Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/03/2025, 11:26 WIB
Hotria Mariana,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

Edukasi yang dilakukan tidak hanya menyasar anak-anak dan dewasa, tetapi juga lansia. Pendekatan yang sabar dan konsisten diperlukan agar warga sepuh yang sudah terbiasa membuang sampah sembarangan mau beradaptasi dengan pola hidup baru yang lebih bersih dan sehat.

Baca juga: Cerita Petani Mengembalikan Harmoni antara Tanah, Air, dan Manusia

"Kami pelan-pelan memberikan pemahaman, terutama kepada warga yang sudah tua. Mereka butuh pendekatan yang lebih personal," tambah Nina.

Untuk memantik semangat warga, Bank Sampah Semutharjo menawarkan manfaat ekonomi melalui sistem "tabungan sampah". Jadi, setiap sampah yang dibawa warga akan ditimbang dan dicatat dalam buku tabungan. Di akhir periode tertentu, warga bisa mencairkan tabungannya dalam bentuk uang tunai.

"Biasanya, tabungan tersebut dicairkan warga menjelang hari raya, seperti Lebaran, untuk memenuhi kebutuhan," jelas Nina.

Berdaya berkat kolaborasi

Keberhasilan Bank Sampah Semutharjo tidak terlepas dari kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk AQUA.

Baca juga: Aqua Kenalkan Sistem Lelang Sampah, Apa Itu?

“Mereka tidak hanya memberi materi, tapi juga mendampingi kami dalam setiap langkahnya. Dari pembentukan bank sampah, edukasi warga, sampai pelatihan membuat produk dari sampah,” tutur Nina.

Stakeholder Relation Manager AQUA Klaten Rama Zakaria menuturkan, pihaknya telah membina berbagai bank sampah di Klaten, termasuk Bank Sampah Semutharjo.

Peran AQUA sendiri dalam pembinaan bank sampah terwujud lewat pendampingan, pelatihan, serta dukungan fasilitas pengelolaan sampah.

Dari upaya itu, ada bank sampah yang mampu mengolah limbah menjadi produk kreatif bernilai ekonomi hingga berhasil melakukan ekspor ke luar negeri.

"Kami ingin masyarakat tidak hanya melihat sampah sebagai masalah, tapi juga peluang. Dengan pendampingan yang tepat, sampah mampu memberikan peluang ekonomi," ucapnya.

Baca juga: AQUA Resmikan Fasilitas Daur Ulang Modern di Kalimantan

Ciptakan peluang ekonomi lain

Budi daya maggot di Bank Sampah Semutharjo menjadi contoh lain bagaimana sampah berdampak positif terhadap penciptaan ekonomi. Sebab, bank sampah ini juga menerima limbah organik sisa-sisa makanan dari tempat-tempat makan di sekitar.

Proses budi daya maggot dimulai dengan mengumpulkan limbah organik dari restoran dan tempat makan sekitar Polanharjo. Sisa makanan tersebut digunakan sebagai pakan bagi maggot, larva dari black soldier fly (BSF).

Telur-telur BSF sendiri ditempatkan di wadah khusus. Begitu menetas, baby maggot segera diberi pakan organik. Dalam waktu sekitar dua minggu, maggot tumbuh hingga mencapai ukuran siap panen.

Setelah dipanen, maggot dijual sebagai pakan ternak berkualitas tinggi kepada peternak lokal, khususnya untuk ikan lele dan unggas. Permintaan yang stabil membuat budi daya maggot menjadi peluang ekonomi baru yang menguntungkan, terutama bagi ibu rumah tangga yang terlibat dalam proses ini.

Baca juga: River Tubing Pusur, Indahnya Kolaborasi Menjaga Sungai

"Kami coba cari cara agar sampah organik ini tidak terbuang sia-sia. Ternyata, maggot ini punya nilai ekonomi tinggi. Pakan ternak dari maggot ini banyak dicari peternak," kata Nina.

Halaman:
Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Baca tentang


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jokowi Terabas Hujan Temui Warga, Budi Arie: Masih di Hati Rakyat
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau