KOMPAS.com - Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani mengatakan, New Development Bank (NDB) ingin berpartisipasi dalam pendanaan proyek energi terbarukan hingga infrastruktur di Indonesia.
Rosan menambahkan, NDB sebelumnya telah melakukan pembicaraan dengan Kementerian Keuangan.
Bank multilateral tersebut sebelumnya mengundang Indonesia untuk menjadi anggota, seperti beberapa negara lain yang telah bergabung.
Baca juga: Baru Gabung NDB, Indonesia Dipuji soal Implementasi B40
Keikutsertaan Indonesia dalam NDB diharapkan dapat memperkuat kerja sama dengan negara-negara BRICS, terutama dalam hal pendanaan.
"Karena dengan adanya NDB ini yang mempunyai rating sangat baik, itu apabila masuk ke Indonesia dan bersama-sama investasi di Indonesia juga, dari segi pendukungannya akan menekan cost of fund dari proyek-proyek kita yang ada," ucap Rosan, sebagaimana dilansir Antara, Selasa (25/3/2025).
Rosan menuturkan, belum ada proyek spesifik yang akan dikerjasamakan dengan NDB. Namun, salah satu yang menjadi pembahasan adalah konversi sampah menjadi energi.
Dia berujar, NDB telah memiliki pengalaman dalam membiayai proyek serupa, dan Indonesia diundang untuk melihat langsung implementasinya.
Baca juga: Prabowo Putuskan Indonesia Gabung dengan NDB BRICS, Apa Manfaatnya ?
"Kita juga diundang untuk melihat langsung dan melihat apa yang sudah mereka lakukan karena kebetulan ini juga sama dengan program dari kami, dari pemerintah juga, bagaimana kita bisa mengonversi sampah ini menjadi sebagai energi yang baik, yang bisa berdampak positif," ucap dia.
Selain energi terbarukan, kata Rosan, pembahasan juga mencakup sektor infrastruktur.
"Bagaimana pembangunan infrastruktur untuk mereka bisa menekan logistik, biaya logistik, tadi juga dibahas. Tapi tadi yang paling dibahas adalah bagaimana ini mengonversi sampah menjadi energi," ujarnya.
Baca juga: Prabowo Terima Kunjungan Presiden NDB Dilma Vana Rousseff di Istana Merdeka
Presiden RI Prabowo Subianto menyatakan, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk bergabung dengan NDS sebagai bank pembangunan multilateral yang didirikan oleh negara-negara BRICS.
Keputusan Pemerintah Indonesia untuk bergabung dalam bank multilateral tersbut dilakukan setelah Presiden NDB Dilma Vana Rousseff mengundang Indonesia untuk bergabung sebagai anggota.
Hal tersebut mengingat Indonesia juga telah resmi menjadi anggota penuh BRICS pada awal tahun 2025.
Baca juga: Menlu Sugiono Bertemu Presiden NDB di Rusia, Bahas Makan Siang Bergizi hingga Perumahan Rakyat
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya