Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keberlanjutan Jalan Terus, Sebagian Besar Perusahaan Pertahankan Target Iklim

Kompas.com, 26 Maret 2025, 16:00 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

Sumber ESG Today

KOMPAS.com - Laporan terbaru PwC mengungkapkan, sebagian besar perusahaan publik ingin mempertahankan atau meningkatkan komitmen iklim mereka.

Laporan juga mencatat bahwa praktik penetapan tujuan iklim berkembang di sepanjang rantai nilai karena perusahaan meningkatkan upaya keterlibatan dengan perusahaan yang lebih kecil.

Hasil laporan itu didapatkan setelah PwC menganalisis data dari 4.163 perusahaan publik yang menyerahkan kuesioner CDP (Carbon Disclosure Project) dalam siklus pengungkapan 2024.

Lebih dari 1 juta entri data itu kemudian dianalisis dengan menggunakan GenAI dan informasi dari S&P Capital IQ, inisiatif Science-Based Targets, dan berbagai sumber informasi publik.

Seperti diberitakan ESG Today, Selasa (25/3/2025), laporan kemudian menunjukkan meski ada perusahaan yang mengurangi upaya keberlanjutan mereka, sebanyak 47 persen perusahaan tetap mempertahankan target dekarbonisasi pada tahun 2024 dan 37 persen benar-benar meningkatkan ambisi mereka.

Hanya 16 persen perusahaan yang menarik kembali tujuan iklim mereka. Dari jumlah tersebut, PwC mengatakan banyak perusahaan menetapkan target yang terlalu tinggi tanpa perencanaan yang baik.

Baca juga: 30 Perusahaan Luncurkan Inisiatif untuk Tingkatkan Pasar Karbon

Ketika mereka mulai menyadari betapa sulitnya mencapai target tersebut, mereka menurunkan ekspektasi mereka ke tingkat yang lebih realistis.

Lebih lanjut, menurut laporan, jumlah perusahaan yang menetapkan target pengurangan emisi Cakupan 1 dan 2 telah meningkat selama tujuh tahun terakhir, termasuk tumbuh sebesar 14 persen pada tahun 2024 menjadi 1.293 perusahaan dari 1.132 pada tahun 2023.

Namun, yang perlu dicatat, total emisi yang dicakup oleh target baru tersebut menurun pada tahun 2024 menjadi sekitar 1,1 miliar metrik ton CO2e dari lebih dari 2 miliar ton pada tahun sebelumnya.

PwC mengaitkan perubahan tersebut dengan pergeseran dalam perusahaan-perusahaan kecil yang menetapkan tujuan iklim, dengan pendapatan rata-rata untuk perusahaan yang memperkenalkan tujuan baru pada tahun 2024 menurun menjadi 1,3 miliar dollar AS dari 3,8 miliar dollar AS pada tahun 2020.

Sementara itu, peningkatan partisipasi perusahaan-perusahaan kecil dalam menetapkan komitmen iklim terjadi karena perusahaan-perusahaan tampaknya meningkatkan keterlibatan untuk mengatasi emisi rantai nilai Cakupan 3 mereka, dengan 72 persen perusahaan melaporkan bahwa mereka sekarang terlibat dengan pemasok mereka, dan 67 persen terlibat dengan pelanggan dan klien.

Buktinya terlihat dalam data pengungkapan, dengan lebih dari 3.600 perusahaan melaporkan emisi Cakupan 3 pada tahun 2024, naik 80 persen dari sekitar 2.000 pada tahun sebelumnya.

Kendati ada peningkatan fokus pada keterlibatan dan pelaporan, laporan tersebut menemukan bahwa hanya 54 perusahaan yang berada di jalur yang tepat untuk memenuhi sasaran emisi Cakupan 3 mereka.

Laporan juga menemukan tingkat keberhasilan yang lebih baik pada emisi operasional dan energi, dengan 67 persen perusahaan berada di jalur yang tepat untuk memenuhi target Cakupan 1 dan 2 mereka.

Kemajuan tampaknya jauh lebih cepat pada Cakupan 2, dengan perusahaan yang berada di jalur yang tepat melaporkan pengurangan agregat sebesar 12 persen, dibandingkan dengan pengurangan 6 persen pada emisi Cakupan 1.

Baca juga: Greenpeace Dihukum Bayar Rp 11 Triliun, Perusahaan Migas Dikhawatirkan Lakukan Tindakan Serupa

Karena perusahaan semakin menetapkan komitmen dekarbonisasi, laporan menemukan pula bahwa perusahaan mengantisipasi pengeluaran lebih banyak untuk inisiatif iklim, dengan ekspektasi untuk proporsi belanja modal 18 persen lebih tinggi dan proporsi biaya operasional 21 persen lebih tinggi yang akan dialokasikan untuk mitigasi dan adaptasi iklim pada tahun 2030.

Ekspektasi pengeluaran yang lebih tinggi muncul karena perusahaan juga melihat peluang untuk menambah nilai melalui upaya iklim mereka.

Sebanyak 60 persen perusahaan telah memiliki produk rendah karbon dalam portofolio mereka, dan analisis PwC menemukan potensi peningkatan 6 persen hingga 25 persen dari produk yang menampilkan atribut keberlanjutan.

PwC juga menyoroti nilai potensial yang dapat diperoleh dari kemajuan emisi Cakupan 3, dengan lebih sedikit energi dan bahan yang dibutuhkan untuk memproduksi produk yang berarti biaya yang lebih rendah dan peningkatan margin.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
FAO: Perluasan Lahan Pertanian Tidak Lagi Memungkinkan
FAO: Perluasan Lahan Pertanian Tidak Lagi Memungkinkan
Pemerintah
Banjir Sumatera Disebabkan Kerusakan Hutan, Anggota DPR Ini Minta HGU Ditiadakan
Banjir Sumatera Disebabkan Kerusakan Hutan, Anggota DPR Ini Minta HGU Ditiadakan
Pemerintah
Pupuk Indonesia: Jangan Pertentangkan antara Pupuk Organik dan Kimia
Pupuk Indonesia: Jangan Pertentangkan antara Pupuk Organik dan Kimia
BUMN
PLN Kelebihan Pasokan, Proyek WtE Dikhawatirkan Hanya Bakar Uang
PLN Kelebihan Pasokan, Proyek WtE Dikhawatirkan Hanya Bakar Uang
LSM/Figur
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Pemerintah
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Pemerintah
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
LSM/Figur
Refleksi Filsafat Ekologis, Tempat Keramat dan Etika Lingkungan
Refleksi Filsafat Ekologis, Tempat Keramat dan Etika Lingkungan
Pemerintah
RI Sulit Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Jika Andalkan Sektor Pertanian
RI Sulit Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Jika Andalkan Sektor Pertanian
LSM/Figur
DAMRI Jalankan 286 Bus Listrik, Potensi Kurangi 72.000 Ton Emisi per Tahun
DAMRI Jalankan 286 Bus Listrik, Potensi Kurangi 72.000 Ton Emisi per Tahun
BUMN
Miangas hingga Wamena, FiberStar Genjot Akselerasi Digital di Wilayah 3T
Miangas hingga Wamena, FiberStar Genjot Akselerasi Digital di Wilayah 3T
Swasta
Pelaku Bisnis Luncurkan Program Sertifikasi Produksi Kaca Rendah Karbon
Pelaku Bisnis Luncurkan Program Sertifikasi Produksi Kaca Rendah Karbon
Pemerintah
Perubahan Iklim Diprediksi Tekan Pendapatan Dunia hingga 17 Persen
Perubahan Iklim Diprediksi Tekan Pendapatan Dunia hingga 17 Persen
LSM/Figur
ISSB Usulkan Pelaporan Emisi Metana Scope 1 untuk Perusahaan Energi
ISSB Usulkan Pelaporan Emisi Metana Scope 1 untuk Perusahaan Energi
LSM/Figur
Konflik Agraria di Balik Banjir Sumatera, Mayoritas Disebut Dipicu Perkebunan Sawit
Konflik Agraria di Balik Banjir Sumatera, Mayoritas Disebut Dipicu Perkebunan Sawit
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau