Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 26 Maret 2025, 07:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan penurunan emisi karbon di sektor energi sudah melebihi target yang ditetapkan secara tahunan guna mewujudkan visi karbon bersih atau net zero emission (NZE) pada 2060.

Hal tersebut disampaikan Direktur Aneka Energi Baru Terbarukan (EBT) Kementerian ESDM Andriah Feby Misna dalam acara Diseminasi dan Peluncuran Kajian Market Assessment of Indonesia's Renewable Energy Manufacturing Industry di Jakarta, Selasa (25/3/2025).

Dia mengatakan, pada 2024 misalnya, realisasi penurunan emisi karbon mencapai 147,61 juta ton karbon dioksida.

Baca juga: 30 Perusahaan Luncurkan Inisiatif untuk Tingkatkan Pasar Karbon

Di sisi lain, target penurunan emisi karbon sektor energi yakni 142 juta ton karbon dioksida. Sehingga penurunan emisi karbon 5,61 juta ton lebih tinggi daripada target.

"Kita mampu mencapai penurunan emisi sebesar 147,61 juta ton, melampaui target tahunan yang sudah ditetapkan. Harapan kita juga hingga tahun 2030 nanti kita bisa tetap konsisten capaiannya," ujar Feby, sebagaimana dilansir Antara.

Dia merinci, realisasi dekarbonisasi sektor energi pada 2024 berasal dari efisiensi energi sebesar 30,25 juta ton selain itu dari penggunaan bahan bakar rendah karbon yang menurunkan emisi 15,18 juta ton.

Faktor lainnya yakni pemanfaatan energi baru terbarukan menurunkan emisi karbon 74,73 juta ton serta penggunaan teknologi terbaru yang rendah emisi sebanyak 15,16 juta ton karbon.

Baca juga: Amazon Luncurkan Layanan Investasi Kredit Karbon, Apa Itu?

Untuk tahun 2030, Feby menyampaikan pemerintah menargetkan untuk melakukan dekarbonisasi sektor energi hingga 358 juta ton.

Lebih lanjut, guna mengoptimalkan terwujudnya visi karbon bersih yang sesuai dengan Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC), kementerian disebutnya menerapkan berbagai strategi.

Strategi tersebut antara lain yakni penguatan elektrifikasi di sektor transportasi, pertanian, serta kompor induksi. 

Baca juga: Penyerapan Karbon Alami Menurun, Perubahan Iklim Makin Cepat

Selanjutnya pengembangan energi baru terbarukan, penerapan moratorium pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dan pensiun dini PLTU, serta penerapan efisiensi energi.

Selain itu, dia juga telah menyusun Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN), dengan mengedepankan elektrifikasi dari sumber EBT yang dimiliki Indonesia, yang memiliki potensi lebih dari 3.600 gigawatt (GW).

Adapun ENDC merupakan target pengurangan emisi Indonesia secara total dari 29 persen atau 835 juta ton karbon dioksida menjadi 32 persen atau 912 juta ton karbon dioksida pada 2030.

Baca juga: PBB: Pengurangan Jejak Karbon Bangunan Perlu Segera Dilakukan

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Laut Kunci Atasi Krisis Pangan Dunia, tapi Indonesia Tak Serius Menjaga
Laut Kunci Atasi Krisis Pangan Dunia, tapi Indonesia Tak Serius Menjaga
LSM/Figur
Konsumen Gandrungi Kendaraan Listrik, Penjualan Baterai EV Naik 9 Kali Lipat
Konsumen Gandrungi Kendaraan Listrik, Penjualan Baterai EV Naik 9 Kali Lipat
LSM/Figur
Indef: Ambisi B50 Sejalan dengan Transisi Energi, tapi Butuh Stabilitas Pendanaan
Indef: Ambisi B50 Sejalan dengan Transisi Energi, tapi Butuh Stabilitas Pendanaan
LSM/Figur
Ethiopia Jadi Tuan Rumah COP32, COP31 Masih Jadi Rebutan Australia dan Turki
Ethiopia Jadi Tuan Rumah COP32, COP31 Masih Jadi Rebutan Australia dan Turki
Pemerintah
RI Jadikan Sektor FOLU Pilar Pasar Karbon Internasional Dalam COP30
RI Jadikan Sektor FOLU Pilar Pasar Karbon Internasional Dalam COP30
Pemerintah
Masalah Baru, Cara Usang: Resep Orde Baru Dinilai Tak Akan Atasi Krisis Pangan
Masalah Baru, Cara Usang: Resep Orde Baru Dinilai Tak Akan Atasi Krisis Pangan
LSM/Figur
Biasanya Jadi Gula, Kini Pertamina Pikirkan Ubah Aren Jadi Bioetanol
Biasanya Jadi Gula, Kini Pertamina Pikirkan Ubah Aren Jadi Bioetanol
BUMN
Perusahaan RI Paling Banyak Raih Penghargaan Asia ESG Positive Impact Awards
Perusahaan RI Paling Banyak Raih Penghargaan Asia ESG Positive Impact Awards
Swasta
Pastikan Kawanan Gajah Aman, BKSDA Riau Pasang GPS pada Betina Pemimpinnya
Pastikan Kawanan Gajah Aman, BKSDA Riau Pasang GPS pada Betina Pemimpinnya
Pemerintah
Bukan Cuma Beri Peringatan, Taiwan Tetapkan Panas Ekstrem sebagai Bencana Alam
Bukan Cuma Beri Peringatan, Taiwan Tetapkan Panas Ekstrem sebagai Bencana Alam
Pemerintah
Ilmuwan Desak Pemimpin Global Batasi Biofuel Berbasis Tanaman
Ilmuwan Desak Pemimpin Global Batasi Biofuel Berbasis Tanaman
LSM/Figur
Gates Foundation Gelontorkan 1,4 Miliar Dollar AS untuk Bantu Petani Adaptasi Iklim
Gates Foundation Gelontorkan 1,4 Miliar Dollar AS untuk Bantu Petani Adaptasi Iklim
Swasta
Krisis Iklim dan Penggunaan Pestisida di Pertanian Ancam Populasi Kupu-Kupu
Krisis Iklim dan Penggunaan Pestisida di Pertanian Ancam Populasi Kupu-Kupu
LSM/Figur
Asia ESG PIA Digelar, Pertemukan 39 Perusahaan yang Berkomitmen Jalankan ESG
Asia ESG PIA Digelar, Pertemukan 39 Perusahaan yang Berkomitmen Jalankan ESG
Swasta
Perkuat Ekosistem Kendaraan Listrik, PLN Resmikan SPKLU Center Pertama di Yogyakarta
Perkuat Ekosistem Kendaraan Listrik, PLN Resmikan SPKLU Center Pertama di Yogyakarta
BUMN
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau