KOMPAS.com -Sampah yang dihasilkan oleh aktivitas manusia kini telah mencapai titik terdalam di Laut Mediterania. Titik terdalam bernama Calypso Deep itu sedalam 5.112 meter.
Sebanyak 167 objek terutama plastik, kaca, logam dan kertas telah diidentifikasi di dasar laut tersebut. Hasil tersebut menunjukkan salah satu konsentrasi sampah laut tertinggi yang pernah terdeteksi di kedalaman yang sangat dalam.
Temuan ini kemudian dipublikasikan di Marine Pollution Bulletin.
Mengutip Phys, Rabu (12/3/2025) dalam penelitian itu, peneliti menggunakan kapal selam berawak berteknologi tinggi, Limiting Factor.
Gambar yang didapat dari Limiting Factor kemudian mengonfirmasi bahwa selain terakumulasi di pantai, permukaan perairan, dan dasar yang lebih dangkal, sampah laut juga mencapai titik terdalam dan paling terpencil di Mediterania.
Baca juga:
Calypso Deep adalah sebuah depresi (palung laut) yang terletak 60 kilometer di sebelah barat pantai Peloponnesos di Yunani.
Tetapi bagaimana sampah itu bisa berakhir di tempat yang sangat dalam?
Puing-puing di dasar Calypso Deep berasal dari berbagai sumber, baik daratan maupun laut.
"Puing-puing itu bisa saja sampai melalui berbagai rute, termasuk transportasi jarak jauh oleh arus laut dan pembuangan langsung," jelas Miquel Canals, profesor di Departemen Dinamika Bumi dan Laut serta direktur UB Chair on Sustainable Blue Economy.
Sebagian sampah ringan, seperti plastik berasal dari pantai lalu mengalir ke Calypso Deep. Plastik tersebut hanyut tepat di atas dasar laut hingga terkubur sebagian atau seluruhnya, bisa juga hancur menjadi pecahan-pecahan yang lebih kecil.
"Kami juga menemukan bukti pembuangan kantong-kantong sampah oleh kapal. Sejauh menyangkut Mediterania, tidak ada satu inci bagian laut ini yang bersih," kata Canals lagi.
Palung Calypso kemudian menjebak dan mengumpulkan material antropogenik yang mencapainya di dasar.
"Ini adalah depresi tertutup yang mendukung akumulasi puing-puing di dalamnya. Arus lemah di palung juga memfasilitasi pengendapan puing-puing ringan di dasar," terang peneliti.
Ketika pusaran laut memusatkan puing-puing berada di atas Palung Calypso, beberapa puing cenderung jatuh perlahan ke dasar, dibantu oleh mekanisme degradasi dan proses pemberat yang meningkatkan kepadatannya.
Mengakses cekungan laut terdalam merupakan tantangan besar yang memerlukan penggunaan teknologi mutakhir.
Dalam hal ini, peneliti memanfaatkan kapal selam Limiting Factor, yang dibuat oleh Triton Submarines.
Kendaraan itu mampu membawa dua penumpang ke palung laut terdalam.
Selama pemeriksaan dasar laut, kapal bergerak perlahan sekitar 1,8 kilometer per jam untuk memperoleh gambar berkualitas baik.
Limiting Factor mampu menempuh jarak yang setara dengan 650 meter dalam garis lurus, selama 43 menit berada di dekat dasar.
"Pada setiap penyelaman, biasanya lebih banyak waktu dihabiskan untuk turun dan naik kendaraan kembali ke permukaan daripada memeriksa dasar. Setiap penyelaman lengkap biasanya memakan waktu beberapa jam," catat Canals.
Baca juga:
Teknologi ini memungkinkan penghitungan kepadatan sampah laut di dasar palung, meskipun tidak terdeteksi dampak signifikan terhadap kehidupan laut.
Tidak seperti tempat-tempat populer lainnya, seperti pantai atau garis pantai, dasar laut --seperti Calypso, sebagian besar masih belum diketahui oleh masyarakat secara keseluruhan, yang membuatnya sulit untuk meningkatkan kesadaran sosial dan politik tentang konservasi wilayah tersebut
Sementara itu Laut Mediterania sendiri merupakan salah satu laut yang paling tercemar oleh sampah laut dan paling terdampak oleh masalah lingkungan.
Salah satu penyebabnya adalah Laut Mediterania merupakan laut tertutup, dikelilingi oleh manusia, dengan lalu lintas maritim yang padat dan aktivitas penangkapan ikan yang meluas.
Bukti yang diberikan oleh penelitian ini pun seharusnya dapat meningkatkan upaya global, dan khususnya di Mediterania, untuk mengurangi pembuangan limbah, terutama plastik di lingkungan alam dan akhirnya di laut.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya