Dia menilai, selama ini peran alat elektronik rumahan yang hemat energi masih sering dipandang sebelah mata dalam konteks transisi energi.
Padahal, alat elektronik hemat energi dapat membantu menurunkan emisi secara signifikan dengan cost effective alias pembiayaan yang efektif.
Menurut publikasi CLASP berjudul Net Zero Hero, peralatan elektronik bertanggung jawab atas 39,3 persen emisi karbon dioksida terkait energi di seluruh dunia.
Baca juga: IEA: Efisiensi Energi Perlu Dipercepat Hingga Tahun 2030
Emisi tersebut sama dengan kira-kira total emisi karbon dioksida dari China, Eropa, dan Brasil.
Di samping itu, penggunaan alat elektronik hemat energi akan berdampak langsung terhadap beban daya listrik yang digunakan sehari-hari.
Di sisi lain, meski ada 10 peralatan elektronik yang masuk kategori vampir listrik, baru ada enam alat elektronik rumah tangga yang diwajibkan mencantumkan SKEM dan LTHE.
Ketujuh peralatan tersebut yakni AC, penanak nasi, kipas angin, kulkas, lampu LED, dan televisi.
Setelah dispenser air, Nanik mendorong agar pemerintah memperluas peralatan elektronik yang diwajibkan untuk memiliki label hemat energi.
Baca juga: Demi Efisiensi Energi dan Tekan Emisi Karbon, Lippo Malls Indonesia Lakukan Audit Energi Berkala
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya