau Cinta. Workshop, galeri UMKM, restoran dan cafe ditenagai listrik dari PLTS," imbuh dia.

Danau Cinta Eco Resort diproyeksikan menjadi pusat pembelajaran dan sentra bagi masyarakat dengan berbagai fasilitas termasuk pusat kuliner, pusat kerajinan kriya, kafe, area workshop, serta pemanfaatan energi terbarukan.

Karena itu, Ubed menyatakan, warga perlu meningkatkan kemampuan guna mengembangkan Desa Energi Berdikari.

Baca juga: Masyarakat di Desa Guci Tegal Berhasil Kembangkan Hutan Wisata Berkelanjutan

"Setidaknya ada perawatan yang harus dilakukan agar peralatan dan perlengkapan tersebut tetap berfungsi dengan baik. Salah satunya dengan mengikuti sertifikasi ketenagalistrikan,” ucap dia.

Inovasi Wisata dan Teknologi

Ubed menyampaikan, pihaknya pun mengembangkan wisata resto apung danau. Mereka menerapkan teknologi hybrid ecodry, yakni teknologi pengeringan dan pencampuran bahan pengawetan serta pewarnaan eceng gondok untuk pembuatan souvenir.

Selain memanfaatkan energi surya, para pemuda turut mengembangkan energi biomassa dengan material utama sampah eceng gondok lalu dikonversi menjadi gas.

Kegiatan sertifikasi yang disokong Pertamina itu, diikuti oleh 22 local heroes yang berasal dari 12 provinsi di Indonesia, mewakili enam subholding Pertamina.

“Kami mengikuti pelatihan intensif yang mencakup materi regulasi kelistrikan, pelatihan teknik instalasi, serta praktik langsung pemeliharaan listrik. Untuk memastikan kompetensi mereka, peserta menjalani serangkaian ujian yang meliputi tes tulis, praktik, dan lisan sesuai standar nasional,” terang Ubed.

Sementara itu, VP Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengungkapkan, melalui program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL), perusahaannya mengembangkan DEB di berbagai wilayah Indonesia.

Hal ini bertujuan memanfaatkan keunikan desa setempat, menjadikannya berdaya sehingga dapat menumbuhkan perekonomian desa.

Baca juga: Pantai Bangsring Banyuwangi Tercemar Cairan Diduga Oli, Pariwisata dan Biota Laut Terancam

DEB juga menjadi program Pertamina sosialisasi energi transisi di masyarakat, agar berdampak langsung pada penurunan emisi.

"Local Hero memberdayakan pemuda setempat untuk menjadi pendamping kegiatan DEB. Kami berupaya mendorong peningkatan wawasan dan skill para pemuda seperti Ubed, untuk bisa menjadi manfaat bagi masyarakat," papar Fadjar.

Menurut dia, Pertamina berkomitmen dalam mendukung target net zero emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs).

Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan environmental, social, governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Mahasiswa Sulap Sampah Jadi Karya Seni sebagai Pengingat Jaga Lingkungan
Mahasiswa Sulap Sampah Jadi Karya Seni sebagai Pengingat Jaga Lingkungan
LSM/Figur
RI Bergantung Infrastruktur Informal untuk Pengumpulan Sampah
RI Bergantung Infrastruktur Informal untuk Pengumpulan Sampah
LSM/Figur
Urgensi Moratorium Izin Tambang di Kalimantan
Urgensi Moratorium Izin Tambang di Kalimantan
Pemerintah
Studi Sebut Bahasa Iklim PBB Kikis Kepercayaan Publik terhadap Sains
Studi Sebut Bahasa Iklim PBB Kikis Kepercayaan Publik terhadap Sains
Pemerintah
Lahan Pertanian Bisa Jadi Kunci Melawan Perubahan Iklim
Lahan Pertanian Bisa Jadi Kunci Melawan Perubahan Iklim
Pemerintah
494 Karton Udang PT Bahari Makmur Sejati Dimusnahkan Usai Terkontaminasi Cs-137
494 Karton Udang PT Bahari Makmur Sejati Dimusnahkan Usai Terkontaminasi Cs-137
Pemerintah
Pertamina Salurkan Bantuan untukUrban Farming dan Pengelolaan Sampah Senilai Rp 6,5 Miliar
Pertamina Salurkan Bantuan untukUrban Farming dan Pengelolaan Sampah Senilai Rp 6,5 Miliar
BUMN
Pengunjung Taman Mini Kini Bisa Tabung Kemasan Botol Sekali Pakai
Pengunjung Taman Mini Kini Bisa Tabung Kemasan Botol Sekali Pakai
Swasta
Studi Sebut Teknologi Digital Efektif Ajarkan Keberlanjutan Laut pada Generasi Muda
Studi Sebut Teknologi Digital Efektif Ajarkan Keberlanjutan Laut pada Generasi Muda
Pemerintah
Ancaman Baru, Perubahan Iklim Perluas Habitat Nyamuk Malaria
Ancaman Baru, Perubahan Iklim Perluas Habitat Nyamuk Malaria
Pemerintah
Ironis, Tembok Alami di Pesisir Selatan Jawa Kian Terkikis Tambang Pasir
Ironis, Tembok Alami di Pesisir Selatan Jawa Kian Terkikis Tambang Pasir
Pemerintah
Maybank Group Alokasikan Rp 322 Triliun untuk Pendanaan Berkelanjutan
Maybank Group Alokasikan Rp 322 Triliun untuk Pendanaan Berkelanjutan
Swasta
Sampah Campur dan Kondisi Geografis Bikin Biaya Daur Ulang di RI Membengkak
Sampah Campur dan Kondisi Geografis Bikin Biaya Daur Ulang di RI Membengkak
Swasta
Kemenperin Setop Insentif Impor EV CBU Demi Genjot Hilirisasi Nikel
Kemenperin Setop Insentif Impor EV CBU Demi Genjot Hilirisasi Nikel
Pemerintah
Tak Hanya EV, Sektor Metalurgi Hijau Bisa Dongkrak Hilirisasi Nikel
Tak Hanya EV, Sektor Metalurgi Hijau Bisa Dongkrak Hilirisasi Nikel
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau